Penyalahgunaan Narkoba TINJAUAN PUSTAKA

3. Zat Adiktif

Zat adiktif adalah bahan-bahan aktif atau obat yang dalam organisme hidup menimbulkan keraj biologi yang apabila disalahgunakan dapat menimbulkan ketergantungan adiksi yakni keinginan mengkomsumsi terus menerus. Didalam Undang-Undang no.5 Tahun 1997 tentang psikotropika, jenis obat yang memiliki zat adiktif antara lain : amfetamin , amobarbital, flunitrazeam, diahepam, bromazepam, fenobarbital, minuman beralkohol, tembakau, halusinogen, bahan pelarut solvent, bensin, tener, cariaqn lem dan cat . Wreswiniro dkk,1999

2.3. Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba adalah pemakaian narkoba secara terus- menerus atau sekali-kali atau kadang-kadang dan berlebihan serta tidak menunjuk petunjuk dokter dan praktek kedokteran. Penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan gangguan –gangguan tertentu pada badan dan jiwa seseorang dengan akibat sosial yang tidak diinginkan dan merugikan. Widjono,1981:1 Penyalahgunaan narkoba adalah pemakaian obat dan zat-zat berbahaya lain dengan maksud bukan untuk tujuan pengobatan dan atau penelitian serta digunakan tanpa mengikuti aturan serta dosis yang benar. www.bkkbn.go.id Menurut Undang-Undang No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika, penyalahgunaan narkoba adalah menggunakan narkotika tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan mengakibatkan ketergantungan, dependensi, adiksi atau kecanduan. Karena bermula dari rasa ingin tahu, senang-senang atau hura-hura, seringkali pada awalnya pemakai berpikiran bahwa kalau hanya Universitas Sumatera Utara mencoba-coba saja tidak mungkin bisa jadi kecanduan ketagihan. Kenyataannya, walaupun hanya coba-coba experimental user derajat pemakaian tanpa disadari akan meningkat intensive user dan pada akhirnya akan menjadi sangat tergantung pada obat tersebut compulsary user. Lebih banyak orang bukan pemakai, banyak pemakai yang hanya sekedar mencoba-coba dan berhenti, ada sejumlah orang hanya memakai pada kesempatan-kesempatan tertentu untuk pergaulan atau penerimaan sosial, sebagian adalah pemakai yang berulang dan mencari narkoba sebagai sebuah kebutuhan, dan sejumlah kecil adalah para pemakai yang sudah tidak lagi dapat melepaskan diri dari narkobatergantung,kecanduan. hhtp:hqweb01.bkkbn.go.idhqwebceriamb11napza03.html Seseorang berada dalam kondisi ini pastilah karena disebabkan oleh beberapa faktor yang berperan pada penyalahgunaan narkoba. Secara umum faktor penyalahgunaan narkoba dapat disebabkan oleh :

1. Faktor Keluarga

Keluarga adalah unit sosial paling kecil dalam masyarakat yang peranannya besar sekali terhadap perkembangan sosial, terlebh pada awal – awal perkembangan anak yang menjadi landasan bagi perkembangan kepribadian selanjutnya. Orang tua menjadi faktor penting dalam menanamkan dasar kepribadian yang ikut menentukan corak dan kepribadian setelah dewasa. Singgih ; 2000:25 Berdasarkan hasil penelitian tim UNIKA Atma Jaya dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta tahun 1995, terdapat beberapa tipe keluarga yang beresiko tinggi anggota keluarganya terutama anaknya yang remaja terlibat penyalahgunaan narkoba. Keluarga yang memiliki sejarah termasuk orang tua mengalami ketergantungan Universitas Sumatera Utara narkoba. Keluarga dengan menejemen keluarga yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu misalnya, ayah bilang ya, ibu bilang tidak. Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar saudara. Keluarga dengan orang tua yang otoriter. Di sini peran orang tua sangat dominan, dengan anak yang hanya sekedar harus menuruti apa kata orang tua – dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri – tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidaksetujuannya. Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus dicapai dalam banyak hal. Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu. http:www.e_psikologi.comremajanapza- 4.htm

2. Faktor Kepribadian

Individulah yang paling berperan menentukan apakah ia akan atau tidak akan menjadi pengguna narkoba. Keputusannya dipengaruhi oleh dorongan dari dalam maupun luar dirinya. Dorongan dari dalam biasanya menyangkut kepribadian dan kondisi kejiwaan seseorang yang membuatnya mampu atau tidak mampu melindungi dirinya dari penyalahgunaan narkoba. Kepribadian tidak begitu saja terbentuk dari dalam individu melainkan juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang tertanam sejak kecil melalui proses enkulturasi dan sosialisai baik dari keluarga maupun lingkungan masyarakat. Kemampuan membentuk Universitas Sumatera Utara konsep diri self concept, sistem nilai yang teguh sejak kecil, dan kestabilan emosi merupakan beberapa ciri kepribadian yang bisa membantu seseorang untuk tidak mudah terpengaruh. hhtp:hqweb01.bkkbn.go.idhqwebceriamb11napza03.html

3. Faktor Kelompok Teman Sebayapeer group

Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara teman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya semua orang ingin disukai dan tidak ada yang mau dikucilkan. Keinginan untuk menganut nilai-nilai yang sama dalam kelompok konformitas, diakui solidaritas, dan tidak dapat menolak tekanan kelompok peer pressure merupakan hal- hal yag mendorong penggunaan narkoba. Dorongan dari luar adalah ajakan, rayuan, tekanan dan paksaan terhadap individu untuk memakai narkoba sementara individu tidak dapat menolaknya. Dorongan luar juga bisa disebabkan pengaruh media massa yang memperlihatkan gaya hidup dan berbagai rangsangan lain yang secara langsung maupun tidak langsung penggunaan narkoba. http:www.bkkbn.go.id

4. Faktor Kesempatan

Ketersediaan narkoba dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan sebagai pemicu. Di lain pihak, masyarakat pula yang tidak mampu mengendalikan bahkan membiarkan penjualan dan peredaran narkoba, misalnya karena lemahnya penegakan hukum, penjualan obat-obatan secara bebas, bisnis narkotika yang terorganisir. Narkoba semakin mudah diperoleh dimana-mana dengan harga terjangkau. Berbagai kesempatan untuk memperoleh dan menggunakan narkoba memudahkan terjadinya penggunaan dan penyalahgunaan narkoba. Universitas Sumatera Utara

2.4. Bahaya Narkoba