21
5.2 Hasil 5.2.1
Contractual Stage
Contractual stage atau penerimaan proposal proyek baik dari arsitek lanskap maupun klien merupakan tahap awal proses dalam desin Lampiran 1,
Surat Perintah Kerja SPK Pasal II. Pada pertemuan pertama antara kedua pihak, klien menyampaikan keinginan dan persyaratan generalumum terhadap
peranc angan L’Avenue dan arsitek lanskap menyampaikan proposal tertulis yang
lebih detail tentang servis, produk, dan biaya servis. Pada proyek L’Avenue, klien menyampaikan visi dan misi proyek serta
keinginan desain lanskap L’Avenue dengan mencakup lingkup pekerjaan: 1.
Desain geometri dan komposisi material lanskap area perencanaan. 2.
Desain dan penataan eksternal lighting, water feature, dan feature lainnya. 3.
Desain dan penataan eksternal pavement, planters, walls, dan feature perkerasan lainnya.
4. Desain dan komposisi elemen hardscape penunjang seperti timber deck,
pergola, shade, signage, seating, steps dan ramp, railing, dan elemen hardscape lainnya.
5. Pemilihan dan penataan jenis tanaman.
6. Desain sistem irigasi dan drainase lanskap kawasan.
Klien juga menyampaikan tahap pekerjaan dalam area perencanaan L’Avenue Lampiran 1, SPK Pasal I. Area tersebut meliputi:
1. Main Entrance dan Drop Lobby Area Courtyard
2. Office Tower dan Apartment Main Courtyard
3. Apartment’s Pool Courtyard
4. Apartment’s Play dan Games Court
5. Office dan Retail Garden
6. Roof Garden
7. Area Batas Kawasan Green
Tahap pekerjaan perencanaan lanskap meliputi kegiatan studio dan koordinasi dengan pihak yang bersangkutan.
22
5.2.2 Inventory and Data Collection
Tahap ini berkaitan dengan inventarisasi dan pengambilan data. Inventarisasi dilakukan Oemardi_zain melalui wawancara, studi pustaka dan
survei lapang. Pada proyek L’Avenue, data awal tentang tapak yang didapatkan
dari klien meliputi baseplan dan acuan desain. Gambar baseplan awal yang berasal dari klien berisi batas desain pada tapak lengkap dengan tata letak desain
bangunan yang akan dibangun melalui rancangan konsultan arsitek yaitu Urbane Architecture Consultant. Kemudian, gambar baseplan yang telah dirancang
arsitek diberikan kepada konsultan arsitek lanskap, Oemardi_zain. Gambar tersebut berguna bagi Oemardi_zain sebagai bahan pengamatan
kondisi tapak dan bahan pengecekan secara langsung dengan lokasi tapak sebenarnya. Pada tahap ini, juga dilakukan pengambilan foto kondisi lokasi pada
saat sebelum proyek Gambar 7.
Gambar 7 . Foto Lokasi Proyek L’Avenue
Diambil tanggal 30 November 2011 Lokasi proyek terletak di Jalan Raya Pasar, dimana jalan ini merupakan
salah satu akses utama menuju Kota Jakarta melalui Pancoran. Oleh sebab itu daerah ini dapat menimbulkan
ketidaknyamanan bagi pengguna L’Avenue karena kebisingan dan polusi yang tinggi. Untuk menciptakan kondisi yang nyaman,
maka desain taman didominasi oleh pepohonan yang disesuaikan dengan konsep. Penempatan tanaman untuk kenyamanan, tanaman untuk area terbuka hijau,
tanaman sebagai penghalang juga dipertimbangkan sesuai lokasi tapak. Lahan yang digunakan untuk kawasan
L’Avenue awalnya adalah area kosong dan area terbuka yang sebagian besar adalah lahan kosong.
23
5.2.3 Analysis, Synthesis, and Concept
Acuan desain yang diberikan oleh klien digunakan Oemardi_zain sebagai bahan analisis pembuatan konsep desain. Pembuatan konsep sebagai bentuk hasil
riset, analisis, dan sintesis L’Avenue dilakukan oleh konseptor sekaligus direktur
utama perusahaan. Perancangan L’Avenue ini secara keseluruhan mengusung satu
visi yakni “Sustainable Building Complex Comfortable Working Environment” yang mempunyai arti Komplek Bangunan Berkelanjutan yang Ramah Dalam
Lingkungan Kerja. Konsep ini dipilih dengan meneruskan keinginan klien yang ingin
menciptakan suasana yang dapat memfasilitasi keinginan pengguna dalam melakukan aktivitas dalam satu area
. Konsep umum perancangan L’Avenue yang sudah ditentukan kemudian diterjemahkan oleh direktur Oemardi_zain yang
bertindak sebagai konseptor utama dan dibantu oleh project manager beserta tim kerja.
A spek yang ditawarkan oleh L’Avenue bervariasi dengan adanya tema
mixed use didalam perancangan. Area tersebut dibagi menjadi beberapa bagian dengan bantuan zoning namun tetap memprioritaskan fungsi area tersebut. Bagian
pertama adalah sebagai area office yang diarahkan pada bagian depan tapak. Bagian kedua dalam proyek adalah area apartment yang diarahkan pada bagian
tengah tapak. Bagian terakhir adalah area retail yang mengelilingi seluruh tapak untuk mendukung aktivitas pengguna dalam tapak. Konsep ini kemudian
ditingkatkan dengan penambahan ruang terbuka hijau diharapkan dapat meminimalisir polusi yang diakibatkan oleh kendaraan dalam kota melalui
lanskap L’Avenue.
5.2.3.1 Konsep Ruang
Secara garis besar, pembagian ruang pada tapak ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruang kavling dan non kavling. Kavling merupakan ruang yang
dimanfaatkan untuk bangunan sedangkan non kavling dimanfaatkan untuk sarana penunjang bangunan seperti jalan, saluran, taman, pathway dan fasilitas lainnya.
Berdasarkan Surat Perintah Kerja SPK Pasal 1, perencanaan Lanskap L’Avenue dibagi menjadi tujuh area Lampiran 1. Mengacu pada SPK tersebut,
24
untuk mendukung konsep dasar proyek dihasilkan pembagian zona untuk desain lanskap L’Avenue Gambar 8. Tujuan dari pembagian zona ini adalah untuk
menentukan prioritas ruang dalam hal kebutuhan dan fungsional. Setiap zona mempunyai perlakuan yang berbeda. Hal tersebut dimaksudkan agar tercipta ritme
di setiap zona ruang yang ditentukan. Zona ruang tersebut terbagi menjadi 4 bagian dengan penjabaran sebagai berikut,
1. Drop off merupakan area masuk dan terdapat di tiga titik office,
apartment, retail. Zona ini berfungsi sebagai tempat penurunan penumpang atau barang sesuai dengan tujuannya. Pada ruang ini aktivitas
utamanya adalah kendaraan. 2.
Green amenities merupakan area di tengah tapak dan menjadi area aktivitas perkantoran dan apartemen ditunjang dengan retail. Area ini
mengikuti konsep awal yang menerapkan Ruang Terbuka Hijau RTH untuk penggunaan pleasure kesenangan khususnya bagi pengguna. Oleh
karena itu, area ini memungkinkan pengguna untuk beraktivitas, berkreasi dan menikmati keindahan taman.
Zona ini mempunyai karakter dominan outdoor organik dengan sentuhan nuansa kayu timber deck di area retail juga penambahan fasilitas
penunjang untuk aktivitas dalam tapak seperti water feature dan tempat duduk.
3. Green perimeter merupakan area yang terdapat di sepanjang utara, barat
dan selatan tapak. Area ini mengelilingi tapak, berfungsi sebagai pembatas area dan penutup tapak sebagai perbatasan antara tapak dan luar tapak.
Area ini juga berfungsi sebagai blocking badview di beberapa titik. Area ini didominasi dengan penanaman beberapa jenis pohon untuk
memperkuat karakter desain lanskap L’Avenue. 4.
Amenities merupakan area penunjang apartemen untuk mendukung aktivitas tapak. Area ini bersifat privat yang hanya dapat dinikmati oleh
pengguna apartemen saja. Pada area ini membentuk suatu kegiatan tertentu, seperti dalam tapak, antara lain adanya kolam renang, dan tenis.
Area ini dihiasi dengan kolam resapan, leveling lanskap dan dipadu dengan pathway yang mengikuti alur desain.
25
5.2.3.2 Konsep Sirkulasi
P royek L’Avenue terbagi menjadi tiga kelas dalam pengklarifikasian
sirkulasi. Kelas ini dibagi berdasarkan lokasi, fungsi, dan tingkat keramaian. Hal ini bertujuan untuk membedakan secara jelas tiap sirkulasi berdasarkan kegunaan
dan kegiatannya. Sirkulasi pertama adalah sirkulasi primer terletak di area depan tapak. Sirkulasi ini berupa jalan raya dan berbentuk aspal. Sirkulasi ini cukup
besar, satu jalur memiliki lebar tujuh meter dan merupakan jalur penghubung antara Jakarta
– Depok, jadi banyak dilalui oleh kendaran roda dua maupun empat atau lebih. Sirkulasi ini juga merupakan sirkulasi utama untuk masuk kedalam
tapak L’Avenue. Sirkulasi kedua adalah sirkulasi sekunder yaitu sirkulasi yang terletak di
dalam tapak dan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Sirkulasi ini juga berupa aspal dan memiliki dua pintu utama, satu pintu menjadi pintu masuk ke
dalam tapak dan pintu lainnya menjadi pintu keluar bagi pengguna tapak. Sirkulasi ini diakses oleh kendaraan bermotor dan pejalan serta mempunyai fungsi
sebagai jalur kendaraan untuk area lobby office, lobby apartment, lobby retail dan parking lot.
Sirkulasi terakhir adalah sirkulasi tersier berupa jalur pedestrian yang terletak di bagian belakang tapak dan memiliki lebar yang tidak beraturan tetapi
kecil sehingga hanya dapat dilewati oleh pejalan kaki. Sirkulasi ini mengelilingi apartemen selatan dan berfungsi sebagai jogging track dan maintenance service.
Sirkulasi ini bersifat privat dengan arti lain hanya user tapak yang dapat menggunakannya. Sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, sirkulasi ini didesain
dengan tema organik sehingga tidak terkesan kaku. Konsep sirkulasi pada proyek L’Avenue ini dapat dilihat pada Gambar 9.
5.2.3.3 Konsep Vegetasi
Konsep tata hijau yang direncanakan adalah penataan vegetasi sebagai sumberdaya lanskap yang disesuaikan dengan fungsi ruang pada tapak. Proyek
L’Avenue mempunyai area lahan hijau yang mengelilingi tapak. Area ini terbagi dalam beberapa bagian, salah satunya adalah area hijau dan vegetasi. Pada konsep
vegetasi ini terbagi dalam empat kelas dalam pengklarifikasian jenis tanaman
26
berdasarkan fungsi, yaitu: tanaman peneduh utama, tanaman peneduh, aksen arsitektural, aksen berbunga Gambar 10.
Tanaman peneduh utama merupakan tanaman yang difungsikan sebagai penyeimbang bangunan terhadap lahan. Bangunan yang tinggi membutuhkan
pohon yang dapat menghasilkan oksigen dan menyerap karbondiosida. Oleh dasar itu, dibutuhkan tanaman besar dan berfungsi sebagai peneduh dalam proyek
perancangan L’Avenue. Selain itu, tanaman ini juga difungsikan untuk menutup lahan, penetralisir panas matahari dan suhu daerah tapak. Tanaman ini terletak di
area terbuka lahan, dan ditanam secara mengacak pada sudut-sudut tapak. Hanya terdapat dua pohon peneduh utama yang diterapkan pada L’Avenue ini, yaitu
Ficus religiosa pohon bodhi, Delonix regia flamboyan, dan Samanea saman trembesi.
Tanaman peneduh merupakan tanaman yang difungsikan sebagai penunjang aktivitas pengguna tapak ketika siang atau saat adanya cahaya matahari
langsung. Tanaman ini tersebar merata di seluruh tapak dengan diterapkan dalam berbagai jenis tanaman. Pada wilayah utara tapak, tanaman peneduh ini
didominasi oleh Manilkara kauki sawo kecik, wilayah timur oleh Elaeocarpus angustifolius anyang-anyang, dan wilayah selatan oleh Canarium commune
kenari. Aksen arsitektural merupakan tanaman dalam golongan unik dan indah
yang difungsikan untuk menambah estetika area tapak melalui warna, pola pohon, bentuknya. Tanaman ini akan di padukan di beberapa area tertentu sesuai dengan
kebutuhan tapak. Pada kelas ini, tanaman didominasi oleh Pinus merkusii pinus. Aksen berbunga adalah tanaman pendukung dan tanaman pelengkap untuk tapak,
tanaman ini disebar di beberapa titik utama tapak sebagai variasi dari bagian desain lanskap tapak tersebut. Tanaman ini dapat dinikmati melalui keindahan
bunga yang diproduksi oleh pohon tersebut. Pada kelas ini, tanaman didominasi oleh Tabebuia chrysantha tabebuia bunga kuning. Adapun data mengenai
kriteria pohon berdasarkan fungsi dapat dilihat pada Tabel 4.
27
Gambar 8. Konsep Ruang Digambar oleh: Situmorang
28
Gambar 9. Konsep Sirkulasi Digambar oleh: Situmorang
29
Tabel 4. Kriteria Pohon Berdasarkan Fungsi No
Kode Peneduh
Peneduh Aksen
Aksen Nama Latin
Nama Lokal Utama
Arsitektural Berbunga
1 Acacia mangium
Akasia √
2 Alstonia scholaris
Pulai √
3 Bouhinia blakeana
Bunga Kupu-kupu √
4 Bucida molinetii
Ketapang Mini √
√ 5
Canarium commune Kenari
√ 6
Cinnamomum iners Kayu Manis
√ 7
Delonix regia Flamboyan
√ √
8 Elaeocarpus angustifolius
Anyang-anyang √
9 Erythrina crista-galli
Dadap Merah √
√ 10
Ficus religiosa Pohon Bodhi
√ 11
Lagerstromia floribunda Bungur
√ 12
Livistonia rotundifolia Palem Sadeng
√ 13
Manilkara kauki Sawo Kecik
√ 14
Plumeria rubra Kamboja Putih Kuning
√ √
15 Pinus merkusii
Pinus √
16 Schizolobium parahybum
Tower Tree √
17 Samanea saman
Trembesi √
18 Tabebuia chrysantha
Tabebuia Bunga Kuning √
19 Terminalia cattapa
Ketapang √
√ 20
Washingtonia robusta Palem Washington
√ Sumber: Oemardi_zain, 2012
29
30
Gambar 10. Konsep Vegetasi Digambar oleh: Situmorang
31
5.2.4 Preliminary Concept
Oemardi_zain mempunyai tipe mendesain suatu proyek dengan cara penggunaan image reference dan akan dikembangkan dengan mengikuti
bentukan, desain, pola, dan material yang terdapat dalam gambar. Image reference ini juga diambil dari library perusahaan Oemardi_zain ini sendiri. Tahap ini yang
dinamakan tahap preliminary konsep. Preliminary konsep adalah tahap penjelasan konsep yang akan dikembangkan dalam perancangan sebuah proyek, termasuk
L’Avenue. Pada tahap ini konsultan memberikan ide dan gambaran sebuah desain dengan mencantumkan image reference pada area yang akan dikembangkan
Lampiran 2.
5.2.4.1 Drop off
Proyek ini memiliki tiga area drop off, yaitu public retail, public office, dan apartemen. Public retail terletak di depan tapak dan diarahkan langsung ke
area retail melalui jalur selatan sehingga ketika user ingin ke retail tidak perlu melalui office atau apartemen Public office terletak di depan pintu utama office.
Area ini terletak di bagian utara tapak dan berbentuk melingkar untuk memudahkan masuk atau keluarnya penumpang dari dalam kendaraan menuju
lobby office. Drop off apartemen terletak di area belakang tapak. Lokasi tersebut terletak di bagian belakang tapak karena merupakan area pribadi private area
sehingga tidak memungkinkan user office atau user retail untuk melewati area apartemen. Area drop off dapat dilihat pada Gambar 11.
5.2.4.2 Garden Strip
Garden Strip adalah sebuah elemen estetika dalam suatu lanskap. Didesain dengan bentuk dan keinginan yang disesuaikan dengan konsep dan kebutuhan
tapak suatu proyek. Desain garden strip juga dapat memperkaya kebutuhan area terbuka sebagai penambahan keindahan suatu area tertentu sehingga area tersebut
dapat dinikmati ketika sedang dilewati user. Dengan garden strip ini, permainan pola dan material yang dipakai dalam penerapan desainnya sangat mempengaruhi
keefektifan dan nilai estetika dalam area tersebut.
32
Pada proyek ini diketahui bahwa garis-garis yang membuat pola dalam garden strip adalah sebagai aksen estetik untuk area tersebut. Dengan adanya
penambahan pohon palem dalam rangkaian desain garden strip tersebut menjadikan area ini sebagai grand view atau terkesan mewah karena ciri-ciri
pohon palem yang mempunyai fisik tinggi, dengan batang yang rapi, bersih dan tertata dengan baik. Peletakan titik garden strip dapat dilihat pada Gambar 11.
5.2.4.3 Paving Pattern
Paving Pattern dalam proyek ini mengikuti konsep awal yang berkecenderungan bersih, rapi, bertata dan modern. Dengan pemahaman tersebut
muncul ide pola striping sebagai desain paving pattern pada green amenities area. Adapun material yang dipakai dalam proyek di area ini adalah batu alam. Batu
alam dipakai karena selain bentuknya yang minimalis, bersih, pemeliharaannya mudah dan mempunyai kesan mewah. Batu alam juga mempunyai warna yang
tidak beragam dan tidak banyak bentukan sehingga terlihat simpel namun tetap modern. Konsep area drop off, garden strip, dan paving pattern disajikan pada
Gambar 11.
5.2.4.4 Water Feature
Water Feature dalam proyek ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama terletak di area drop off office dan menjadi main decoration area office, bagian
kedua terletak di area green amenities sebagai aksen penyelarasan tempat dengan adanya aksen air. Dengan desain lanskap yang telah dibuat, didapatkan gagasan
bahwa agar dapat menyejukkan area dari bagian satu ke bagian lainnya, dibuatlah konsep water feature yang mengindikasikan bahwa seakan-akan mengalir dari
satu tempat ke tempat lainnya. Konsep ini dimulai dari water feature office kemudian mengalir ke area green amenities dan berakhir pada kolam resapan
yang terletak di belakang tapak. Konsep Water Feature dalam proyek ini dibuat dengan model dan pola
bentuk seperti pada image reference yang telah ditentukan. Desainnya dengan permainan air mancur dan mengalir melalui badan water feature. Konsep water
feature yang dirancang dengan pemahaman desain dituangkan pada Gambar 12.
33
Gambar 11. Drop Off, Garden Strip, dan Paving Area Digambar oleh: Situmorang
34
Gambar 12. Konsep Water Feature L’Avenue
Digambar oleh: Situmorang
35
5.2.4.5 Planter
Planter dalam proyek ini dibangun dibeberapa titik, tergantung keinginan dan kebutuhan area tapak tersebut. Planter mempunyai fungsi utama sebagai
tempat untuk media tanam. Selain itu, planter juga mempunyai fungsi sebagai aksen area dan tempat duduk. Planter banyak ditemukan pada level podium,
karena di level ini terdapat slept beton untuk kebutuhan area basement. Artinya level ini tidak mempunyai media tanam yang cukup untuk menanam tanaman
sehingga dibuat planter dibeberapa titik untuk kebutuhan penghijauan area. Planter pada proyek ini mempunyai beberapa desain. Planter yang
didesain hanya sebagai tempat media tanam dan planter yang didesain untuk media tanam beserta tempat duduk. Desain planter sebagai media tanam dan
tempat duduk ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Begitu pula dengan besar dan ukurannya berbeda-beda. Contohnya
pada zona green amenities terdapat tiga planter yang difungsikan untuk tempat media tanam juga sebagai tempat duduk dengan desain yang berbeda-beda. Titik
peletakan planter ini dapat dilihat pada Gambar 13.
5.2.4.6 Mounding
Mounding mempunyai fungsi yang hampir sama dengan planter, yaitu untuk menaikkan tanah sebagai media tanam, tetapi strategi ini lebih terkesan
alami dibandingkan dengan planter. Mounding juga berfungsi sebagai suatu variasi dalam kontur, menciptakan aksen, dan sebagai alat untuk menciptakan
ruang enclosement sehingga area yang ditimbulkan menjadi dinamis menambahkan estetika.
Desain mounding ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Mengikuti pola desain tersebut, proyek ini memaksimalkan
fungsi mounding untuk penambahan variasi kontur, estetika ruangan dan menutup area-area tertentu dalam sebuah aktivitas agar area tersebut menjadi lebih privat.
Contohnya pada zona green amenities, mounding difungsikan sebagai enclosement area retail sehingga aktivitas retail tidak terganggu oleh kegiatan
lainnya. Area mounding ini dapat dilihat pada Gambar 13.
36
5.2.4.7 Swimming Pool
Swimming pool dalam proyek ini terbagi dalam tiga area. Dua swimming pool terletak di dua tower apartemen yang berbeda, tower utara difungsikan untuk
condotel dan disewakan, lebih bersifat publik. Dan di tower selatan difungsikan hanya untuk residential, bersifat privat sehingga hanya penghuni apartemen yang
dapat memakai kolam renang tersebut. Area terakhir terletak di level ground, swimming pool ini difungsikan untuk umum dan dapat digunakan dengan
memakai sistem member. Swimming pool ini mempunyai desain yang organik, tidak kaku karena
terletak di bawah bangunan dan sebagai penyeimbang desain bangunan di area ini. Desain ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2.
Mengikuti pola tersebut, swimming pool ini juga didesain dengan adanya penambahan area tanam untuk penanaman pohon Plumeria rubra
– kamboja putih kuning di tengah kolam untuk menambah aksen estetik pada area tersebut.
Swimming pool di level ground ini dapat dilihat pada Gambar 13.
5.2.4.8 Alfresco
Alfresco adalah area outdoor yang dimanfaatkan untuk aktivitas santai. Area ini biasanya terletak di teras sebuah bangunan dan dibuat untuk bersantai
atau sekedar duduk-duduk untuk pengguna. Pada proyek L’Avenue, alfresco
didesain untuk penunjang aktivitas retail. Desain alfresco pada proyek ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Desain
peletakan alfresco dapat dilihat pada Gambar 13.
5.2.4.9 Pedestrian Path
Pedestrian path pada proyek ini terletak di belakang tapak, dan berfungsi sebagai sarana penghubung antara satu fasilitas ke fasilitas lainnya dalam tapak.
Pedestrian path ini berfungsi sebagai jogging track bagi pengguna dan akses maintenance pekerja untuk p
emeliharaan tapak L’Avenue. Desain ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Mengikuti pola
tersebut, desain bersifat organik sehingga terkesan alami ketika melewati jalur ini. Area pedestrian path disajikan pada Gambar 13.
37
Gambar 13. Mounding, Pedestrian Path, Swimming Pool, Planter, dan Alfresco Area Digambar oleh: Situmorang
38
5.2.5 Design Development
Tahap design development DD atau pengembangan desain dilakukan setelah adanya konfirmasi bahwa proposal dalam tahap konsep desain disetujui,
dan sudah diterima oleh pihak klien. Tahapan ini dapat ditambahkan dengan masukan-masukan dari klien yang bersangkutan untuk memperkuat desain, dan
akan menjadi pertimbangan desain untuk direvisi. Produk gambar dalam tahapan ini sudah menggunakan format gambar secara resmi, dengan menggunakan syarat
dan ketentuan yang berlaku dalam perusahaan. Format kertas gambar yang digunakan A3 dengan nomor judul gambar yang berbeda di masing-masing
gambar, sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan proyek. Masterplan konsep yang telah dibuat dalam tahap sebelumnya mulai
diperbaiki dengan ukuran yang lebih detail dan diperinci. Dengan proses revisi yang dilakukan beberapa kali, dihasilkan penyesuaian terhadap material softscape
maupun hardscape yang digunakan. Adapun material softscape berupa jenis-jenis vegetasi yang digunakan, ukuran, dan jumlah. Sedangkan material hardscape
yang disajikan seperti jenis dan ukuran material, bentuk, dan letak fasilitas. Proses penggambaran pada tahap ini adalah tahap yang selalu berkomunikasi dengan
pihak klien, maupun dengan konsultan lain mengenai grading, lighting, drainase, dan sebagainya. Melalui proses perbaikan dan adanya revisi serta masukan dari
klien dapat menciptakan final product sesuai dengan keinginan. Berikut ini adalah bagan tahap design development sampai pada site plan.
Gambar 14. Tahap Design Development Sumber: Oemardi_zain, 2012
Konsep
DD SP
Material Disetujui klien
Gambar kerja adalah hasil dari AutoCAD dengan format A3
Bentuk Spesifikasi
Grid Level
Penomoran untuk potongan
39
Tahapan ini sudah merupakan tahap teknis dalam proses desain. Sebagian besar hasilnya merupakan gambar CAD. Gambar yang dihasilkan pada proyek
L’Avenue ini terdiri dari gambar secara keseluruhan dan beberapa gambar parsial yang telah di perbesar. Gambar yang disajikan secara parsial terdiri dari area-area
yang telah dibagi berdasarkan level.
5.2.5.1 Site Plan
Tahap site plan SP adalah tahap rencana penggambaran denah seluruh area lanskap dalam perancangan yang akan dikerjakan. Sebuah dokumen yang
menjelaskan bagaimana sebidang tanah yang akan diperbaiki. Ini mencakup dengan penguraian semua struktur dan perbaikan situs, seperti jalan masuk,
tempat parkir, elemen taman, lanskap dan utilitas koneksi. Denah lanskap menggunakan format CAD yang berisi gambar tapak
dengan desain keseluruhan area dan di perjelas dengan grid, leveling, serta penomoran angka untuk bagian yang sudah ditetapkan sehingga dapat
memperjelas gambar kerja yang akan dikerjakan di tahap selanjutnya seperti potongan dan detail. Setelah format CAD dikerjakan, jika diperlukan untuk
kebutuhan presentasi dengan klien, dapat diperhalus dan dipertajam dengan penggunaan software Adobe Photoshop untuk menghasilkan gambar yang lebih
baik. Gambar yang dihasilkan oleh software tersebut adalah gambar yang akan dipresentasikan untuk klien agar klien dapat memahami baik maksud dan tujuan
desain. Dalam per
ancangan lanskap L’Avenue, setelah konsep site plan awal di presentasikan, terjadi perubahan desain dengan adanya keinginan dan masukan
dari klien. Beberapa perubahan tersebut direvisi dan dilakukan desain ulang terhadap area yang ditujukan. Dalam proyek ini terjadi dua kali revisi terhadap
site plan. Revisi pertama terletak pada perubahan hardscape, dan revisi kedua terletak pada perubahan softscape.
Revisi pertama adalah perubahan hardscape dan softscape dengan beberapa perubahan titik pohon. Pada area green amenities, ada penambahan
unsur water feature, perubahan pola desain paving, dan penambahan lebih banyak area paving. Pada area ini juga terdapat penambahan alfresco untuk melengkapi
40
kebutuhan retail yang berada di sekitar office dan apartment. Perubahan juga terdapat pada desain mounding dengan penambahan di beberapa titik tapak.
Perubahan juga terjadi dengan adanya pengurangan beberapa titik penanaman pohon. Pada area amenities, perubahan desain terjadi pada swimming pool yang
letak dan desainnya berubah. Penambahan ruang aktivitas dengan adanya lapangan tenis dan pengurangan titik penanaman pohon di area swimming pool.
Kolam resapan yang terletak di belakang tapak juga mengalami pembesaran desain. Penambahan desain alfresco juga terdapat di belakang apartemen.
Perubahan desain dapat dilihat pada Gambar 15. Pelaksanaan revisi satu terhadap desain hardscape selesai, setelah itu
dipresentasikan kepada klien. Klien menyetujui desain tersebut dan kemudian merevisi dengan memberikan beberapa masukan pada titik penanaman pohon.
Adanya perubahan mengenai softscape dan kemudian masuk ke dalam revisi dua. Revisi ini berubah dengan adanya penambahan pohon peneduh utama di depan
tapak dan beberapa perubahan titik tanam pada pohon peneduh yang mengelilingi tapak. Perubahan desain dapat dilihat pada Gambar 16.
Pelaksanaan revisi dua terhadap softscape site plan selesai, kemudian dipresentasikan kepada klien. Klien menyetujui dan menerima site plan sehingga
menghasilkan final site plan. Adapun final site plan disajikan pada Gambar 17. Setelah menghasilkan produk final site plan, diketahui bahwa dalam proses desain
mencakup penetapan site plan dapat terjadi beberapa kali revisi. Hal ini disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda antara klien dengan konsultan.
Sudut pandang tersebut dapat berupa perbedaan keinginan klien dengan desain yang diajukan oleh konsultan terkait, dalam hal ini adalah Oemardi_zain.
Untuk menghasilkan data yang lebih baik, produk gambar site plan disajikan dengan penambahan potongan gambar di beberapa titik. Potongan
gambar tersebut dapat dilihat pada Gambar 18 - 21. Potongan pada site plan terdapat 4 gambar. Potongan A dan B memotong area drop off office, untuk
potongan gambar C memotong retail pada area green amenities, dan potongan gambar D memotong area drop off apartemen. Keseluruhan gambar potongan
memberikan informasi mengenai elevasi dan level tapak yang diperlukan sebagai referensi untuk konstruksi.
41
Gambar 15. Site Plan Revisi 1 L’Avenue
Sumber: Oemardi_zain, 2012
42
Gambar 16. Site Plan Revisi 2 L’Avenue
Sumber: Oemardi_zain, 2012
43
Gambar 17. Final Site Plan L’Avenue
Sumber: Oemardi_zain, 2012
44
Gambar 18. Potongan A – A’
Digambar oleh: Situmorang
45
Gambar 19. Potongan B – B’
Digambar oleh: Situmorang
46
Gambar 20. Potongan C – C’
Digambar oleh: Situmorang
47
Gambar 21. Potongan D – D’
Digambar oleh: Situmorang
48
5.2.6 Working Drawing
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proses desain proyek L’Avenue. Tahap ini menghasilkan gambar konstruksi Construction Drawing
dan Dokumen Tender. Adapun hasil yang didapat dalam tahap ini adalah berupa gambar kerja yang detil dan data lengkap dalam bagian penunjang lainnya pada
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, baik yang berhubungan dengan softscape maupun hardscape yang telah disetujui dan siap untuk dilaksanakan. Produk
dalam tahap ini adalah gambar teknis yang akan ditenderkan untuk kontraktor. Tahap ini memperkenalkan produk yang dihasilkan lebih rinci dan lebih
detil untuk aspek yang akan diperlukan dalam detail konstruksi seperti spesifikasi detail, ukuran detail, dan potongan detail. Format gambar yang digunakan dalam
tahap ini adalah sama dengan yang digunakan pada tahap pengembangan desain. Dalam proyek L’Avenue ini gambar yang dihasilkan berupa gambar detail
konstruksi yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan desain per level. Daftar gambar yang terdapat dalam tahap pengembangan desain dan gambar kerja dapat
dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Daftar Gambar Tahap Pengembangan Desain dan Gambar Kerja
NO NO GAMBAR
JUDUL GAMBAR SKALA
UMUM
1. LA-000
DAFTAR GAMBAR NTS
GROUND FLOOR DENAH
2. LA-GF-100
DENAH REFERENSI 1: 600
3. LA-GF-101
DENAH LANSKAP 1: 200
4. LA-GF-102
DENAH LEVEL, DIMENSI MATERIAL 1; 200NTS
5. LA-GF-103
DENAH DRAINASE IRIGASI 1: 200
6. LA-GF-104
DENAH PENANAMAN 1: 200NTS
POTONGAN 7
LA-GF-201 POTONGAN
1: 100 DETAIL
8 LA-GF-301
ROUNDABOUT 1: 2050100
9 LA-GF-302
FEATURE WALL 1: 254050
10 LA-GF-303
LAPANGAN TENIS 1: 2050125
11 LA-GF-304
KOLAM RENANG 1: 10205075100
49
NO NO GAMBAR
JUDUL GAMBAR SKALA
12 LA-GF-305
PERGOLA 1: 102030
13 LA-GF-306
POLA LANTAI POOL DECK TANGGA 1: 200
14 LA-GF-307
POLA JALAN DROP OFF 1: 3050250300
15 LA-GF-308
TIPIKAL PLANTER 1: 102060100120
16 LA-GF-309
CURB 1: 1020
17 LA-GF-310
RAMP 1: 4050
18 LA-GF-311
RAILING KACA 1: 2050
19 LA-GF-312
TIPIKAL PATHWAY 1: 2040125200
20 LA-GF-313
DINDING POOL DECK 1: 15
21 LA-GF-314
BANGKU TAMAN 1: 10100
22 LA-GF-315
SHOWER AREA 1: 10100
23 LA-GF-316
PLAZA 1: 20100
24 LA-GF-317
REFLECTING POOL STAGE 1: 20150
PODIUM FLOOR DENAH
25 LA-PF-100
DENAH REFERENSI 1: 600
26 LA-PF-101
DENAH LANSKAP 1: 200
27 LA-PF-102
DENAH LEVEL, DIMENSI MATERIAL 1: 200
28 LA-PF-103
DENAH DRAINASE IRIGASI 1: 200
29 LA-PF-104
DENAH PENANAMAN 1: 200NTS
POTONGAN 30
LA-PF-201 POTONGAN
1: 5075 DETAIL
31 LA-PF-301
WATER FEATURE OFFICE 1: 2050
32 LA-PF-302
PLANTER TIPE 1 1: 20100
33 LA-PF-303
PLANTER TIPE 2 3 1: 10100
34 LA-PF-304
PLANTER TIPE 4 1: 20
35 LA-PF-305
PLANTER TIPE 5 1: 2040100
36 LA-PF-306
FEATURE WALL 1: 40150
37 LA-PF-307
WATER FEATURE PLAZA 1: 20100
38 LA-PF-308
SHELTER 1: 1040
39 LA-PF-309
LOW WALL STRIPE BANDING 1: 3040100
40 LA-PF-310
MOUNDING 1: 204060
41 LA-PF-311
PATHWAY 1: 20
42 LA-PF-312
JEMBATAN 1: 153040
43 LA-PF-313
TIMBER DECK 1: 3060300
44 LA-PF-314
PLANTER TIPE 6 1: 20100
45 LA-PF-315
PLANTER TIPE 7 1: 30
46 LA-PF-316
PLANTER TIPE 8 1: 2050
47 LA-PF-317
POLA DROP OFF 1: 2050200
Tabel 5. Lanjutan
50
NO NO GAMBAR
JUDUL GAMBAR SKALA
48 LA-PF-318
PEDESTRIAN 1: 20100
49 LA-PF-319
OUTDOOR TERRACE-PLANTER TIPE 1 1: 2580
50 LA-PF-320
OUTDOOR TERRACE-PLANTER TIPE 2 1: 2580
51 LA-PF-321
OUTDOOR TERRACE-TIMBER DECK 1: 25100
52 LA-PF-322
OUTDOOR TERRACE-DINDING PAGAR 1: 253080
53 LA-PF-323
DINDING PERIMETER PODIUM 1: 2040100
54 LA-PF-324
TURF PAVE BETON JEPIT 1: 10
55 LA-PF-325
RAMP 1: 2050
56 LA-PF-326
POLA LANTAI 1, 2 3 1: 204050100
LANTAI 7 DENAH
57 LA-L7-101
DENAH LANSKAP 1: 100
58 LA-L7-102
DENAH LEVEL, DIMENSI, MATERIAL 1: 100
59 LA-L7-103
DENAH DRAINASE IRIGASI 1: 100
60 LA-L7-104
DENAH PENANAMAN 1: 100NTS
POTONGAN 61
LA-L7-201 POTONGAN
1: 50 DETAIL
62 LA-L7-301
CPG EQUIPMENT 1: 2030
63 LA-L7-302
PERKERASAN POLA LANTAI 1: 2060
64 LA-L7-303
PLAYGROUND 1: 202560
65 LA-L7-304
TIPIKAL PLANTER 1: 2050
66 LA-L7-305
REFLECTIVE POOL 1: 15
67 LA-L7-306
BANGKU TAMAN 1: 10
68 LA-L7-307
TIPIKAL POT TANAMAN 1: 2030
69 LA-L7-308
GRAVEL GARDEN 1: 2550
LANTAI 17-18 DENAH
70 LA-L17-101
DENAH LANSKAP 1: 100
71 LA-L17-102
DENAH LEVEL, DIMENSI MATERIAL 1: 100
72 LA-L17-103
DENAH DRAINASE IRIGASI 1: 100
73 LA-L17-104
DENAH PENANAMAN 1: 100NTS
POTONGAN 74
LA-L17-201 POTONGAN
1: 50 DETAIL
75 LA-L17-301
REFLECTIVE POOL LT 17 1: 202580
76 LA-L17-302
TIPIKAL PLANTER 1: 202560
Tabel 5. Lanjutan
51
NO NO GAMBAR
JUDUL GAMBAR SKALA
77 LA-L17-303
SEATING 1: 25NTS
78 LA-L17-304
POT TANAMAN 1: 1015
79 LA-L17-305
SYNTHETIC TURP 1: 10100
80 LA-L17-306
REFLECTIVE POOL LT 18 1: 4060
81 LA-L17-307
TIMBER DECK 1: 3050
LANTAI 23 DENAH
82 LA-L23-101
DENAH LANSKAP 1: 100
83 LA-L23-102
DENAH LEVEL, DIMENSI MATERIAL 1: 100
84 LA-L23-103
DENAH DRAINASE IRIGASI 1: 100
85 LA-L23-104
DENAH PENANAMAN 1: 100NTS
POTONGAN 86
LA-L23-201 POTONGAN
1: 50 DETAIL
87 LA-L23-301
TIMBER DECK 1: 2580
88 LA-L23-302
TIPIKAL PLANTER 1: 2025
89 LA-L23-303
KOLAM RENANG 1: 105060
90 LA-L23-304
SEATING LOUNGE 1: 30
91 LA-L23-305
POT TANAMAN 1: 15
92 LA-L23-306
SHADE SAIL 1: 2080
LANTAI ATAP DENAH
93 LA-ATAP-101
DENAH LANSKAP, LEVEL PENANAMAN
1: 100NTS 94
LA-ATAP-102 DENAH DRAINASE IRIGASI
1: 100 DETAIL
95 LA-ATAP-301
PLANTER 1: 20
Sumber: Oemardi_zain, 2012
5.2.6.1 Hardscape
Pemilihan material untuk pengerjaan hardscape lanskap L’Avenue, yaitu
mengutamakan penggunaan material yang mempunyai kesan minimalis, modern, dan urban. Material dengan konsep tersebut yang biasanya dipakai oleh
Oemardi_zain dalam perancangan sebuah proyek. Pada desain lanskap L’Avenue,
hardscape dibagi menjadi dua yaitu pavement dan facilities. Pavement yaitu Tabel 5. Lanjutan
52
material yang digunakan untuk penutup lahan L’Avenue dan facilities yaitu material yang digunakan untuk penun
jang lanskap L’Avenue.
o Pavement
1. Ground Floor
Pada level ground floor, material yang dipakai untuk jalan menggunakan kombinasi paving block 200x100x80 mm warna putih dan abu-abu, dengan
paving block 200x100x80 mm warna hitam. Pada area drop off apartment material yang digunakan adalah batu andesit RTA 300x300x50 mm ex.
mowilex propan sicosol. Pada pedestrian track, material yang digunakan adalah koral sikat pancawarna diameter 3
– 5 mm, dan kombinasi batu sandstone acak putih dengan water repellent coating nat koral sikat
pancawarna diameter 3 – 5 mm Gambar 22 dan Lampiran 3.
2. Podium Floor
Pada level podium floor, material yang dipakai untuk jalan masuk tapak adalah aspal. Area drop off retail menggunakan material kombinasi antara
batu andesit 300x300x50 mm berwarna abu-abu dengan water repellent coating ex. mowilex propan sicosol dan batu andesit rata alam
200x200x50 mm berwarna abu-abu dengan water repellant coating ex. mowilex propan sicosol. Pada area drop off office menggunakan granit
coble stone 100x100x50 mm berwarna abu-abu dengan water repellent coating ex. mowilex propan. kombinasi paving block 200x100x80 mm
warna putih dan abu-abu, dengan paving block 200x100x80 mm warna hitam. Pada area drop off apartment material yang digunakan adalah batu
andesit RTA 300x300x50 mm ex. mowilex propan sicosol. Pada timber deck menggunakan jenis kayu yang disesuaikan untuk area outdoor, yaitu
kayu bangkirai. Jenis material pada pavement area dalam, dibagi menjadi lima tipe berdasarkan letaknya dan sebagian besar menggunakan material
batu andesit. Untuk area retail belakang tapak menggunakan kombinasi homogenous tile 300x300x20 mm berwarna abu-abu ex. azul niro granite
Gambar 23 dan Lampiran 4.
53
Gambar 22. Pola Penyusunan Pavement Material Pada Ground Floor
54
Gambar 23. Pola Penyusunan Pavement Material Podium Floor Digambar oleh: Situmorang
55
o Facilites
Material utama yang dipakai Oemardi_z ain dalam perancangan L’Avenue
adalah batu alam andesit. Batu alam andesit adalah batu yang paling sering dipakai oleh perusahaan Oemardi_zain dalam mendesain tapak proyek.
Batu alam andesit adalah jenis batu alam yang mempunyai tingkat kekerasan density cukup tinggi dan umumnya berwarna gelaphitam Anonim,
2012. Batu alam andesit dapat diaplikasikan pada dinding maupun lantai baik untuk interior maupun exterior.
Batu andesit juga mempunyai ciri yang baik dalam peranannya dalam lanskap, antara lain adalah warnanya yang tidak
mencolok, baik untuk pencahayaan, tidak cepat pudar dibandingkan dengan marmer karena batu andesit dapat menyerap sinar ultraviolet, bernilai estetika
tinggi, dan alami. Material lainnya antara lain batu koral, paving block dsb. Material-material tersebut dikombinasikan dengan pola-pola yang disesuaikan
bergantung dengan area dan luasannya.
1. Ground Floor
Pada level ini terdapat beberapa facilites dalam tapak, yaitu roundabout, feature wall, lapangan tenis, kolam renang, pergola, pola lantai pool deck,
tipikal planter, curb, ramp, dinding pool deck, shower area, plaza, stage reflecting pool. Material plan pada level ground floor disajikan pada
Lampiran 3.
2. Podium Floor
Podium floor terbagi menjadi beberapa bagian dalam tapak, antara lain: water feature, planter, feature wall, shelter, low wall stripe banding,
monding, jembatan, timber deck, outdoor terrace, dinding perimeter, turf pave beton jepit, dan ramp. Material plan pada level podium floor
disajikan pada Lampiran 4.
56
5.2.6.2 Softscape
Berdasarkan pemilihan tanaman pada lanskap L’Avenue, terbagi dalam empat kriteria berdasarkan fungsi. Kriteria pertama dan kedua adalah sebagai
pohon peneduh, kriteria ketiga sebagai aksen arsitektural, dan terakhir aksen berbunga. Pohon sebagai peneduh adalah pohon besar, dan pada proyek ini pohon
besar terbagi dalam beberapa jenis tanaman Gambar 24 25. Pohon sebagai aksen arsitektural merupakan pohon yang berfungsi sebagai estetik area. Suatu
tanaman dapat dikatakan mempunyai aksen arsitektural apabila ditinjau dari bentuk fisik tanaman batang, percabangan, tajuk, warna daun, buah, batang,
bunga, tekstur tanaman, skala tanaman, aroma yang ditimbulkan, dan komposisi tanaman yang berada di sekitarnya Gambar 26. Pohon sebagai aksen berbunga
adalah pohon yang menghasilkan bunga dalam produksinya Gambar 27. Berikut ini adalah jenis pohon yang digunakan pada lanskap L’Avenue.
Tabel
6.
Jenis Pohon yang Digunakan Pada L’Avenue
No Kd
Nama Latin Nama Lokal
Tinggi m
Diameter Batang
cm 1
AM Acacia mangium
Akasia 3.00
8 2
AS Alstonia scholaris
Pulai 3.00
8 3
BB Bauhinia blakeana
Bunga kupu-kupu 3.00
8 4
BM Bucida molineti
Ketapang Mini 3.00
8 5
BMT Bucida molineti tricolor
Ketapang Mini Daun Belang
3.00 8
6 CC
Canarium commune Kenari
3.00 6
7 CI
Cinnamomum iners Kayu Manis
3.00 8
8 DR
Delonix regia Flamboyan
4.00 10
9 EA
Elaeocarpus angustifolius Anyang-anyang 3.00
8 10
EC Erythrina crista-galli
Dadap Merah 3.00
8 11
FR Ficus religiosa
Pohon Bodhi 5.00
15 12
LR Livistonia rotundifolia
Palem Sadeng 2.00
6 13
MK Manilkara kauki
Sawo Kecik 3.00
8 14
PR1 Plumeria rubra
Kamboja Putih Kuning 3.00
8 15
PR2 Plumeria rubra
Kamboja Putih Kuning 3.00
8 16
PM Pinus merkusii
Pinus 3.00
8 17
SP Schizolobium parahybum
Tower Tree 3.00
10 18
SS Samanea saman
Trembesi 4.00
10 19
TC Tabebuia chrysantha
Tabebuia Bunga Kuning 2.00
6 20
TCT Terminalia cattapa
Ketapang 3.00
8 21
WR Washingtonia robusta
Palem Washington 2.00
6
Sumber: Oemardi_zain, 2012
57
Gambar 24. Titik Penanaman Pohon Peneduh Utama Digambar oleh: Situmorang
58
Gambar 25. Titik Penanaman Pohon Peneduh Digambar oleh: Situmorang
59
Gambar 26. Titik Penanaman Pohon Aksen Arsitektural Digambar oleh: Situmorang
60
Gambar 27. Titik Penanaman Pohon Aksen Berbunga Digambar oleh: Situmorang
61
Acacia mangium Alstonia scholaris Bauhinia blakeana Bucida molineti Canarium commune Cinnamomum iners Delonix regia
Erythrina crista-galli Elaeocarpus angustifolius Ficus religiosa Livistonia rotundifolia Manilkara kauki Pinus merkusii Plumeria rubra
Samanea saman Schizolobium parahybum Tabebuia chrysantha Terminalia cattapa Terminalia mantaly tricolor Washingtonia robusta
Gambar 28. Daftar Gambar Pohon Sumber: Oemardi_zain, 2012
62
5.3 Manajemen Kerja