1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kehidupan yang semakin kompleks, persaingan bisnis yang ketat, problema hidup dan aspek sosial lainnya menyebabkan sebagian orang
menganggap diskotik merupakan sarana hiburan yang dapat menghilangkan stress meskipun bersifat sementara, ini terbukti dengan menjamurnya diskotik di kota-
kota besar sekarang ini, disamping sebagai sarana hiburan diskotik juga merupakan salah satu sarana penunjang yang harus dipertahankan dalam
meningkatkan bisnis pariwisata. Menurut data resmi dari Dinas Pariwisata pada tahun 2008 di Medan
terdapat 10 buah diskotik, 6 buah Klab malam, yang tampaknya akan terus bertambah, dan dari pengamatan penulis pada survei awal, ke enam buah Klab
malam tersebut juga berfungsi sebagai diskotik, dimana pada setiap diskotik diperkirakan mempekerjakan sebanyak 50-70 orang, yang terdiri dari Disk Jockey,
bartender, waiter, pengamanan dan pegawai administrasi. Adapun salah salah satu diskotik tersebut yakni diskotik Millenium Three
Thamrin Plaza Medan dikarenakan peneliti melihat pengunjungnya yang banyak disebabkan tiket masuk yang dapat terjangkau oleh masyarakat yakni seharga 30
ribu rupiahorang dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan pada tahun 2007 di Medan menyatakan kalau asap rokok yang
1
Universitas Sumatera Utara
2 memenuhi ruangan diskotik tampaknya telah melewati ambang batas, yakni
kekentalannya sekitar 85, ini terbukti dengan pekatnya asap rokok yang dapat terlihat dengan kasat mata dan bau asap rokok yang melekat pada pakaian saat
dilakukan survei awal. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur konsentrasi asap rokok dalam diskotik sebagai ruangan tertutup adalah peralatan Envirocheck
I Single Gas Monitor Serial Number QT 5120003, buatan Amerika, dengan ukuran 7 x 12 cm, berat 0,5 kg, daya 9 volt dan satuannya ppm part per million.
Tidak dapat dipungkiri bahwa diskotik merupakan gudang asap rokok yang terbesar dibandingkan dengan industri lainnya karena didalam diskotik
pengunjung bebas merokok sepuasnya, sebanyak mungkin dengan jenis rokok yang berbeda-beda sehingga dapat dikatakan bahwa asap rokok merupakan salah
satu komponen yang ditemukan didalam ruangan diskotik, bahkan dengan kasat matapun dapat dilihat betapa pekatnya asap rokok itu dibawah terpaan lampu
diskotik yang gemerlapan dan bau asap rokok itu dapat tetap melekat dipakaian meskipun telah keluar dari lingkungan diskotik. Asap rokok yang terserap di
pakaian yang baunya menetap selama 24 hingga 48 jam dapat diperkirakan bahwa penyerapan juga terjadi dipermukaan paru-paru sebesar diatas 100 meter
persegi. Gale, 1999 : 38 http:www.people.enternet.com. Banyaknya diskotik yang berkembang sekarang ini tentunya menyerap
tenaga kerja yang banyak pula dimana mereka mau tidak mau harus terpapar asap rokok yang memiliki ribuan bahan kimia berbahaya dan terus mengancam
kesehatan tenaga kerja, terutama sebagai perokok pasif.
Universitas Sumatera Utara
3 Banyak sekali penelitian mengenai efek kesehatan terhadap tenaga kerja di
industri-industri besar di Indonesia namun tenaga kerja di diskotik yang sudah pasti terpapar dengan asap rokok tampaknya terlupakan dan harus disadari bahwa
meskipun jumlah pekerja di diskotik jauh lebih kecil dibandingkan dengan pekerja industri-industri besar tapi tenaga kerja di diskotik juga merupakan komunitas
tenaga kerja pada umumnya yang juga memiliki hak untuk mendapatkan pemeliharaan kesehatan kerja yang sebaik-baiknya dan ini merupakan suatu opini
atau pendapat yang dapat dikaitkan untuk kesehatan bagi pekerja dan pengunjung diskotik pada khususnya.
Adapun penelitian yang telah dilakukan dan memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan antara penurunan fungsi paru dengan orang yang
terpapar asap rokok perokok pasif, antara lain seperti penelitian yang ditulis oleh National Health and Medical Research Council NHMRC, 1997 yaitu suatu
penelitian yang melibatkan 20 orang wanita dan 20 orang laki-laki dewasa, berumur antara 18–30 tahun, tidak menderita penyakit Asma, diberikan asap
rokok melalui suatu mesin dalam suatu ruangan tanpa ventilasi selama 2 jam dan hari yang berselang seling, diperoleh penurunan fungsi paru yang bermakna.
http:www.health.gov.aunhmrcadvicenhmrcchap4index.htm. Action on Smoking and Health menyatakan bahwa asap rokok memiliki
efek yang sangat signifikan pada saluran napas pada orang dewasa yang tidak merokok, termasuk meningkatnya batuk, dahak, gangguan dada dan penurunan
fungsi paru. http:www.ash.org.ukhtmlpassive.html.
Universitas Sumatera Utara
4 Pada mulanya rokok tidak menawarkan kenikmatan, tetapi rokok tersebut
tetap bertahan untuk diminati dan dikonsumsi hingga rokok itu menjadi sejenis candu bagi sipemakainya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apakah ada tujuan,
maksud, keyakinan atau ide-ide dalam pemikiran sipemakai rokok sehingga aktivitas merokok itu memberikan atau mempunyai makna tertentu. Hal inilah
yang menjadikan adanya suatu asumsi bagi peneliti. Menurut Nuraini Juliastuti, seorang pemerhati kesehatan mengatakan
bahwa merokok merupakan satu jenis pilihan aktivitas popular. Pemaknaan awal yang menyebabkan seseorang melakukan pilihan merokok dan membuat rokok
menjadi sesuatu yang menggairahkan bisa bermacam-macam dan bersifat pribadi. www.kunci.or.idteks0607tub.htm.
Mengapa hal tersebut terjadi peningkatan kuantitas pengkonsumsian rokok pada pria, walaupun telah ada terpampang dengan jelas dalam setiap
kemasan maupun iklan rokok bahwa rokok mengandung racun yang dapat mengganggu kesehatan dan bahkan dapat merenggut nyawa pemakainya. Apa
yang sebenarnya mereka pemakai rokok maknai dari aktivitas merokok sehingga dapat mengalahkan rasa takut mereka terhadap ancaman penyakit-penyakit yang
ada dalam peringatan-peringatan yang tercantum pada label rokok tersebut, yakni “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan
kehamilan dan janin”. Dalam setiap kemasan rokok yang ada di pasaran ataupun dalam iklan di berbagai media lainnya, seperti di : surat kabar, majalah, brosur,
televisi, radio, internet, spanduk-spanduk, baliho, dan lain-lain. Merek apapun itu,
Universitas Sumatera Utara
5 peringatan tersebut selalu ada tertulis. Peringatan tersebut merupakan informasi
dan himbauan kesehatan kepada masyarakat bahwa merokok itu benar-benar tidak sehat. Seperti adanya opini publik di acara televisi, radio yang menayangkan
tentang bahaya merokok, yakni : “Saya sebelumnya tidak merokok atau bisa dikatakan perokok pasif. Saya sering sekali melihat peringatan bahwa adanya
larangan merokok, tapi sewaktu melihat banyak teman-teman saya yang merokok tapi tidak apa-apa, saya jadi tidak takut dan menanggapinya biasa-biasa saja. Lagi
pula saya berpikir waktu itu kalau memang rokok berbahaya buat kesehatan lantas kenapa tetap dijual bebas?”.
Pengaruh rokok sangat buruk kedepannya bagi kesehatan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia maka akan membawa kerusakan pada setiap
organ disepanjang laluannya, yaitu bermula dari hidung, mulut, tenggorokan, saluran pernafasan, paru-paru, saluran darah, jantung, organ pembiakan, dan
sampai ke saluran kencing, apabila sebagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari badan. http:www.rcentre.utm.myarticles.php?id=64.
Hal inilah yang menjadikan adanya suatu keprihatinan peneliti terhadap kesehatan untuk masyarakat, khususnya dalam hal merokok, seperti yang telah
diterapkan di Jakarta dalam Perda No. 2 dan 75 Tahun 2005 mengenai larangan merokok di tempat umum. Harian Global, 29 November 2007.
Merokok secara medis memang merupakan kebiasaan yang dapat menyebabkan penyakit serius bagi sipenggunanya karena dalam rokok terkandung
bahan-bahan kimia yang dapat merugikan kesehatan dan bahkan dapat
Universitas Sumatera Utara
6 menyebabkan kematian walaupun dampak atau efek yang dihasilkan adalah lama,
yaitu dalam hitungan tahun atau bahkan puluhan tahun. Adanya tenggang waktu inilah yang membuat para pengguna rokok cenderung tidak waspada atau tidak
merasa takut dan bahkan ada yang bersikap acuh terhadap bahaya penyakit tersebut, karena menurut mereka selama penyakit tersebut belum menjangkit
dirinya maka selama itu pulalah mereka mungkin akan tetap mengkonsumsinya. Locken, seorang pemerhati rokok menyatakan bahwa keputusan seseorang
merokok atau tidak secara keseluruhan dapat merupakan kombinasi dari berbagai keyakinan akan akibat-akibat tingkah laku merokok, baik yang bersifat positif
maupun negatif. Akibat positif tersebut dapat berupa : mengurangi stress, memudahkan dalam berinteraksi, membawa ke arah penerimaan kelompok teman
sebaya, memberi kesibukan, relaksasi, menolong untuk berkonsentrasi dan sebagainya. Akibat negatif seperti : mengganggu orang lain, meningkatkan
ketergantungan pada rokok, penyebab pernafasan buruk, meningkatkan kemungkinan terkena kanker, bau tidak enak dan sebagainya. Bagi individu
tertentu, misalnya seorang perokok, akibat-akibat yang bersifat positif cenderung menutupi akibat-akibat yang bersifat negatif. Sebaliknya bagi individu yang tidak
merokok, akibat-akibat yang bersifat negatif dapat meniadakan segala akibat- akibat yang positif. http:www.mail-archive.comdokteryahoogroups.com.
Dari hasil survei ekonomi nasional tahun 1995 yang menemukan bahwa 23 penduduk Indonesia berumur 10 tahun keatas terjerat rokok. Dalam asap
rokok yang mengandung sekitar 4000 komponen yang berbahaya. Sebagian
Universitas Sumatera Utara
7 komponen itu berbentuk gas seperti CO karbon monoksida dan partikel zat
padat, terutama tar dan nikotin. Tar merupakan penyebab kanker, sedangkan nikotin menyebabkan adanya suatu ketergantungan atau bersifat adiktif.
http:www.qss.orgarticlessmoking.html20. Untuk itulah opini publik sangat diharapkan karena bertujuan untuk
memasyarakatkan kesehatan yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
1.2 Perumusan Masalah