7 komponen itu berbentuk gas seperti CO karbon monoksida dan partikel zat
padat, terutama tar dan nikotin. Tar merupakan penyebab kanker, sedangkan nikotin menyebabkan adanya suatu ketergantungan atau bersifat adiktif.
http:www.qss.orgarticlessmoking.html20. Untuk itulah opini publik sangat diharapkan karena bertujuan untuk
memasyarakatkan kesehatan yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : ”bagaimana opini
publik tentang bahaya asap rokok di diskotik Millenium Three Thamrin Plaza Medan?”.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan mengambang, maka penulis merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah
yang lebih jelas dan spesifik. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Fokus penelitian ini adalah opini para pekerja dan pengunjung di diskotik
Millenium Three Thamrin Plaza Medan, yang berada di JL. Thamrin no. 75R Medan tentang bahaya asap rokok.
2. Penelitian ini bersifat deskriptif, yakni hanya berisi situasi atau peristiwa penelitian dan tidak mencari hubungan, tidak menguji hipotesa, atau membuat
prediksi. 3. Penelitian dilakukan mulai bulan Januari-Mei 2008.
Universitas Sumatera Utara
8
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mendapatkan informasi tentang bahaya asap rokok. 2 Untuk mengetahui pengetahuan para pekerja dan pengunjung tentang bahaya
asap rokok. 3. Untuk mengetahui opini para pekerja dan pengunjung diskotik Millenium
Three Thamrin Plaza Medan tentang bahaya asap rokok.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU khususnya bidang ilmu komunikasi.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian.
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
1.6 Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk
menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Menurut Singarimbun 1995 : 57, teori merupakan serangkaian asumsi, definisi
dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Dengan adanya kerangka teori akan
mempermudah peneliti dalam menganalisa masalah penelitian.Untuk itu perlu
Universitas Sumatera Utara
9 disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan
dari sudut pandang mana penelitian akan disoroti. Adapun teori yang dianggap relevan untuk penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Komunikasi dan Komunikasi Massa
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin communicatio dan bersumber dari kata communis. Arti communis
disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal.
Menurut Bernard Berelson dan Garry A.Stainer, komunikasi adalah kegiatan penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya
dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain Ruslan, 2002 : 17.
Menurut Carl I. Hovland, mengemukakan bahwa komunikasi itu adalah suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa
lambang kata-kata untuk merubah tingkah laku orang lain Soenarjo, 1995 : 143. Untuk memahami pengertian dari komunikasi, para peminat komunikasi
sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell yang terkenal dengan model komunikasinya berupa ungkapan verbal “who says what in
which channel to whom with what effect”, yakni komunikasi meliputi 5 unsur : a.
Who komunikator, pihak yang menyampaikan pesan. b.
Says what pesan, pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang.
Universitas Sumatera Utara
10 c.
In which channel media, sarana atau saluran yang mendukung penyampaian pesan.
d. To whom komunikan, pihak yang menerima pesan.
e. With what effect efek yang ditimbulkan, dampak yang timbul sebagai
pengaruh dari pesan. Effendy, 1992 : 10 Berdasarkan paradigma ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Dari berbagai macam cara komunikasi yang dilakukan di dalam masyarakat, salah satu bentuknya adalah komunikasi massa yang dapat diartikan
dalam dua cara yakni, komunikasi oleh media dan komunikasi untuk massa. Namun ini tidak berarti komunikasi massa adalah komunikasi untuk setiap orang.
Media tetap cenderung memilih khalayak dan demikian pula sebaliknya memilih- milih media. Rivers, 2003 : 18.
2. Teori Dissonansi Kognitif
Istilah dissonansi kognitif cognitive dissonance, menjelaskan suatu situasi apabila terjadi ketidaksesuaian antara komponen kognitif dan komponen
perilaku dan sikap atau bisa dikatakan dissonansi kognitif adalah suatu keadaan di mana orang mengalami ketidaksesuaian di antara komponen-komponen sikap
tertentu. Orang tersebut akan bangkit memperbaiki ketidaksesuaian itu. Dissonansi kognitif mempunyai pengaruh penting dalam publik, yakni
dapat membantu menjelaskan pilihan yang diambil oleh seseorang apabila
Universitas Sumatera Utara
11 komponen-komponen itu tidak konsisten. Misalnya, jika unsur-unsur yang
mendasari dissonansi itu tidak seberapa penting, maka orang itu tidak akan merasa tertekan untuk mengurangi dissonansi, selain itu teori ini juga dapat
membantu meramalkan kecenderungan propensity orang mengubah sikapnya. Misalnya, jika seseorang diharuskan oleh pekerjaan atau jabatannya untuk
mengatakan atau melakukan hal-hal yang bertentangan dengan sikap pribadinya, maka orang tersebut akan mengubah sikapnya supaya lebih sesuai dengan apa
yang harus dikatakan atau dilakukan.
3. Teori S-O-R
Pada awalnya model teori ini dikenal sebagai model Stimulus-Responden S-R akan tetapi kemudian DeFleur menambahkan Organisme dalam bagiannya
sehingga menjadi Stimulus-Organism-Response S-O-R. Teori S-O-R ini semula berasal dari psikologi dan kemudian menjadi teori
komunikasi, tidak mengherankan karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-
komponen yang terdiri dari sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Adapun teori S-O-R ini juga merupakan model penelitian yang beranjak dari
anggapan bahwa organisme akan menghasilkan perilaku atau reaksi tertentu jika diberikan suatu kondisi stimulus tertentu kepadanya. Efek yang timbul adalah
reaksi terhadap stimulus tersebut, sehingga seseorang dapat mengharapkan kesesuaian antara pesan dengan reaksi komunikan. Elemen-elemen utama dari
model ini adalah pesan stimulus, penerima organisme, dan efek respon.
Universitas Sumatera Utara
12 Asumsi stimulus respon mengacu kepada isi media massa sebagai stimulus
yang diberikan kepada individu yang menghasilkan respon tertentu yang sesuai dengan stimulus yang diberikan. Dalam proses perubahan sikap yang akan dialami
oleh komunikan, sikapnya akan berubah jika stimulus yang menerpanya benar- benar melebihi apa yang pernah ia alami. Dalam mempelajari sikap yang baru
tersebut ada tiga variabel yang harus diperhatikan, yaitu : perhatian, pengertian, dan penerimaan. Proses tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
Respon
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa stimulus yang disampaikan kepada komunikan dapat berdampak diterima atau ditolak. Komunikasi terjadi
jika komunikan memberikan perhatian kepada stimulus yang disampaikan kepadanya sampai kepada proses komunikan memikirkannya dan timbul
pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Stimulus
Organisme : Perhatian
Pengertian Penerimaan
Universitas Sumatera Utara
13 Respon yang ditimbulkan stimulus hanya sampai pada tahap kognitif dan
afektif saja tidak sampai pada tahap behavioral perubahan sikap terhadap pesan dikarenakan penelitian tentang bahaya asap rokok di diskotik ini dibatasi hanya
pada opini publik saja. Adapun tahap-tahap dari respon tersebut adalah : 1. Tahap kognitif, yaitu meliputi ingatan terhadap pesan, kesadaranpengenalan
terhadap pesan, dan pengetahuan terhadap pesan tersebut. 2. Tahap afektif, meliputi kesediaan untuk mencari lebih banyak lagi informasi,
evaluasi terhadap pesan, dan minat untuk mencoba. Rakhmat, 2004 : 209. Jika disederhanakan lagi maka dapat disebutkan bahwa model S-O-R yaitu
merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh organisme khalayak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya
komunikan mengerti dan menerima.
4. Komunikasi Antar Pribadi
Ilmu Komunikasi mempelajari dan meneliti perubahan tingkah laku dan pendapat yang diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh seseorang
kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Carl I. Hovland Purba, et.al, 2006 : 29 yang mengatakan : ”proses dimana seseorang komunikator
menyampaikan perangsang-perangsang biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata untuk merubah tingkah laku orang lain komunikan”.
Menurut De Vito, komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan- pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan
Universitas Sumatera Utara
14 efek dan umpan balik yang langsung. De Vito juga mengemukakan suatu
komunikasi antar pribadi yang mengandung ciri-ciri : 1. Keterbukaan atau openes;
2. Empati atau empathy; 3. Dukungan atau support;
4. Rasa positif atau positivenes; 5. Kesamaan atau equality.
Liliweri, 1991 : 12.
5. Opini dan Opini Publik
Opini yang berarti tanggapan ataupun pendapat merupakan suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan ataupun isu.
Menurut Cutlip dan Center Sastropoetro, 1990 : 41, opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini
timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial, yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda.
Menurut Bernard Berelson dalam tulisannya berjudul ”Communication and Public Opinion” Komunikasi dan PendapatOpini Publik mengemukakan
bahwa dengan pendapat publik diartikan people’s response atau jawaban rakyat persetujuan, ketidaksetujuanpenolakan atau sikap acuh tak acuh terhadap issue-
issuehal-hal yang bersifat politis dan sosial yang memerlukan perhatian umum, seperti hubungan internasional, kebijaksanaan dalam negeri, pemilihan umum
untuk calon-calon, dan hubungan antar kelompok etnik. Sastropoetro, 1990 : 55.
Universitas Sumatera Utara
15 Menurut Emory. S. Bagardus, bahwa publik adalah sejumlah orang yang
dengan suatu acara mempunyai pandangan yang sama mengenai suatu masalah atau setidak-tidaknya mempunyai kepentingan yang bersama dalam sesuatu hal.
Sunarjo, 1984 : 20. Menurut Cutlip dan Center dalam bukunya ”Effective Public Relation”,
opini publik adalah suatu hasil penyatuan dari pendapat individu-individu tentang masalah umum. Sastropoetro, 1990 : 52.
Menurut George Carslake Thompson dalam ”The Nature of Public Opinion” mengemukakan bahwa proses pembentukan opini publik dalam suatu
publik yang menghadapi issue timbul berbagai kondisi yang berbeda-beda, yaitu : 1. Mereka dapat setuju terhadap fakta yang ada atau mereka pun boleh tidak
setuju. 2. Mereka dapat berbeda dalam perkiraan atau estimation, tetapi juga boleh tidak
berbeda pandangan. 3. Perbedaan yang lain ialah bahwa mungkin mereka mempunyai sumber data
yang berbeda-beda. Sastropoetro, 1990 : 106. Adapun fungsi dari opini publik diantaranya adalah :
1. Opini publik dapat menjadi suatu hukuman sosial terhadap orang atau sekelompok orang yang terkena hukuman tersebut.
2. Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya norma sopan santun dan susila, baik antara yang muda dengan yang lebih tua maupun
antara muda dengan sesamanya.
Universitas Sumatera Utara
16 3. Opini publik dapat mempertahankan eksistensi suatu lembaga atau bahkan bisa
juga menghancurkan suatu lembaga. 4. Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu kebudayaan.
5. Opini publik dapat pula melestarikan norma sosial.
1.7 Kerangka Konsep
Kerangka Konsep adalah hasil pemikiran rasional, yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai Nawawi,
1995 :
40. Adapun konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Suatu variabel adalah konsep tingkat rendah, yang acuan-acuannya secara relatif mudah
diidentifikasikan dan diobservasi serta mudah diklasifikasi, diurut atau diukur. Kriyantono,
2006 :
20. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai
berikut : a. Variabel Bahaya Asap Rokok
Bahaya asap rokok merupakan suatu bahaya yang disebabkan adanya asap rokok, yakni asap yang terjadi akibat proses pembakaran tembakau rokok yang
keluar melalui hisapan perokok atau ujung rokok yang terbakar. b. Variabel Opini
Opini yang berarti tanggapan ataupun pendapat merupakan suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan ataupun isu. Menurut Carl I. Hovland, opini
Universitas Sumatera Utara
17 dimulai sebagai jawaban yang diucapkan dan diberi oleh individu terhadap suatu
rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa pertanyaan yang dipermasalahkan.
c. Karakteristik Responden Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang
yang dapat membedakannya dengan orang lain, seperti : usia, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, penghasilan, pekerjaan.
1.8 Model Teoritis