Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman nasional yang perlu mendapatkan perhatian yang serius oleh segenap element bangsa. Ancaman nasional tersebut berpotensi besar menggangu kelangsungan hidup bangsa dan negara serta menggangu ketahanan diri, keluarga dan masyarakat baik secara fisik baik mental, secara sosial dan ekonomi. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan yang terus meningkat, hal tersebut terlihat dari peningkatan angka kejahatan narkoba yang ditangani Mabes Polri maupun dari data lembaga permasyarakatan. Masalah penggunaan narkoba di Indonesia merupakan masalah serius yang harus dicarikan jalan penyelesaiannya dengan segera. Banyak kasus yang menunjukan betapa akibat dari masalah tersebut di atas telah menyebabkan banyak kerugian, baik materi maupun non materi, banyak kejadian seperti perceraian, atau kesulitan lain bahkan kematian yang disebabkan oleh ketergantungan terhadap narkoba. Indonesia yang semula menjadi negara transit atau tempat pemasaran sekarang sudah meningkat menjadi salah satu negara tujuan bahkan telah pula merupakan negara eksportir atau negara produsen. Dalam hal ini ternyata Mabes POLRI pada desember 1999 lalu pernah menangkap Burhan, pemilik pabrik ekstasi di Tanggerang yang dalam sebulan bisa mencetak 1,8 juta butir pil ekstasi. Dalam dekade terakhir ini, penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman nasional yang perlu diperhatikan secara seksama dan multidimensional, baik ditinjau dari segi mikro Universitas Sumatera Utara keluarga makro ketahanan nasional yang meningkat dewasa ini, menyebabkan semakin mengkhawatirkan dengan dampak buruk ekonomi dan sosial yang semakin besar. Angka kasus kejahatan tindak pidana narkoba yang dilaporkan ke kepolisian Mabes Polri, 2004 dalam lima tahun terakhir 2000-2004 menunjukkan peningkatan rata-rata 28,9 pertahun. Sedang Jumlah tersangka meningkat rata-rata 28,6 pertahun. http:www.isekolah.orgr_narkoba_detail.php?itemid=h_1171506156 Data-data menunjukkan penggunaan narkoba terus meningkat dari tahun ke tahun. Data di Badan Narkotika Nasional BNN menyebutkan dalam kurun waktu lima tahun, pengguna narkoba naik rata-rata 58 persen tiap tahun. Pada tahun 1999 kasus narkoba tercatat 1.833 kasus. Jumlah itu melonjak menjadi 7.140 kasus pada tahun 2003. Jumlah tersangka juga mengalami kenaikan signifikan, sebesar 278 persen dalam kurun lima tahun. Artinya tiap tahun tersangka kasus narkoba meningkat rata-rata 56 persen. Itu hanya kasus yang tercatat. Mengingat kasus narkoba merupakan gejala gunung es yang hanya terlihat puncaknya di permukaan, diperkirakan kasus yang tidak terdeteksi jumlahnya lebih besar lagi. Badan Kesehatan Dunia WHO bahkan memperkirakan pengguna narkoba di Indonesia saat ini mencapai satu persen dari jumlah penduduk. Jika penduduk Indonesia sekarang berjumlah 220 juta jiwa, artinya ada sekitar 2,2 juta orang yang kecanduan narkoba. Yang paling menggelisahkan, pecandu narkoba terbanyak adalah anak muda berusia 15 hingga 24 tahun. Penelitian yang dilakukan BNN dan Lembaga Pranata Universitas Indonesia pada 2003 mendapati 3,9 persen di antara 13.710 siswa SLTP sampai mahasiswa yang menjadi sampel, menggunakan narkoba dalam satu tahun terakhir. Penelitian itu dilakukan di seluruh ibu kota provinsi. Sedangkan survei yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa YCAB mendapati delapan persen Universitas Sumatera Utara anak usia 12-19 tahun pernah mencoba narkoba. 17 Juni 2004, Pendidikan, Koran Repuplik Atas dasar latar belakang tersebut, Badan Narkotika Nasional menindaklanjuti pelaksanaan penelitian Survey Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa tahun 2003 dengan mengadakan Survey Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Pekerja Formal dan Informal disingkat SPPN 2004. Sedangkan tahun 2005 direncanakan survey itu dilakukan di lingkungan keluarga. Permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman nasional yang perlu mendapatkan perhatian serius dengan upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba P4GN oleh segenap elemen bangsa. Peningkatan yang terjadi tidak saja dari jumlah pelaku tetapi juga dari jumlah narkoba yang disita serta jenis narkoba. Masalah ini merupakan ancaman yang serius bukan saja terhadap kelangsungan hidup dan masa depan pelakunya tetapi juga sangat membahayakan bagi kehidupan masyarakat bangsa dan negara. Atas dasar itu BNN bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik BPS melakukan suatu penelitian Masalah Napi Narkoba di 9 Lapas dan 1 Rutan yang tersebar di 9 Propvinsi di Indonesia. Cakupan LapasRutan ditentukan berdasarkan banyaknya Napi narkoba di masing-masing lembaga tersebut. Diharapkan hasilnya dapat dijadikan pedoman dalam menentukan langkah-langkah kebijakan lebih lanjut. www.bnn.go.id Peningkatan jumlah pelaku penyalahgunaan baik yang mengikuti pengobatan dan rehabilitasi di pusat-pusat rehabilitasi maupun yang tidak, demikian juga jumlah orang mati karena narkoba. Jenis narkoba yang disalahgunakan yang makin beragam dan Universitas Sumatera Utara meluas distribusinya. Peningkatan angka kejahatan narkotika yang ditangani oleh Polri, baik dilihat dari jumlah pelakunya, maupun jumlah narkoba yang disita. Perubahan Indonesia dari wilayah transit menjadi tempat pemasaran perdagangan bahkan menjadi tempat produksi narkoba dari sindikat narkoba internasional. Posisi dan sifat geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, yang rentan terhadap penyelundupan narkoba. Pemberantasan narkoba membutuhkan kerja sama yang baik dari semua kalangan baik itu dari kalangan pemerintah, LSM, masyarakat umum, dan organisasi-organisasi sosial demi menyelamatkan generasi masa depan bangsa. Kepedulian masyarakat dan LSM serta unsur-unsur yang ada di lingkungan sosial sekitarnya dalam usaha memberantas narkoba juga cukup besar. Dapat kita lihat dengan semakin banyaknya berdiri oraganisasi, yayasan, atau pun panti-panti rehabilitasi yang khusus menangani masalah narkoba. Setiap panti atau yayasan memiliki pelayanan dalam metode penyembuhan. SADAR,Desember 2006 Bagaimana penanggulangan narkoba selain dari sisi hukum, sosial, budaya, keagamaan serta kesehatan. Sisi penanggulangan dalam bidang kesehatan yang berperan besar di dalam penanggulangan dampak buruk dari penyalangunaan narkoba. Pengobatan dalam bidang medis pun terbagi dua yaitu pengobatan modern dan pengobatan tradisional. Masing-masing cara pengobatan baik modern ataupun memiliki fungsi dan manfaat masing-masing. Salah satu panti atau yayasan yang menangani masalah narkoba adalah Panti Rehabilitasi Narkoba Sibolangit Center. Panti ini merupakan salah satu tempat rehabilitasi terbesar di Sumatera Utara yang menangani masalah narkoba. Mempunyai beberapa metode pengobatan didalam penyembuhan kliennya. Salah satu metode Universitas Sumatera Utara pengobatan tersebut adalah pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dilakukan oleh Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre ada dua macam yaitu : pengobatan jamu dan pengobatan oukupmandi uap. Mengingat sampai saat ini belum ada suatu ketentuan atau standard kesehatan dipanti rehabilitasi dari Departemen Kesehatan maupun Departemen Sosial maka pengelolah panti hanya berpedoman pada ” Panduan Pelayanan Rehabilitasi Sosial Bagi Korban Penyalahgunaan Napza” dari Depsos tahun 2002 yang menyatakan : Salah satu tujuan pembinaan fisik adalah pulihnya kondisi fisik dan kesegaran jasmani para klien dari keadaan kurang sehat atau loyo kepada keadaan jasmani yang sehat dan bugar. Dengan demikian pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre diharapkan mampu mencapai tujuan seperti yang disebutkan di atas. www.pempropsu.go.id pimansu.indeks Selama hampir enam tahun panti ini berperan didalam menyelenggarakan pelayanan metode penyembuhan dengan berbagai metode pengobatan bagi korban narkoba atau klien, panti ini ini telah merawat puluhan bahkan ratusan alumni dengan mengunakan berbagai metode pengobatan yang salah satunya adalah pengobatan tradisional. Penulis tertarik untuk mengali serta mencari tahu sejauh mana keefektivan penyembuhan dengan metode pengobatan tradosional.

1.2. Perumusahan Masalah