Contohnya, remaja yang memiliki citra tubuh yang positif akan merasa bahwa tubuh dan penampilannya menarik. Perasaan yang menyenangkan ini muncul karena remaja
memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Walaupun pada kenyataannya tubuh dan penampilannya kurang menarik, tetapi individu tersebut tidak diliputi perasaan
depresi, gagal atau kebencian pada diri sendiri karena tubuh dan penampilannya yang menarik bukan merupakan satu-satunya syarat agar mereka memperoleh pengakuan
dari lingkungan dan teman sebayanya.
5.2. Pengaruh Citra Tubuh Terhadap Status Gizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Eks B untuk status gizi di bawah normal sebesar 1,165E-9 sedangkan nilai sig adalah 0,000. Hal ini berarti ada
pengaruh antara citra tubuh dengan status gizi, siswi yang memiliki citra tubuh negatif 1,165E-9 kali memiliki resiko untuk mengalami status gizi di bawah normal.
Sedangkan nilai Eks B untuk status gizi di atas normal adalah 1,093 dan nilai sig sebesar 0,866, yang berarti siswi yang memiliki citra tubuh negatif memiliki resiko
1,093 kali untuk mengalami status gizi di atas normal. Citra tubuh adalah persepsi atau pandangan individu terhadap tubuhnya
sendiri. Persepsi ini dapat terbentuk karena ideologi yang dimiliki remaja, feminity harga diri, perbandingan dengan orang lain ataupun karena tuntutan lingkungan
sosial. Citra tubuh tersebut dapat positif namun dapat pula negatif. Citra tubuh yang negatif akan mengakibatkan remaja tidak puas akan bentuk tubuhnya, merasa terlalu
gemuk atau terlalu kurus dari ukuran yang sebenarnya dan cenderung ingin
Universitas Sumatera Utara
mengubah bentuk tubuhnya melalui pengaturan asupan makanan. Citra tubuh negatif yang dipertahankan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan masalah gizi.
Dampak jangka pendeknya adalah remaja akan kekurangan energi sedangkan dampak jangka panjang dapat menyebabkan remaja mengalami kekurangan massa otot,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan, dan juga berdampak pada system reproduksi remaja.
Penelitian yang dilakukan Wang, dkk 2008, menemukan melalui perilaku makan ada pengaruh antara citra tubuh dengan status gizi remaja. Remaja merasa
bahwa kurus dapat menyebabkan remaja tampil lebih feminin dan percaya bahwa kelebihan berat badan dapat menyebabkan tersisih dari teman sebaya, cenderung
membatasi asupan makanannya dan berahir pada masalah gizi remaja tersebut. Remaja cenderung tidak terlalu memikirkan akan pentingnya kesehatan, namun lebih
memikirkan bagaimana cara memperoleh bentuk tubuh yang mereka inginkan. Remaja yang memiliki citra tubuh negatif dapat mengalami masalah gizi baik
itu status gizi di bawah normal ataupun di atas normal. Hal ini dapat terjadi karena remaja tidak selektif dalam memilih jenis makanan yang dikonsumsi. Remaja tidak
terlalu memperhitungkan jumlah kalori dalam makanan.
5.3. Pengaruh Perilaku Makan Terhadap Status Gizi