62
5.3 Manajemen Kerja
Oemardi_zain untuk menjalankan perusahaannya tidak lepas dari pengawasan dalam manajemen kerja agar perusahaan berjalan dengan baik.
Robbins dan Coulter 2003 menjelaskan bahwa manajemen merupakan proses koordinasi kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara
efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Manajemen kerja pada perusahaan Oemardi_zain dibagi menjadi lima klasifikasi yaitu: struktur
organisasi, sistem kerja, proses desain, manajemen studio, dan manajemen proyek.
5.3.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan bagian utama dalam sebuah organisasi. Adanya struktur organisasi dapat membantu pekerjaan sebuah tim kerja. Struktur
organisasi berfungsi untuk membagi, mengelompokkan, mengkoordinasikan tugas pekerjaan dan lingkup didalam sebuah tim kerja.
Struktur organisasi dalam perusahaan Oemardi_zain tergolong sederhana dan tidak memiliki banyak hirarki, hanya direktur, manajer administrasi,
penanggung jawab kantor, designer drafter. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh pendiri yang menjabat sebagai direktur utama perusahaan, dan dibantu oleh
koleganya dalam menjalankan sebuah perusahaan ini. Direktur berhubungan langsung dengan manajer administrasi sehingga
direktur tetap mengetahui alur keluar dan masuk keuangan dalam perusahaan. Direktur juga berhubungan langsung dengan penanggung jawab kantor sehingga
direktur mengetahui kegiatan dalam perusahaan baik itu kegiatan pembagian kerja proyek maupun alur komunikasi dalam perusahaan. Designer drafter dalam
perusahaan mempunya tiga bagian yaitu, arsitek, arsitek lanskap, dan drafter. Meskipun bergerak dalam struktur kerja yang kecil, perusahaan dapat
menjalankan kegiatan pekerjaannya dengan tetap menjaga konsistensi kinerja staf dalam keberlangsungan perusahaan khususnya perusahaan yang sedang
berkembang.
63
Gambar 29 menunjukkan alur komunikasi dalam perusahaan lanskap Oemardi_zain. Direktur berhubungan langsung dengan Manajer Administrasi
untuk mengetahui alur keluar dan masuk keuangan perusahaan. Direktur juga berhubungan langsung dengan Penanggung Jawab untuk mengetahui kegiatan dan
perkembangan tiap proyek yang dilaksanakan. Manajer Administrasi berhubungan langsung dengan Penanggung Jawab sehingga kedua bagian inti perusahaan
mengetahui perkembangan dalam perusahaan mengenai keuangan dan proyek yang dilaksanakan. Penanggung Jawab berhubungan langsung dengan Arsitek
Arsitek Lanskap, dan Arsitek Arsitek Lanskap berhubungan langsung dengan Drafter sehingga setiap bagian mengetahui perkembangan dalam proyek yang
dilaksanakan. Struktur Organisasi yang sederhana menghasilkan suasana kerja dalam
perusahaan lebih santai. Gambar 30 menunjukkan lay out studio Oemardi_zain yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan ruang berdasarkan tingkatan
jabatan dalam perusahaan dan setiap staf mendapatkan fasilitas yang sama.Studio Oemardi_zain terbagi menjadi dua ruang. Ruang pertama terdapat 12 meja kerja
dan ruang lainnya terdapat 8 meja kerja. Adapun fasilitas penunjang studio antara lain, ruang rapat, gazebo, perpustakaan, dan ruang barang contoh material.
Principal Direktur
Manajer Administrasi
Architect Landscape Architect
Penanggung Jawab
Drafter
Gambar 29. Alur Komunikasi Oemardi_zain Sumber: Oemardi_zain 2012
64
Gambar 30. Lay Out Studio Oemardi_zain Sumber: Oemardi_zain, 2012
Keterangan : 1.
BN = Budi Nugroho 2.
DS = Didin Syihabudin 3.
HN = Hardian Noviyanto 4.
AN = Aditya Nugraha 5.
BS = Beny Susanto 6.
DS = Dwi Setyanti 7.
LD = Listya D. Nastitie 8.
BR = Bulan Ramafriani 9.
AK = Acep Kiki Maenaki 10.
MA = M. Arif Nurdin 11.
PP = Pujianto Pratama 12.
RD = Rifandi Darmawan 13.
- 14.
JP = Julina Purwaningsih 15.
NI = Novie Indie 16.
LH = Lisa Hardini 17.
CI = Citra Indaharti 18.
CN = Chandra Nurnovita 19.
IM = Irfan Muhammad 20.
NS = Nanang Sudrajat
65
5.3.2 Sistem Kerja
Sistem kerja perusahaan Oemardi_zain dilatarbelakangi oleh disiplin ilmu arsitektur lanskap, sehingga tidak sedikit staf yang mempunyai dasar arsitektur
lanskap yang dapat ditemui dalam perusahaan. Perusahaan juga didukung oleh disiplin ilmu arsitektur dan konstruksi bangunan sehingga terdapat staf yang
bergerak di bidang arsitektur. Dengan penggabungan disiplin ilmu ini, perusahaan dapat bekerja dengan baik karena kolaborasi ide dan ilmu dalam aspek-aspek yang
diperlukan untuk membuat sebuah desain dalam sebuah proyek. Sehingga seluruh designer dalam perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam hal desain dan
juga membuat gambar detil dengan menguasai software yang telah ditentukan perusahaan.
Sistem kerja dalam penanganan proyek L’Avenue berada dibawah arahan
direktur. Direktur mengepalai semua proyek yang ada dalam perusahaan dan terlibat aktif dalam setiap pengambilan keputusan mengenai desain yang dibuat.
Direktur juga yang akan menentukan siapa project manager dalam proyek-proyek yang akan dijalani dalam perusahaan. Setelah menentukan project manager,
direktur menentukan tim kerja dengan memilih anggota untuk proyek tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi yang dimiliki masing-masing anggota.
Setiap staf memiliki ahli khusus dalam menjalankan suatu pekerjaan, sehingga penentuan tim kerja dapat mempercepat proses penyelesaian pekerjaan proyek.
Gambar 31. Sistem Kerja Perusahaan Oemardi_Zain Sumber: Oemardi_zain, 2012
Project Manager Direktur
Arsitek Lanskap
Mahasiswa Drafter
Arsitek
Membuat konsep dan menerjemahkan keinginan klien dalam bentuk desain
Mendesain tapak sesuai konsep Mendesain detail elemen lanskap softscape
dan hardscape
Membantu pengerjaan detail elemen lanskap softscape dan hardscape
66
Setiap staf selain drafter dapat menjadi project manager sebuah proyek, staf tersebut juga tidak menutup kemungkinan menjadi tim kerja dalam proyek
lainnya. Artinya setiap staf tidak hanya terlibat dalam satu proyek saja. Jumlah anggota dalam sebuah tim kerja untuk menjalankan sebuah proyek tergantung
dengan kebutuhan proyek tersebut dan diatur berdasarkan skala proyek. Tim kerja proyek tidak mewajibkan hanya mempekerjakan proyek
tersebut, dengan adanya deadline yang ditentukan oleh klien untuk sebuah proyek. Tim kerja dengan deadline yang lebih panjang akan melakukan kerja sama dan
saling membantu dengan tim kerja yang mempunyai deadline lebih pendek.
5.3.3 Proses Desain
Simonds 1983 menguraikan proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap terdiri dari commission, researchinventory, analysis, synthesis,
construction, dan operation. Sementara Booth 1983 menyatakan bahwa proses desain umumnya memiliki tahapan antara lain commission, researchanalysis,
design, construction drawing, implementation, post construction-evaluation, maintenance. Proses desain yang dilakukan di Oemardi_zain dilakukan sesuai
kesepakatan kontrak kerja pada setiap proyek. Namun dalam menjalankan setiap proyek yang ada akan selalu terdapat perbedaan dalam kontrak kerja sehingga
perusahaan akan menyesuaikan proses pekerjaan yang akan dilakukan. Pada Oemardi_zain, alur proses desain secara garis besar sama dengan alur
proses desain menurut Simonds dan Booth. Beberapa hal yang membedakan lebih ke istilah penamaan serta adanya tahapan-tahaan yang dipisah. Pada proses desain
menurut Simonds dan Oemardi_zain terdapat beberapa perbedaan. Pada Oemardi_zain, tahap analysis, synthesis dan concept tergabung menjadi satu
bagian, sedangkan menurut Simonds, analysis berbeda dengan synthesis. Pada Gambar 32 akan disajikan perbandingan proses desain menurut Simonds dan
Oemardi_zain. Perbandingan proses desain menurut Booth dan Oemardi_zain dapat
dilihat pada Gambar 33. Terdapat beberapa perbedaan antara proses desain Booth dan Oemardi_zain. Pada Booth, tahap analysis termasuk dalam proses desain
nomor 2, sedangkan Oemardi_zain analysis berada di nomor 3.
67 Simonds
Oemardi_zain
Gambar 32. Perbandingan Proses Desain Menurut Simonds dan Oemardi_zain Digambar oleh: Situmorang
Commission
Research Inventory
Analysis
Synthesis
Construction
Operation Contractual Stage
Inventory Data Collection
Analysis, Synthesis,
Design Concept
Working Drawing
End of Project
Implementation Build
Optional
1
2
3
4
5
6
Design Development Preliminary Concept
68 Booth
Oemardi_zain
Gambar 33. Perbandingan Proses Desain Menurut Booth dan Oemardi_zain Digambar oleh: Situmorang
Project Acceptance
Research Analysis
Design
Construction Drawing
Implementation
Post-Construction Evaluation
Contractual Stage
Inventory Data Collection
Working Drawing
End of Project
Implementation Build
Optional
Maintenance Analysis, Synthesis, Design
Concept
1
2
3
4
5
6
Design Development Preliminary Concept
69
Perbandingan diatas menjelaskan bahwa proses desain menurut Oemardi_zain memiliki kemiripan dengan proses desain menurut Simonds. Pada
Oemardi_zain dan Simonds memiliki tahap proses desain nomor 3 sedangkan Booth tidak. Perbedaan antara proses desain Oemardi_zain dengan kedua proses
desain lainnya terletak pada preliminary concept. Oemardi_zain memiliki tahap ini, sedangkan proses lainnya tidak. Perbedaan proses desain juga terdapat pada
nomor 6. Pada Oemardi_zain, implementation build masuk ke dalam tahap optional, artinya tahap ini dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja SPK
tiap proyek yang dikerjakan. Jika pada SPK terdapat kegiatan sampai pembangunan, maka proses desain Oemardi_zain akan dilakukan sampai
implementation build, dan begitu juga sebaliknya. Proses desain L’Avenue oleh
Oemardi_zain dapat dilihat pada Gambar 34.
5.3.3.1 Contractual Stage
Tahap contractual stage memiliki kandungan makna sama dengan yang dikemukakan Simonds commission dan Booth project acceptance. Pada
Oemardi_zain, tahap ini adalah tahap paling awal yang berisi mengenai proses kesepakatan kerja proyek yang didapatkan dari klien Lampiran 1. Melalui SPK
yang dibuat oleh klien, secara resmi Oemardi_zain dapat memulai pelaksanaan proses desain lanskap L’Avenue Gambar 34. Selain itu, Oemardi_zain juga
berhak melakukan konsultasi rutin kepada klien untuk mengetahui keinginan klien. Oemardi_zain juga mendapatkan data ataupun informasi yang dibutuhkan
selama proses desain berlangsung. Tahap ini ditandai dengan pembayaran tahap satu sebesar 10 sebagai uang muka setelah penandatanganan kontrak.
5.3.3.2 Inventory dan Data Collection
Inventory dan data collection merupakan tahap pengambilan data. Data tersebut berupa data sekunder proyek yang akan dikerjakan yang diberikan klien
dan informasi tambahan yang belum didapat dari klien yang berguna pada pelaksanaan proses desain. Kemudian data desain bangunan dari arsitek, dan data
primer yang artinya pihak konsultan Oemardi_zain langsung turun lapang untuk mengecek situasi dan konsidi tapak. Oemardi_zain dalam kegiatan turun lapang
mengambil beberapa foto kondisi tapak pada beberapa titik lokasi. Menurut Booth
70
1983, kamera merupakan alat yang berguna untuk prosedur ini karena foto dapat memeriksa hasil informasi saat di kantor dan dapat mengingat kembali kondisi
tapak dari waktu ke waktu. Data yang diperoleh dari hasil inventarisasi ini akan digunakan untuk melakukan proses desain.
5.3.3.3 Analysis, Synthesis, dan Concept Design
Reigh 1993 memaparkan bahwa pendekatan tradisional untuk desain arsitektur lanskap biasanya dimulai dengan riset yang menyelidiki tujuan akhir
dari klien, parameter dari tapak, dan kebutuhan dari penggunaan potensial. Proses analisis yang dilakukan Oemardi_zain dilakukan dengan melihat hasil
inventarisasi yang diperoleh, data dari klien, dan data dari arsitek. Tahapan analisis ini yaitu berusaha melihat potensi yang ada pada tapak berdasarkan
karakteristiknya serta mengatasi dampak negatif atau kendala yang ada. Pada tahap ini, konsultan Oemardi_zain menyatukan tiga aspek analysis,
synthesis, dan concept design dalam satu bagian dengan mengikuti filosofi perusahaan yaitu quick analysis. Quick analysis dalam filosofi perusahaan ini
mempunyai arti bahwa perusahaan mencari data untuk menganalisis proyek yang dilaksanakan, kemudian menyintesis data tersebut lalu menemukan konsep desain
dengan cepat. Direktur perusahaan menganalisis dengan skala besar berdasarkan kebutuhan proyek dan meneruskan konsep yang telah dituangkan oleh arsitek
mengenai desain bangunan yang telah ditetapkan. Analysis dan synthesis utama yang diterapkan mengacu pada data faktor view tapak, drainase, kebisingan, dan
sirkulasi. Tapak proyek L’Avenue dikelilingi oleh sebagian besar bangunan lain dan
area penduduk sehingga dilakukan penanganan berupa tanaman yang dapat menjadi screen di area bad view. Drainase yang diterapkan pada proyek ini adalah
pembanngunan resapan air yang di proyeksikan di belakang tapak. Hal ini diperoleh berdasarkan tapak yang membutuhkan area pembuangan untuk
menanggulangi adanya kelebihan air di tapak. Faktor kebisingan terletak pada area depan tapak yang merupakan jalur utama kendaraan sehingga desain
bangunan juga terletak agak menjauh dari kendala dan adanya peletakan tanaman untuk mengurangi tingkat kebisingan yang didapat dari kendaraan. Faktor
71
sirkulasi menjadi bagian penting lainnya dalam tahap ini untuk bahan acu dalam pelaksanaan desain tahap selanjutnya.
Dengan aspek tersebut didapat sebuah konsep untuk perancangan lanskap L’Avenue. Dalam pelaksanaannya mengenai konsep proyek, desain pertama dan
utama yang dibuat adalah konsep ruang dan konsep sirkulasi. Semua konsep yang diterapkan dalam perancangan lanskap L’Avenue adalah hasil dari pertimbangan
konsep ruang dan sirkulasi. Tahap ini didasari oleh Booth 1983 bahwa tema merupakan kerangka kerja dari desain.
Setelah mendapatkan konsep da lam proyek L’Avenue, masuklah dalam
meeting 2 dimana klien mempertemukan dengan semua kolega yang terdapat dalam proyek seperti, Ownerklien, Quantity Surveyor, Architecture Consultant,
Structure Consultant, Mechanical and Electrical Consultant, Architectural Lighting Consultant, dan Landscape Consultant. Tugas Oemardi_zain adalah
mempresentasikan hasil konsep dengan penambahan gambar-gambar referensi yang didesain dalam proyek. Adapun content dalam presentasi berupa Landscape
Concept, Siteplan Zoning, Illustrative Landscape Plan, Illustrative Landscape Section, Landscape Perspective, Material Strategy, Landscape Ambience,
Planting Pallete.
5.3.3.4 Preliminary Concept
Setelah menyelesaikan tahap konsep, proses desain masuk dalam tahap 4 yaitu preliminary concept. Tahap ini menjelaskan desain yang akan dilakukan
dengan merujuk pada image reference. Image reference didapat dari library Oemardi_zain dan referensi pada desain-desain proyek yang sudah dilakukan oleh
Oemardi_zain. Image reference dalam tahap ini berfungsi sebagai gambaran umum desain mengikuti bentuk, pola, material, tekstur, dan warna. Tahap ini
dilakukan pada area-area tertentu tapak seperti garden strip, paving pattern, timber deck, water feature, planter, mounding seating, drop off area, swimming
pool, alfresco, dan pedestrian track. Setelah mendapatkan gambar yang sesuai dengan tema proyek dan akan dikembangkan pada pelaksanaan desain, tahap ini
dipresentasikan melalui meeting 3 dan klien memberi masukan terhadap desain yang akan dikerjakan.
72
5.3.3.5 Design Development
Sebelum melakukan tahap design development, Oemardi_zain harus memastikan bahwa design concept dan preliminary concept yang diajukan sudah
disetujui oleh klien. Tahap ini ditandai dengan adanya pembayaran tahap dua sebesar 20 oleh klien setelah menyetujui tahap tersebut. Untuk itu,
Oemardi_zain segera melakukan proses design development. Booth 1983 mengatakan bahwa proses pemahaman terhadap perbedaan
tipe dan karakteristik masing-masing material serta pengaturan dengan elemen desain lainnya sangat penting dilakukan agar desain dapat berguna secara
fungsional dan estetik. Oleh sebab itu, Oemardi_zain berusaha mempelajari kecocokan antara material softscape maupun material hardscape yang akan
digunakan pada proyek L’Avenue. Booth 1983 juga memaparkan bahwa material softscape adalah elemen fisik yang sangat penting dalam perencanaan
dan manajemen lingkungan di luar ruangan. Bentukan site plan mulai diperinci berdasarkan tanaman yang cocok. Sedangkan pada hardscape, bentukan site plan
didesain berdasarkan kebutuhan tapak dan memperlihatkan titik lokasi yang cocok untuk diletakkan pada tapak tersebut.
Pada tahap ini Oemardi_zain memberikan gambar kerja tidak detail, antara lain: material, spesifikasi, ukuran, dan bentuk. Tahap ini dilakukan dengan
berhubungan langsung dengan klien melalui masukan ataupun persetujuan dari klien melalui meeting 4. Hasil produk pada tahapan ini dibuat dengan
menggunakan software AutoCAD sedangkan produk gambar yang akan masuk ke dalam meeting akan dibuat secara grafis agar terlihat lebih menarik dan lebih
mudah proses penjelasan. Hal ini berguna untuk mendapatkan pemahaman dari klien akan bentukan desain yang akan dipakai.
5.3.3.6 Working Drawing
Booth 1983 memaparkan bahwa setelah melengkapi fase perancangan, desainer mempersiapkan gambar konstruksi. Tahapan kerja ini pada
Oemardi_zain dinamakan working drawing. Tahap ini dimulai sejak tahapan design development disetujui oleh klien dengan adanya pembayaran ketiga oleh
klien sebesar 30 dari total proyek.
73
Tahap ini hampir sama dengan tahapan design development, tetapi pada tahap ini gambar yang dihasilkan detail, baik itu softscape ataupun hardscape.
Tahap ini dilakukan untuk melihat material yang lebih lengkap mulai dari ukuran jelas, material yang dipakai, tampak, detail-detail, potongan, juga denah dalam
proyek, serta Rencana Anggaran Biaya RAB pelaksanaan proyek tersebut. Setelah melewati revisi terakhir melalui meeting 5 yang telah disetujui oleh klien,
penyelesaian tahap akhir dalam sebuah proyek dilaksanakan dengan perbaikan gambar kerja dan kemudian dipresentasikan dalam hasil akhir proyek. Tahap ini
selesai setelah produk working drawing disetujui klien dan adanya pembayaran keempat sebesar 35, kemudian pembayaran 5 terakhir akan dilakukan pada
saat pekerjaan konstruksi lanskap selesai. Pada setiap proyek yang dilakukan oleh Oemardi_zain, tahap pembuatan
3D tergantung dengan kontrak perjanjian dalam proyek dengan klien. Tahap pembuatan 3D sering kali ditemukan pada proyek Oemardi_zain mengenai
perumahan, office, park dsb. Tahap ini dilakukan agar menjadi pertimbangan klien untuk marketing proyek. Dalam Oemardi_zain juga tidak mengharuskan
adanya build implementation didalam prosesnya, tergantung dengan keinginan klien dalam menyelesaikan proyeknya. Jika klien meminta dalam proyek untuk
mengikutsertakan tahap implementation build, maka pihak perusahaan Oemardi_zain mengirimkan salah satu karyawan untuk mengikuti dan memantau
proses pelaksanaan proyek itu. Setiap satu minggu, klien meminta perkembangan proses desain yang
dilaksanakan Oemardi_zain baik melalui meeting atapun email. Kegiatan ini menghasilkan revisi dari klien mengenai perkembangan desain proyek. Pada
proses desain L’Avenue, terdapat beberapa meeting dalam pelaksanaannya. Meeting point setiap tahap menghasilkan revisi akhir yang akan dilanjutkan ke
tahap berikutnya. Pada proyek ini, alur komunikasi setiap konsultan yang ikut serta dalam
proyek selaras dengan klien. Setiap diadakan meeting, semua konsultan turut berperan dalam setiap tahap proyek. Pada Oemardi_zain, direktur dan project
manager berkomunikasi langsung dengan klien selama pelaksanaan proyek. Bagan alur komunikasi pada proyek L’Avenue dapat dilihat pada Gambar 35.
74 Contractual Stage
Inventory Data Collection Meeting 2
Preliminary Concept Design Development
Analysis, Sinthesis, Design Concept
Meeting 3
Meeting 4 Working Drawing
Meeting 1
Meeting 5 Final Design
Penerimaan SPK yang melingkupi area perencanaan dan lingkup pekerjaan lanskap L’Avenue
Presentasi konsep desain dan revisi dari klien Presentasi preliminary concept dan revisi dari klien
berupa masukan mengenai perubahan bentuk, pola, dan material dalam desain
Presentasi pengembangan desain dan revisi dari klien berupa perubahan gambar kerja mengenai
bentuk, pola dan material desain Presentasi detail gambar kerja denah, detail
hardscape softscape, potongan, ukuran, material dsb dan revisi dari klien berupa perubahan ukuran,
dan jenis material yang akan dilaksanakan
Gambar 34 . Proses Desain L’Avenue
Sumber: Oemardi_zain, 2012
75
Gambar 35. Alur Komunikasi Proyek L’Avenue
Sumber: Oemardi_zain, 2012
Proses desain Oemardi_zain jika dibandingkan dengan Simonds dan Booth tidak jauh berbeda, semua kegiatan dilakukan secara bertahap sesuai dengan aspek
yang dibandingkan. Perbedaan antara ketiga proses desain hanya terdapat pada pengklasifikasian tahapan kerja dan penamaan dalam setiap tahapan. Oleh sebab
itu proses desain Oemardi_zain dapat dikatakan baik dan berjalan dengan benar sesuai dengan ketentuan menurut Simonds dan Booth.
5.3.4 Manajemen Studio
Manajemen Studio di perusahaan Oemardi_zain meliputi pengolahan dan pengelolaan data setiap proyek berupa pengaturan pengarsipan, dan pengaturan
format gambar kerja. Format gambar tersebut adalah layout gambar hasil komputerisasi terutama pada aplikasi program AutoCAD Gambar 36. Pada
format tersebut terdapat data yang digunakan untuk penjelasan gambar kerja, data tersebut dikelompokkan kedalam beberapa bagian, antara lain:
1. Client
Data ini menginformasikan pemilik atau badan perusahaan pemberi tugas dari proyek yang dikerjakan.
Klien
Proyek
Direktur Project Manager
Tim Proyek Architecture Lighting
ME Consultant Structure Consultant
Interior Consultant Arcshitecture Consultant
Quantity Surveyor
76
2. Landscape Architects
Data ini menginformasikan penanggung jawab konsultan lanskap yang
mengerjakan tugas, berupa contact person konsultan.
3. Date, Drawn, Designed, dan Checked
Data ini menginformasikan tanggal penyelesaian gambar, nama pembuat gambar, desainer dan pemeriksa hasil gambar. Informasi tersebut berupa
inisial nama dengan dua huruf alfabet. 4.
Drawing Title dan Project Name Data ini menginformasikan judul proyek yang dikerjakan dan judul
gambar yang dikerjakan dalam gambar tersebut. 5.
Plot Scale, Discipline, Drawing Number, Page Number dan Revision Data ini menginformasikan pengerjaan gambar dalam skala, disiplin ilmu
yang diterapkan dalam pengerjaan proyek, nomor dalam gambar, halaman gambar dan jumlah revisi yang telah dikerjakan dalam gambar.
77
Gambar 36. Contoh Lay Out Gambar Kerja P ada Proyek L’Avenue
Sumber: Oemardi_zain 2012
78
Adapun pengaturan pengarsipan berupa sistem penyimpanan data hasil kerja berupa gambar dalam bentuk softcopy dan hardcopy. Data softcopy dapat
diakses oleh semua staf perusahaan melalui jaringan server internet internal dalam perusahaan.
Data perusahaan dikelompokkan sesuai tanggal pengerjaan. Sistem kelengkapan gambar kerja secara umum dalam perusahaan memuat informasi
mengenai klien, konsultan, judul dan tanggal pembuatan gambar, desainer, skala, dan nomor gambar. Dengan adanya pengelompokan dalam sebuah file dalam
gambar kerja, hasil dan dokumen kerja perusahaan dapat terkoordinir dengan baik. Data softcopy dalam proyek terbagi dalam beberapa bagian antara lain:
1. 3D, merupakan data kerja yang dihasilkan melalui software AutoCAD
.dwg dan Sketch Up .skp, Yang kemudian diperhalus dengan sentuhan software Adobe Photoshop. biasanya bagian ini dilakukan untuk presentasi
dan penggunaan untuk marketing proyek sehingga tidak semua proyek menggunakan 3D, hal ini disesuaikan dengan permintaan owner.
2. Data, merupakan data yang diperoleh dari owner. Sebagian besar isi folder
ini berupa email-email dari pihak owner, termasuk di dalamnya kiriman file-file gambar yang diperlukan bagi pihak Oemardi_zain.
3. Dokumentasi, berisi surat-surat yang berkaitan dengan proyek tersebut,
misalnya RAB, BOQ, cost plan, proposal, surat kontrak, dan tahap pembayaran.
4. Drawing, merupakan folder yang berisi gambar-gambar dengan format
dwg AutoCAD. Pada folder ini terdapat beberapa folder yang diberi nama sesuai dengan tanggal pembuatan gambar, sehingga perkembangan
dari revisi ke revisi dapat termonitoring. 5.
Image, folder ini berisi gambar-gambar hasil pewarnaan dengan hasil dari penggunaan software Adobe Photoshop. Gambar-gambar yang ada terdiri
dari siteplan, potongan, perspektif, dll. 6.
Image Precedent, pada folder ini terdapat foto-foto elemen lanskap yang
dijadikan referensi dalam pembuatan site plan. Foto-foto yang terdapat pada folder ini meliputi elemen softscape dan hardscape.
79
7. Reference, merupakan folder berisi gambar-gambar referensi berformat
dwg meliputi desain hardscape dalam sebuah proyek. 8.
Report, adalah folder yang berisi powerpoint yang akan dipresentasikan pada owner.
5.3.5 Manajemen Proyek
Manajemen proyek terdiri atas tahap-tahap dalam pekerjaan suatu proyek dimulai dari tahap inventarisasi dan analisis, pembuatan konsep sampai dengan
pembuatan gambar kerja dan tahap pelaksanaan desain. Setiap proyek dalam perusahaan Oemardi_zain berjalan dengan baik apabila tahap tersebut tertuang
dalam manajemen proyek perusahaan tersebut. Sesuai dengan proyek yang dilakukan Oemardi_zain pada perancangan
lanskap L’Avenue yang memiliki pokok inti sebagai area mixed use kawasan Pancoran, artinya pengembangan satu kawasan dengan berbagai fungsi yang
dikombinasikan melalui zoning office, residential, dan retail. Proyek ini adalah salah satu penanggulangan tingkat kesesakan penduduk Jakarta yang semakin
padat sehingga dibuat satu kawasan yang dapat memfasilitasi keinginan pengguna untuk menghindari pemakaian ruang-ruang yang banyak dan pada akhirnya
kawasan tersebut lebih terkontrol.
Quality Cost
Delivery
Gambar 37. Bagan Parameter Manajemen Proyek Oemardi_zain Digambar oleh: Situmorang
80
Oemardi_zain mempunyai parameter manajemen dalam menjalankan sebuah proyek. Parameter tersebut dibagi menjadi tiga kriteria berdasarkan
kebutuhan perusahaan Gambar 37. Tanda panah pada gambar menunjukkan bahwa
setiap parameter
manajemen proyek
Oemardi_zain saling
berkesinambungan. Parameter tersebut antara lain: 1.
Mutu quality. Didalam proyek L’Avenue, produk gambar merupakan hasil akhir dalam penyelesaian desain suatu proyek. Untuk menjaga
kualitas produk, gambar yang dihasilkan pada proses desain L’Avenue mengacu pada sistem kelengkapan gambar kerja Oemardi_zain layout.
Layout gambar kerja ini mempermudah penyampaian informasi gambar kepada pembaca, dalam hal ini adalah klien.
2. Anggaran biaya cost. Proyek yang dikerjakan harus diselesaikan dengan
biaya yang tidak melebihi batas anggaran yang ditentukan. Biaya dalam setiap proyek berbeda tergantung kontrak kerja dan perihal yang
dilaksanakan Tabel 7. Pada manajemen proyek Oemardi_zain, sistem pembayaran dan jadwal waktu pembayaran dilakukan sesuai kontrak yang
tertulis didalam sebuah proyek, dan biasanya sistem pembayaran setiap proyek yang ada dilakukan dengan beberapa tahap.
Proyek L’Avenue sesuai dengan SPK Pasal V mempunyai nilai kontrak sebesar Rp. 180.000.000,-. Adapun cara pembayaran disepakati melalui
SPK Tahap VI dengan lima tahap. Masing-masing tahap dibayar berdasarkan proses desain sesuai bobot pelaksanaan melalui presentase
dari biaya total. Tahap awal dilakukan proses pembayaran sebesar 10 sebagai uang muka dibayarkan setelah penandatanganan kontrak.
Kemudian proses pembayaran kedua sebesar 20 dibayarkan setelah tahap conceptual design telah selesai, disetujui dan diserahkan kepada
klien. Pembayaran ketiga dilakukan sebesar 30 setelah tahap design development selesai, disetujui dan diserahkan kepada klien.
Proses pembayaran keempat sebesar 35 dibayarkan setelah tahap gambar kerja dan dokumen tender selesai, disetujui dan diserahkan kepada klien.
Sisa pembayaran terakhir sebesar 5 dibayarkan setelah tahap pengawasan pekerjaan konstruksi lanskap selesai dan dikuatkan dengan
81
Berita Acara Serah Terima dari kontraktor. Biaya jasa desain dipengaruhi oleh luas tapak yang dikerjakan, keinginan klien, lingkup produk kerja
yang dihasilkan, dan waktu pengerjaan. Umumnya, perbandingan setiap perihal yang mempengaruhi level proyek berbanding lurus dengan biaya
yang dikeluarkan untuk proyek tersebut. Tabel 7. Perbandingan Biaya Jasa
Perihal Level
Biaya Luas Tapak
↑ ↑
Keinginan Klien ↑
↑ Produk Kerja
↑ ↑
Waktu ↑
↑ 3.
Jadwal delivery. Setiap proyek pekerjaan yang terdapat dalam perusahaan Oemardi_zain berpatokan dengan waktu pengerjaan proyek.
Setiap penyelesaian pekerjaan didukung dengan upaya pengerjaan secara teamwork.
Proyek L’Avenue dikerjakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan adalah selama enam belas minggu kalender terhitung dari
tanggal 12 Desember 2011 atau sekitar empat bulan pelaksanaan Lampiran 1, SPK Pasal IV.
Menurut Soeharto 1999, kegiatan proyek dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan
alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk dan deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Melalui kegiatan
proyek ini, produk dan deliverable yang dihasilkan berupa tahapan-tahapan dalam melaksanakan sebuah proyek seperti yang dilakukan oleh Oemardi_zain.
Menurut Cleland dan Ireland 2002, manajemen proyek merupakan hal terpenting dalam sebuah pelaksanaan pembangunan. Manajemen proyek yang
terstruktur baik menentukan hasil dari setiap program kerja proyek itu sendiri. Manajemen proyek memiliki dua komponen utama, yaitu strategi dan
implementasi. Strategi adalah rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, sedangkan implementasi merupakan penerapan yang
82
berarti pelaksanaan sebuah kegiatan. Manajemen ini didukung oleh perencanaan proyek yang mendeterminasikan secara rasional dan berkelanjutan.
Cleland dan Ireland 2002 juga menambahkan bahwa perencanaan proyek merupakan
penentuan rasional
untuk memulai,
mempertahankan dan
menghentikan proyek. Konsep dasar perencanaan dan rencana pemantauan pengembangan proyek dianalisis sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan
utilitas yang tersedia. Pada Oemardi_zain, strategi komponen utama ini dituangkan
pada pembentukan
tiga parameter
tersebut kemudian
diimplementasikan pada pelaksanaan proyek melalui setiap tahapan sehingga proyek yang masuk dalam perusahaan tertata dengan baik.
Tiga parameter ini mewakili setiap proyek yang dijalankan. Pada parameter mutu ditekankan pada format gambar yang ditampilkan kepada klien.
Semakin detail gambar dan keterangan gambar yang dihasilkan akan semakin mudah dalam pembacaan sebuah gambar kerja oleh klien Gambar 36. Parameter
anggaran biaya pada perusahaan Oemardi_zain ditekankan pada pembayaran kontrak kerja proyek. Pada proyek L’Avenue terdapat beberapa kali pembayaran
dalam pelaksanaannya, hal ini meminimalisir kerugian terhadap perusahaan Oemardi_zain apabila kontrak kerja sewaktu-waktu diputus sepihak oleh klien.
Kerugian itu dapat terjadi jika pembayaran kontrak kerja tidak dilakukan dengan sesi tahap pembayaran, kemudian perusahaan telah melaksanakan desain
dan klien memutus kontrak secara sepihak maka perusahaan tersebut mengalami kerugian karena belum adanya pembayaran dalam proyek. Dari Tabel 7 dapat
dilihat bahwa biaya jasa yang dilakukan oleh perusahaan Oemardi_zain bergantung dengan empat hal yaitu luas tapak, keinginan klien, produk kerja, dan
waktu. Semakin besar luas tapak yang masuk ke dalam proyek maka semakin
tinggi kontrak kerja yang dihasilkan. Kebutuhan klien yang semakin rumit dalam mendesain sebuah proyek maka semakin tinggi pula kontrak kerja yang
dihasilkan. Semakin banyak produk kerja yang dihasilkan misalnya dalam satu tapak terdapat banyak desain, maka semakin tinggi juga kontrak kerja yang
dihasilkan. Semakin lama waktu pengerjaan yang dilakukan dalam pengerjaan sebuah proyek maka semakin tinggi juga kontrak kerja yang dihasilkan.
83
Parameter terakhir adalah jadwal. Jadwal berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Semakin panjang jadwal pelaksanaan sebuah proyek maka semakin
tinggi biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Oemardi_zain dalam melaksanakan sebuah proyek tertata dengan jelas sesuai dengan kesepakatan
kontrak kerja. Jika ada perubahan dalam waktu pelaksanaan maka akan ada perubahan biaya dalam proyek tersebut.
Manajemen proyek ini telah diterapkan oleh Oemardi_zain dengan terstruktur, terbukti selama mahasiswa mengikuti magang 4 bulan dalam
perusahaan ini terdapat 38 proyek yang ditangani oleh perusahaan. Setiap proyek mempunyai waktu dan pelaksanaan yang berbeda. Dengan waktu dan pelaksanaan
yang berbeda tersebut diikuti oleh tingkat keinginan dan kebutuhan klien yang tinggi mampu diatasi Oemardi_zain dengan menyelesaikan proyek yang telah
ditentukan.
5.4 Faktor Pendukung dan Penghambat