Sumpit Sebagai Identitas Budaya Cina Sumpit Dalam Pendidikan Budaya dan Teknologi

Sumpit sebagai alat makan kini semakin digemari, tidak hanya dikalangan masyarakat Tionghoa di Kota Medan tetapi juga oleh masyarakat pribumi yang ada di Kota Medan, terutama saat menikmati hidangan Cina. Tidak hanya saat menikmati hidangan Cina, saat ini juga sudah banyak ditemui restoran atau rumah makan Indonesia yang menyediakan sumpit sebagai alat untuk makan. Sebagai orang Indonesia, mungkin kebanyakan dari kita tidak terbiasa menggunakan sumpit untuk makan. Kita lebih terbiasa menggunakan sendok dan garpu, bahkan tangan kosong, untuk menikmati makanan. Di Indonesia, makanan yang sering dinikmati dengan menggunakan sumpit adalah mi. Namun di negeri asalnya sana, bahkan nasi pun dimakan dengan menggunakan alat makan unik ini. Orang Indonesia kebanyakan susah menggunakan sumpit sebagai alat makan nasi. Selain karena tidak terbiasa, nasi di Indonesia berbeda dengan nasi di Jepang dan China. Berdasarkan penelitian ini, masyarakat Tionghoa di kota Medan masih tetap mempertahankan budaya menggunakan sumpit sebagai alat untuk menyantap hidangan terutama hidangan atau masakan Cina. Dan masih banyak ditemui mereka yang bahkan tidak bisa makan jika tidak menggunakan sumpit. Meskipun pada umumnya banyak dari mereka yang juga sering dan terbiasa menggunakan sendok dan garpu pada saat makan hidangan atau masakan di restoran maupun rumah makan lain bukan restoran maupun rumah makan Cina.

5.1.2 Sumpit Sebagai Identitas Budaya Cina

Sumpit sering menjadi lambang yang mewakili bangsa atau budaya Cina, atau mengungkapkan hal-hal yang berhubungan atau identik dengan Cina. Termasuk keturunan Universitas Sumatera Utara Cina yang tersebar ataupun menetap di berbagai negara, seperti halnya dengan masyarakat Tionghoa yang ada di Medan. Secara umum kata “sumpit” dipakai untuk mempresentasikan bangsa Cina atau kebudayaan bangsa Cina secara umum. Hal serupa terdapat pada buku Red Lacquered Chopsticks. Buku ini tidak menjelaskan mengenai sumpit pada umumnya tetapi sumpit yang dipilitur dengan warna merah. Buku ini merupakan kumpulan dari puisi-puisi karya Betty Warrington-Kearsley. Puisi ini menggambarkan posisi dia sebagai seorang anak yang lahir dari darah Inggris barat yang diwakili oleh garpu dan Cina timur yang direpresentasikan dengan sumpit. Contoh lain yang menunjukkan sumpit sebagai representasi dari budaya Cina adalah dengan berdirinya rumah makan bernama Chopsticks. Chopsticks bukanlah toko yang menjual sumpit, melainkan merupakan salah satu cabang dari sebuah rumah makan Cina pertama yang didirikan di Lebanon pada tahun 1998. Cabang rumah makan ini, menghidangkan makanan Cina cepat saji atau Chinese Food.

5.1.3 Sumpit Dalam Pendidikan Budaya dan Teknologi

Ada sebuah karya musikal bernama “Chopsticks” yang dimainkan dengan piano dan dikenal bernada cepat dan berloncatan. Meskipun namanya demikian, pada dasarnya karya itu tidak ada hubungannya dengan budaya Asia. Nama asli karya tersebut adalah “The Celebrated Chop Waltz”, dan diaransemen untuk dimainkan dengan tangan berdekatan, jari-jari kecil menekan lembut dan menarikan nada dengan gaya memotong cepat. Universitas Sumatera Utara Dalam sebuah artikel yang berjudul “1001 Hal Tentang Sumpit” dituliskan bahwa sumpit pernah menjadi salah satu bagian dari teknologi. Mars Rock Corer adalah alat yang mampu mengasah dan mengebor bebatuan bumi untuk diambil sampelnya. Alat tersebut dibuat oleh Hong Kong Polytechnic University untuk misi ke Mars pada tahun 2003 yang dilakukan oleh European Space Agency. Salah satu bagian dari alat tersebut yang didesain untuk memegang potongan sampel batu, ternyata terinsipirasi dari sepasang sumpit. Sayang, alat tersebut tidak pernah diluncurkan karena mesin pendaratan dalam misi tersebut hilang dalam perjalanan menuju Mars. Namun demikian, cukup penting untuk dicatat bahwa sumpit pernah menjadi salah satu sumber inspirasi di bidang luar angkasa atau teknologi. Sumpit merupakan karya ilmiah besar yang patut dibanggakan di dalam sejarah peradaban manusia. Orang Cina di masa Chunqiu dan Zhanguo sudah menggunakan sumpit. Dua batang yang kelihatannya simpel ini, telah dengan pintarnya menerapkan teori keseimbangan di dalam ilmu fisika. Sumpit merupakan perpanjangan jari tangan manusia. Sumpit tahan terhadap makanan yang panas, makanan beku, sungguh merupakan suatu ciptaan yang hebat. Sumpit juga merupakan peninggalan masa lampau yang bermanfaat untuk kajian sejarah, arkeologi, dan ilmu pengetahuan lainnya. Kini, dengan semakin banyaknya jenis sumpit, bertumbuh pula jaringan kolektor yang hobi mengumpulkan sumpit. Para kolektor ini bukan saja berasal dari negara yang merupakan negara asal sumpit, tetapi juga dari berbagai belahan dunia lainnya. Di Indonesia, walaupun belum ada datanya, diperkirakan tak sedikit pula kolektor yang senang mengumpulkan sumpit. Semoga di Indonesia makin banyak orang menjadi kolektor sumpit. Dengan demikian nantinya akan berdiri Museum Sumpit. Universitas Sumatera Utara

5.2 Makna Sumpit Bagi Masyarakat Tionghoa di Medan