Gambar 2.1. Anatomi Sinus Paranasal Patel, 2007
2.2. Bagian-bagian Sinus Paranasal
2.2.1. Sinus Maksila
Sinus maksila merupakan sinus pertama yang muncul 7-10 minggu masa janin. Sinus maksila adalah sinus paranasal yang terbesar dan bervolume 6-8 ml
saat lahir Soetjipto, 2010. Proses terbentuknya sinus maksila berasal dari ekspansi infundibulum etmoid ke dalam maksila hingga membuat suatu massa.
Proses ekspansi tersebut menghasilkan suatu rongga kecil pada saat lahir yang berukuran 7 x 4 x 4 mm. Pertumbuhan dan perkembangannya terus berlanjut pada
masa anak-anak kira-kira 2 mm secara vertikal dan 3 mm anteroposterior. Proses perkembangan tersebut mulai menurun pada usia 7 tahun, diikuti fase
pertumbuhan kedua berikutnya. Pada usia 12 tahun, pneumatisasi mencapai bagian lateral, yaitu di bawah bagian lateral dinding orbita pada sisipan prosesus
zigomatikus, secara inferior ke bagian dasar hidung dan setelah pertumbuhan gigi dentisi kedua di bawah dasar hidung. Setelah proses dentisi, sinus hanya akan
membesar secara perlahan-lahan dan mencapai ukuran maksimum pada usia 17 hingga 18 tahun. Ukuran standar volume sinus maksila pada orang dewasa adalah
Universitas Sumatera Utara
sekitar 15 cm
2
dan secara kasar bentuknya menyerupai piramid. Dasar piramid dibentuk oleh dinding medial sinus maksilaris dengan sisi apeks piramid ke arah
resesus zigomatikus Stammberger, 2008. Menurut Damayanti Soetjipto dan Endang Mangunkusumo 2010, yang
perlu diperhatikan dari segi anatomi sinus maksila berdasarkan segi klinis adalah bahwa dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu
premolar P1 dan P2, molar M1 dan M2, dan terkadang gigi taring C dan gigi moral M3. Selanjutnya sinusitis maksilaris juga dapat menimbulkan komplikasi
orbita. Selain itu, letak ostium sinus maksila yang lebih tinggi dari dasar sinus menyebabkan drenase hanya tergantung dari gerak silia. Drenase yang harus
melalui infundibulum yang sempit juga dapat menyebabkan sinusitis jika di daerah tersebut mengalami inflamasi.
2.2.2. Sinus Etmoid
Selama 9 dan 10 minggu masa gestasi, 6 hingga 7 lipatan muncul di bagian dinding lateral dari kapsul nasalis janin. Lipatan-lipatan ini dipisahkan dari
satu dengan yang lain sesuai alurnya. Lebih dari seminggu kemudian, lipatan- lipatan tersebut berfusi menjadi 3-4 puncak dengan sebuah bagian anterior
ascending dan sebuah bagian posterior descending ramus asendens dan ramus desendens. Semua struktur permanen etmoid berkembang dari puncak tersebut
Stammberger, 2008. Pada orang dewasa bentuk sinus etmoid seperti piramid dengan dasarnya
di bagian posterior. Ukurannya dari anterior ke posterior 4-5 cm, tinggi 2,4 cm dan lebarnya 0,5 cm di bagian anterior dan 1,5 cm di bagian posterior. Pada
bagian terdepan sinus etmoid anterior terdapat resesus frontal yang berhubungan dengan sinus frontal. Di daerah etmoid anterior terdapat suatu area penyempitan
disebut infundibulum yang merupakan tempat bermuaranya ostium sinus maksila. Peradangan di resesus frontal mengakibatkan sinusitis frontal. Sementara jika
peradangan terjadi di infundibulum mengakibatkan sinusitis maksila Soetjipto, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Sinus etmoid dipisahkan oleh rangkaian resesus yang dibatasi 5 sekat tulang atau lamela. Lamela ini diberi nama dari yang paling anterior ke posterior :
prosesus uncinatus, bula etmoidalis sel etmoid yang terbesar, dasar atau lamela basalis dan konka superior Walsh, 2008. Atap sinus etmoid yang disebut fovea
etmoidalis berbatasan dengan lamina kribosa. Dinding lateral sinus adalah lamina papirasea yang sangat tipis dan membatasi sinus etmoid dari rongga orbita. Di
bagian belakang sinus etmoid posterior berbatasan dengan sinus sfenoid Soetjipto, 2010.
2.2.3. Sinus Sfenoid