Latar Belakang Proses Desain Lanskap L’Avenue di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jakarta sebagai Ibu kota negara Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. Selain menjadi pusat kegiatan pemerintah, Kota Jakarta juga menjadi sentral bisnis dan niaga yang paling maju di Indonesia. Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan penduduk Kota Jakarta menjadi begitu besar seiring dengan tujuan hidup penduduk dan warga perantau yang datang untuk mencari lapangan pekerjaan. Branch 1995 menyatakan bahwa meningkatnya jumlah penduduk, serta beban pembangunan wilayah termasuk di dalamnya tumbuh dan berkembangnya permukiman, industri, dan pusat-pusat kegiatan kota, cenderung menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat perkotaan itu sendiri, akibat semakin meningkatnya lingkungan fisik kritis perkotaan. Pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia semakin meningkat, dan tidak disertai dengan meluasnya lahan. Perubahan ini memberikan pengaruh terhadap perkembangan kota. Oleh sebab itu, untuk menanggulangi pemakaian lahan yang berlebihan di kota dan tidak mengurangi fungsi lahan tersebut didapat suatu pemahaman manusia untuk membangun alternatif fasilitas guna mendapatkan kenyamanan melalui pembuatan kawasan yang dapat mendukung kebutuhan manusia. Salah satu kawasan baru yang dibangun dan dikembangkan adalah L’Avenue. L’Avenue merupakan sebuah proyek yang dipilih oleh owner dan akan dijadikan sebagai nama kawasan di daerah Pancoran, Jakarta Selatan. Kawasan ini memiliki luas area 24.507 m 2 dan merupakan proyek mixed-use development pengembangan suatu kawasan dengan berbagai fungsi yang meliputi office, apartemen dan retail. Kegiatan magang ini dilakukan di salah satu konsultan yang bergerak di bidang perencanaan dan perancangan lanskap, khususnya pada landscape designing consultant, Oemardi_zain. Keikutsertaan dalam kegiatan studio dalam proses perancangan lanskap diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme diri serta kompetensi sebagai arsitek lanskap. 2

1.2 Tujuan