BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Citra Tubuh Terhadap Perilaku Makan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 93,0 siswi memiliki citra tubuh positif tetapi ada 39,9 memiliki perilaku makan yang tidak baik.
Citra tubuh atau gambaran remaja tentang tubuhnya memengaruhi perilaku makannya sehari-hari. Remaja yang memiliki citra tubuh positif akan memiliki harga
diri yang tinggi, merasa mampu dan berfikir dengan penuh percaya diri. Dengan demikian remaja tersebut memiliki kemampuan untuk memilih perilaku yang tepat
untuk dirinya. Sebaliknya, remaja yang memiliki citra tubuh yang negatif akan memilih harga diri yang rendah, merasa tidak seimbang, menganggap dirinya tidak
mampu melaksanakan tugas, sehingga remaja tersebut tidak memiliki kemampuan untuk memilih perilaku yang tepat bagi dirinya. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya
siswi sering memikirkan untuk mengubah bagian tertentu tubuh mereka 38,8, banyak yang sering bertanya kepada teman atupun keluarga tentang penampilan
mereka 24,8 dan banyak juga yang selalu khawatir akan berat badan mereka 30,6
Remaja yang memiliki citra tubuh yang positif akan merasa bahwa tubuh dan penampilannya menarik. Perasaan ini muncul karena remaja memiliki rasa percaya
diri yang tinggi. Walaupun pada kenyataannya tubuh dan penampilannya kurang menarik, tetapi remaja tersebut tidak diliputi perasaan depresi, gagal atau kebencian
Universitas Sumatera Utara
pada diri sendiri karena tubuh dan penampilannya yang menarik bukan merupakan satu-satunya syarat agar mereka memperoleh pengakuan dari lingkungan dan teman
sebayanya sehingga tidak menutup kemungkinan mereka akan memiliki perilaku makan yang tidak baik.
Perilaku makan yang tidak baik ini dapat terjadi karena banyak siswi yang tidak memiliki keteraturan dalam hal makan yaitu 9,3 siswi tidak sarapan, 5,6
siswi tidak makan malam 5,8. Beberapa siswi melakukan aktifitas lain ketika makan 6,6. Tidak jarang siswi makan bukan untuk tujuan memenuhi rasa lapar
4,7,bukan karena lapar tetapi lebih kepada pemenuhan kebutuhan psikologis dan sosialisasi masing-masing sebesar 8,5 dan 4,3. Begitu juga halnya untuk jenis
makanan yang dimakan ada yang tidak seimbang yaitu 9,3 dan yang paling mengkhawatirkan adalah ada 9,7 siswi yang jumlah kalori dalam makanan tidak
cukup. Jadi meskipun remaja memiliki citra tubuh positif belum tentu memiliki
perilaku makan yang baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa siswi yang memiliki citra tubuh
positif ada 42,5 yang memiliki perilaku makan yang buruk. Hal ini dapat disebabkan karena remaja cenderung ingin mengubah tubuh mereka untuk menjadi
lebih kurus atau lebih gemuk sehingga menyebabkan remaja enggan untuk sarapan pagi ataupun makan malam, mengonsumsi makanan kaya lemak namun miskin serat,
kebiasaan makan sanbil melakukan aktifitas ataupun menonton televisi sehingga asupan makanan menjadi tidak terkontrol.
Universitas Sumatera Utara
Jadi meskipun remaja memiliki citra tubuh yang positif, namun tidak menutup kemungkinan remaja memiliki perilaku makan yang tidak baik sehingga pada ahirnya
memiliki status gizi yang tidak normal. Hasil penelitian serupa dengan yang dilakukan Stefanie, dkk 2007 yang
menyatakan bahwa masalah gizi pada remaja lebih banyak disebabkan oleh perilaku makan masyarakat perkotaan yaitu perilaku makan yang banyak mengonsumsi
makanan cepat saji, sedikit mengonsumsi sayur dan buah-buahan. Demikian juga yang di kemukakan oleh Pearson dkk, 2008 menyatakan
bahwa melakukan aktifitas lain ketika makan berupa berdiskusi maupun menonton televisi lebih dari 2 jam perhari dapat menyebabkan remaja banyak mengonsumsi
makanan ringan, sedikit mengonsumsi sayur dan buah. Mereka juga mengasosiasikan bahwa makanan yang terdapat pada iklan makanan ringan adalah makanan yang
mampu mencukupi kebutuhan gizi mereka. Pada
uji chi square menunjukkan terdapat hubungan antara citra tubuh dengan
perilaku makan P= 0,001. Citra tubuh atau gambaran remaja tentang tubuhnya memengaruhi perilaku makannya sehari-hari. Remaja yang memiliki citra tubuh
positif akan memiliki harga diri yang tinggi, merasa mampu dan berfikir dengan penuh percaya diri. Dengan demikian remaja tersebut memiliki kemampuan untuk
memilih perilaku yang tepat untuk dirinya. Sebaliknya, remaja yang memiliki citra tubuh yang negatif akan memilih harga diri yang rendah, merasa tidak seimbang,
menganggap dirinya tidak mampu melaksanakan tugas, sehingga remaja tersebut tidak memiliki kemampuan untuk memilih perilaku yang tepat bagi dirinya.
Universitas Sumatera Utara
Contohnya, remaja yang memiliki citra tubuh yang positif akan merasa bahwa tubuh dan penampilannya menarik. Perasaan yang menyenangkan ini muncul karena remaja
memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Walaupun pada kenyataannya tubuh dan penampilannya kurang menarik, tetapi individu tersebut tidak diliputi perasaan
depresi, gagal atau kebencian pada diri sendiri karena tubuh dan penampilannya yang menarik bukan merupakan satu-satunya syarat agar mereka memperoleh pengakuan
dari lingkungan dan teman sebayanya.
5.2. Pengaruh Citra Tubuh Terhadap Status Gizi