Efektivitas Pengobatan Jamu ANALISIS DATA

V.3. Efektivitas Pengobatan Jamu

Data mengenai efektivitas pengobatan jamu yang akan disajikan terdiri dari : tahu tidaknya jenis dan manfaat jamu, fasilitas pengobatan jamu, pengaruh - pengaruh pengobatan jamu terhadap responden, sikap ahli pengobat tradisional, ketepatan waktu pemberian dan jumlah ahli pengobat tradisional. Data tentang distribusi responden berdasarkan keterangan tahu tidaknya jenis jamu yang diberikan oleh panti disajikan dalam tabel 5.11 berikut ini : Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Keterangan Tahu Tidaknya Jenis Jamu No. Ketegori Frekuensi 1 2 Tahu Tidak Tahu 14 4 77,78 22,22 Jumlah 18 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan data pada tabel 5.11 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang menjadi sampel dalam penelitian yakni sebanyak 14 responden atau 77,78 mengetahui jenis jamu yang diberikan oleh pihak panti.kepada mereka Sedangkan 4 responden atau 22,22 tidak mengetahui jenis jamu yang diberikan. Dalam hal ini responden mengatakan kalau jenis jamu yang mereka minum setiap hari itu adalah jenis jamu yang berasal dari berbagai ramuan yang sebelumnya telah diolah menjadi jamu dalam bentuk seduh. Data selanjutnya adalah tentang distribusi responden berdasarkan keterangan tahu tidaknya manfaat jamu yang diberikan oleh panti rehabilitasi sibolangit centre disajikan dalam tabel 5.12 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Keterangan Tahu Tidaknya Manfaat Jamu No. Ketegori Frekuensi 1 2 Tahu Tidak Tahu 15 3 83,33 16,67 Jumlah 18 100 Sumber : Data Primer Dari data yang telah disajikan dalam tabel 5.12 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden mengetahui manfaat dari jamu yang diberikan oleh Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre yaitu sebanyak 15 responden atau 83,33 . Dapat dilihat dari selama menjalani pengobatan jamu ini responden selalu berselera untuk meminum jamu yang telah diberikan. Hal ini disebabkan karena menurut responden jamu itu baik untuk kesehatan tubuh. Sementara itu pada tabel 5.12 diatas terdapat 3 responden atau 16,67 yang tidak mengetahui manfaat dari jamu yang diberikan oleh panti rehabilitasi sibolangit centre ini. Seperti penuturan dari salah seorang responden yang bernama, M. Nurdin Syah : “ Saya kurang mengetahui manfaat jamu secara pasti, karena rasanya kurang enak dilidah dan pahit.” Menurut Pak Kasman selaku ahli pengobat tradisional : “Sebelum pasien menjalani proses pengobatan jamu ini, kami telah menjelaskan terlebih dahulu manfaat dari jamu ini. Sehingga mereka bisa tahu kalau jamu ini baik untuk kesehatan mereka.” Data keterangan responden mengenai sikap ahli pengobat tradisional dalam memberikan pangobatan jamu telah disajikan pada tabel 5.13 dibawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Keterangan Sikap Ahli Pengobat Tradisional Dalam Memberikan Pengobatan Jamu No. Ketegori Frekuensi 1 2 3 Baik Cukup baik Kurang Baik 18 100 Jumlah 18 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan data yang telah disajikan dalam tabel 5.13 di atas diketahui bahwa keseluruhan responden yang menjadi sampel dalam penelitian menyatakan bahwa sikap ahli pengobat tradisional dalam memberikan pengobatan jamu baik. Tanggapan mereka ini didasari oleh karena selama ini ahli pengobat tradisional sudah bersikap seperti yang mereka harapkan, selalu bersikap baik dan ramah kepada para pasien. Selain itu ahli pengobat tradisional juga selalu mendengarkan setiap keluhan – keluhan yang responden hadapi dan mengawasi para responden dengan teliti selama berlangsungnya pengobatan jamu. Adanya hubungan komunikasi yang baik dengan ahli pengobat tradisional membuat responden tidak takut – takut untuk menceritakan semua keluhannya. Data selanjutnya adalah tentang distribusi responden berdasarkan keterangan lancarnya pencernaan setelah menerima pengobatan jamu disajikan dalam tabel 5.14 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Keterangan Pencernaan Lancar Setelah Menerima Pengobatan Jamu No. Ketegori Frekuensi 1 2 Ya Tidak 18 100 Jumlah 18 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan data dari tabel 5.14 di atas diketahui bahwa keseluruhan responden yang menjadi sampel dalam penelitian menyatakan bahwa pencernaannya lancar setelah menerima pengobatan jamu. Hal ini disebabkan karena jamu – jamuan bisa juga untuk mencuci perut sehingga dapat memperlancar pencernaan. Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden mengatakan bahwa setelah meminum jamu mereka tidak pernah mengalami masalah gangguan pencernaan. Seperti yang diucapkan oleh responden yang bernama Beny Dedi Juanda : “Sebelumnya saya sering mengalami susah buang air besar tapi setelah minum jamu- jamuan ini, pencernaan saya sekarang lancar-lancar saja.” Data berikut tentang distribusi responden mengenai selera makan jadi bertambah setelah menerima pengobatan jamu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.15 dibawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Keterangan Setelah Menerima Pengobatan Jamu Selera Makan jadi Bertambah No. Ketegori Frekuensi 1 2 Ya Tidak 17 1 94,45 5,55 Jumlah 18 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan data pada tabel 5.15 di atas dapat diketahui bahwa ada sebayak 17 responden atau 94,45 responden yang menyatakan selera makannya bertambah setelah menerima pengobatan jamu. Menurut Pak Kasmas selaku ahli pengobat tradisional : “ Pengobatan jamu ini bertujuan untuk mengeluarkan racun – racun narkoba yang terdapat dalam tubuh pasien, sehingga nafsu makannya akan bertambah.” Data berikutnya adalah tentang distribusi responden mengenai segar dan fitnya badan setelah menerima pengobatan jamu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.16 dibawah ini : Tabel 5.16 Distribusi Responden Berdasarkan Keterangan Segar dan Fitnya Badan Setelah Menerima Pengobatan Jamu No. Ketegori Frekuensi 1 2 Ya Tidak 17 1 94,45 5,55 Jumlah 18 100 Dilihat dari data pada tabel 5.16 di atas mayoritas responden menyatakan badannya segar dan fit setelah menerima pengobatan jamu yakni sebanyak 17 responden atau 94,45 dan 1 responden atau 5,55 menyatakan tidak. Menurut hasil wawancara peneliti dengan responden yang bernama Faisal lubis : Universitas Sumatera Utara “Sekarang badan saya terasa lebih segar dan fit. Mungkin ini pengaruh jamu itu. Sebelumnya saya sering terlihat lesu dan badan terasa lemas sekali.” Menurut Bapak Kasman selaku ahli pengobat tradisional di Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre: “ Badan mereka akan teras segar dan fit karena efek dari jamu tersebut. Dimana jamu juga berfungsi untuk melemaskan urat – urat pada tubuh pasien dan juga menambah stamina sehingga hasilnya akan membuat tubuh terasa sehat dan fit selalu.”. Selanjutnya data tentang distribusi responden mengenai pikiran jadi fokus dalam mengikuti kegiatan lainnyasetelah menerima pengobatan jamu dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut ini : Tabel 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Keterangan Setelah Menerima Pengobatan Jamu Pikiran Fokus dalam Mengikuti Kegiatan Lainnya No. Ketegori Frekuensi 1 2 Ya Tidak 14 4 77,78 22,22 Jumlah 18 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan data pada tabel 5.17 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 14 responden atau 77,78 menyatakan kalau pikiran mereka jadi fokus untuk mengikuti kegiatan lain dipanti ini. Pak Kasman selaku ahli pengobat tradisional mengatakan kalau jamu berfungsi untuk memperbaiki syaraf – syaraf otak pasien. Sehingga hasilnya akan membuat pikiran jadi lebih fokus terhadap apa yang dilakukannya. Universitas Sumatera Utara Sedangkan pendapat salah seorang responden yang bernama Azhari Prayitno mengatakan: “ Setelah meminum jamu-jamuan ini saya lebih fokus terhadap kegiatan lainnya agar saya cepat sembuh. Awalnya saya suka gak konsentrasi, menghayal, melamun dan sering lupa. Tapi sekarang sudah agak mendingan.” Sedangkan 4 responden menyatakan pikirannya kurang fokus untuk mengikuti kegiatan lainnya di dalam panti ini. Hal ini didasari karena efek dari jamu tersebut belum bekerja pada syaraf –syaraf kepala pasien. Selain itu tidak diikuti kemauan yang kuat untuk sembuh dari pasien. Menurut Bapak T.Moh Safawi Arifin selaku penanggung jawab panti : “Pengobatan jamu dan oukup adalah hanya obat bantu untuk menyembuhkan pasien. Tetapi obat yang paling mujarab adalah kemauan kuat dari diri sendiri untuk sembuh dan juga bantuan dari Tuhan.” Selanjutnya data tentang keterangan responden mengenai pernah tidaknya sakau setelah menerima pengobatan jamu dapat dilihat pada tabel 5.18 berikut ini : Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Keterangan Pernah Tidaknya Sakau Setelah Menerima Pengobatan Jamu No. Ketegori Frekuensi 1 2 Pernah Tidak Pernah 1 17 5,55 94,45 Jumlah 18 100 Sumber : Data Primer Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data pada tabel 5.18 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas rensponden yang menjadi sampel dalam penelitian tidak pernah lagi sakau setelah menerima pengobatan jamu yakni sebanyak 17 responden atau 94,45 . Sedangkan responden yang masih pernah mengalami sakau yakni 1 responden atau 5,55 . Bapak Henry Ginting selaku kepala kesehatan di Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre mengatakan : “Sakau itu dapat terjadi apabila keinginan dari pasien untuk memakai narkoba tidak terpenuhi, maka mereka akan merasa kedinginan, sakit kepala, gelisah, dan meronta – ronta.Biasanya, kalau ada pasien yang sakau maka akan direndam di dalam kolam agar terasa dingin sehingga syaraf-syaraf yang rusak dapat dirangsang untuk bekerja kembali.” Selanjutnya, pada tabel 5.19 telah disajikan data tentang tanggapan responden mengenai fasilitas untuk pengobatan jamu di Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat berikut ini: Tabel 5.19 Distribusi Responden Berdasarkan Keterangan Fasilitas Untuk Pengobatan Jamu di Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre No. Ketegori Frekuensi 1 2 3 Sudah memadai Kurang memadai Tidak memadai 17 1 94,45 5,55 Jumlah 18 100 Sumber : Data Primer Dari data yang telah disediakan pada tabel 5.19 di atas diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 17 responden atau 94,45 menyatakan fasilitas untuk Universitas Sumatera Utara pengobatan jamu sudah memadai. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi peralatan dan perlengkapan pendukung pengobatan jamu selalu tersedia selama responden menerima pengobatan jamu ini. Seperti yang dikatakan oleh manager atau penanggung jawab Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre Bapak T. Moh. Safawi Arifin : “Saya kira untuk fasilitas pengobatan jamu sudah memadai. Pasien tinggal duduk di dalam ruangan makan setelah itu jamu akan diantar ke meja masing – masing. Mereka minumnya dari gelasnya masing-masing karena sebelumnya gelas mereka telah ditulis nama – nama mereka.” Sedangkan 1 responden atau 5,55 menyatakan kalau fasilitas untuk pengobatan jamu kurang memadai karena menurutnya pihak panti perlu memberikan madu juga selain daripada jamu. Data keterangan responden mengenai ahli pengobat tradisional yang tidak tepat waktu dalam memberikan pengobatan jamu disajikan dalam tabel 5.20 berikut ini : Tabel 5.20 Distribusi Responden Berdasarkan Keterangan Tidak Tepat Waktunya Ahli Pengobat Tradisional Dalam Memberikan Pengobatan Jamu No. Ketegori Frekuensi 1 2 Pernah Tidak Pernah 18 100 Jumlah 18 100 Sumber : Data Primer Dilihat dari data yang tersaji dalam tabel 5.20 diatas dapat diketahui bahwa keseluruhan responden menyatakan kalau ahli pengobat tradisional selalu tepat waktu dalam memberikan pengobatan jamu. Universitas Sumatera Utara Adapun pengobatan jamu ini diberikan secara rutin sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore harinya. Data keterangan responden mengenai jumlah ahli pengobat tradisional disajikan dalam tabel 5.21 berikut ini : Tabel 5.21 Distribusi Responden Berdasarkan Keterangan Jumlah Ahli Pengobatan Jamu No. Ketegori Frekuensi 1 2 Sudah mencukupi Belum mencukupi 15 3 83,33 16,67 Jumlah 18 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan data pada tabel 5.21 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang menyatakan jumlah ahli pengobat tradisional sudah mencukupi sebanyak 15 responden atau 83,33 . Ini didasari karena menurut mereka walaupun jumlah ahli pengobat tradisional hanya satu orang tetapi mereka sudah dapat melayani dengan baik. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa jumlah ahli pengobat tradisional dipanti ini ada satu orang. Ahli pengobat tradisional ini yang meracik ramuan-ramuan menjadi jamu untuk kemudian diberikan kepada seluruh pasien Menurut Bapak T.Moh. Safawi Arifin selaku penaggung jawab panti mengatakan: “Jumlah ahli pengobat tradisional diPanti Rehabilitasi Sibolangit Centre ini ada satu orang saja. Beliau yang membuat ramuannya menjadi jamu untuk kemudian diminum oleh para pasien.” Sedangkan 3 responden atau 16,67 menyatakan bahwa jumlah ahli pengobat tradisional belum mencukupi. Menurut mereka jumlah ahli pengobat tradisional perlu Universitas Sumatera Utara ditambah agar selama proses pengobatan jamu mereka tidak terlalu lama menunggu untuk meminum jamunya.

V.4. Efektivitas Pengobatan Oukup