b. Pembahasan
Tingkat Perkembangan Ekonomi KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara
Selama periode 2001-2007 angka statistik menunjukkan pendapatan perkapita rata-rata Kota Medan adalah Rp. 11.907.584 yang menempati posisi paling tinggi dibandingkan
kabupatenkota lain, hal ini disebabkan karena Kota Medan merupakan ibu kota provinsi dimana umumya kegiatan ekonomi terpusat di daerah ini. Untuk pendapatan
perkapita paling rendah ada di Kabupaten Tapanuli Tengah, hal ini disebabkan karena pembangunan dan potensi alam di Wilayah Pantai Barat tidak sebaik di Pantai Timur.
Dibandingkan dengan pendapatan per kapita provinsi Sumatera Utara, kabupatenkota yang menempati posisi di atas pendapatan provinsi adalah : Kabupaten Medan, Asahan,
Karo, Toba Samosir, Labuhan Batu, Tanjung Balai, Pematang Siantar, Deli Serdang, Samosir, Tebing Tinggi, Sibolga dan Binjai yang menunjukkan bahwa daerah ini
mempunyai potensi ekonomi yang tinggi dan sumber daya alam di daerah ini sangat baik. Kabupatenkota yang pendapatannya berada dibawah pendapatan perkapita
provinsi yakni Nias, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Nias Selatan, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Samosir, dan Serdang Bedagai, yang
menunjukkan daerah ini mempunyai potensi ekonomi rendah disebabkan daya dukung alam yang kurang baik.
Pada Wilayah Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara, pendapatan perkapita tertinggi ada di Kota Medan, dengan angka statistik menunjukkan pendapatannya adalah Rp.
11.907.584, sedangkan pendapatan perkapita terendah ada di Binjai, dengan angka
Universitas Sumatera Utara
statistik menunjukkan pendapatannya adalah Rp. 6.134.588. Pada Wilayah Dataran Tinggi pendapatan perkapita tertinggi ada di Kabupaten Karo, dengan angka statistik
menunjukkan pendapatannya adalah Rp. 7.803.407 sedangkan yang terendah ada di Kabupaten Pakpak Bharat, dengan angka statistik menunjukkan pendapatannya adalah
Rp. 3.492.413. Pada Wilayah Pantai Barat pendapatan perkapita tertinggi ada di Kota Sibolga, dengan angka statistik menunjukkan pendapatannya adalah Rp. 6.134.731
sedangkan yang terendah ada di Kabupaten Tapanuli Tengah, dengan angka statistik menunjukkan pendapatannya adalah Rp. 3.001.316. Daerah yang memiliki pendapatan
tertinggi pada suatu wilayah menunjukkan daerah tersebut memiliki potensi ekonomi yang paling baik dan merupakan pusat dari kegiatan ekonomi dan sebaliknya.
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yang terus naik menunjukkan pembangunan di Sumatera Utara adalah berhasil. Umumnya perekonomian daerah di Sumatera Utara
tumbuh positip, namun ada beberapa daerah yang pertumbuhan ekonominya negatif Asahan, Tapanuli Utara dan Nias, ini bukan disebabkan turunnya dinamika
perekonomian, namun karena adanya pemekaran wilayah kabupaten.
Daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari tahun ketahun tidak selalu didominasi oleh daerah yang sama, hal ini dikarenakan tiap daerah memiliki
tingkat pembangunan yang berbeda-beda dari tahun ketahun. Pada tahun 2002 pertumbuhan tertinggi ditempati oleh kabupaten Deli Serdang, pada tahun-tahun
selanjutnya terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi, karena adanya pemekaran wilayah Deli Serdang yang membentuk kabupaten Serdang Bedagai.
Universitas Sumatera Utara
Pada Wilayah Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara, pertumbuhan ekonomi tertinggi ada di Kota Medan yaitu sebesar 6,76 sedang pertumbuhan ekonomi terendah ada di
Deli Serdang yaitu sebesar 1,39 . Pada Wilayah Dataran Tinggi pertumbuhan ekonomi tertinggi ada di Kabupaten Pakpak Bharat yaitu sebesar 6,01 sedangkan
yang terendah ada di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu sebesar 1,39 . Pada Wilayah Pantai Barat pertumbuhan ekonomi tertinggi ada di Kabupaten Mandailing Natal yaitu
sebesar 5,84 sedangkan yang terendah ada di Kabupaten Nias yaitu sebesar -1,97 . Hal ini disebabkan pada daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi
karena memiliki potensi alam yang kaya, sedangkan yang memiliki pertumbuhan ekonomi terendah karena daerah tersebut mengalami pemekaran wilayah yang
menyebabkan pendapatan daerah ini menurun pada tahun tertentu.
Dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, kabupatenkota yang memiliki pertumbuhan ekonomi provinsi diatas pertumbuhan ekonomi provinsi adalah
Medan, Binjai, Serdang Bedagai, Pakpak Barat, Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Humbang Hasundutan, Padang Sidimpuan, Tebing Tinggi, Sibolga, Tanjung Balai,
Asahan, Toba Samosir, Labuhan Batu, Dairi, Pematang Siantar, Karo dan Samosir, hal ini menunjukan adanya daya dukung sumber daya alam dan manusia yang sangat baik.
Pertumbuhan ekonomi Kabupatenkota yang berada dibawah pertumbuhan ekonomi provinsi Sumatera Utara adalah Deli Serdang, Nias, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara,
Nias Selatan, Simalungun, dan Langkat hal ini disebabkan karena umunya di daerah ini dilakukan pemekaran wilayah yang menyebabkan pendapatan wilayah ini terbagi ke
daerah hasil pemekarannya, selain itu ada pula daerah yang memiliki potensi wilayah yang kurang baik.
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan Pendapatan dan Disparitas Wilayah
Perbedaan tingkat pendapatan antara orientasi wilayah menunjukkan adanya perbedaan tingkat keberhasilan dari pembanguna di masing-masing daerah. Perbedaan yang sangat
signifikan terjadi di Wilayah Pantai Timur dengan Wilayah Pantai Barat , yang mampu menjelaskan bahwa perbedaan keadaan sumber daya alam dari kedua wilayah ini sangat
menentukan pendapatan wilayah. Perbedaan dari keadaaan pendapatan ini dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan wilayah. Ketimpangan wilayah di Sumatera
Utara dari tahun ketahun terus meningkat yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi PDRB yang terus meningkat pula. Keadaan
yang sangat diharapkan dari keadaan ini adalah menekan pertumbuhan penduduk dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar tingkat ketimpangan ekonomi tidak terus
terjadi. Nilai dari PDRB sangat dipengaruhi oleh nilai APBD. Anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah seharusnya terus ditingkatkan agar terjadi peningkatan
PDRB yang pada akhirnya menuju kepada kesejahteraan penduduk dan penurunan tingkat ketimpangan ekonomi daerah, sehingga daerah yang masih jauh ketinggalan
pembangunan dan pertumbuhan ekonominya mampu menjadi daerah yang maju pula.
Struktur Ekonomi
Di sisi lain perlu kita ketahui bahwa PDRB itu berasal dari sektor ekonomi yang ada, sektor ekonomi unggulan di masing-masing daerah adalah berbeda. Hasil analisis shift -
share menunjukkan bahwa sektor pertanian, sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi serta jasa-jasa di beberapa daerah
masih mampu meningkatkan peranannnya dalam meningkatkan PDRB per kapita. Sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas, air bersih, bangunan, keuangan,
Universitas Sumatera Utara
persewaan dan jasa perusahaan masih menunjukkan angka yang rendah walaupun terjadi peningkatan. Kota Medan merupakan daerah yang memiliki sumbangan terbesar
terhadap provinsi, dimana hampir semua sektor ekonomi merupakan sektor unggulan di daerah ini.
Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan lebih cepat di suatu daerah memiliki keuntungan kompetitif dibandingkan daerah lain yang dapat mendorong sektor tertentu
untuk tumbuh lebih cepat adalah adalah sektor jasa-jasa dan pertanian, tetapi sektor yang paling banyak kehilangan keunggulan kompetitifnya adalah sektor industri
pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran serta pengangkutan dan komunikasi. Sektor ini sebenarnya adalah sektor unggulan yang mampu memberikan sumbangan
yang besar untuk daerahnya namun tanpa disadari terjadi kehilangan kompetitif yang cukup besar yang disebabkan pemanfaatan dari sektor-sektor ini tidak secara maksimal
dan terarah dengan baik, oleh sebab itu perlu adanya pembangunan terarah pada masing-masing sektor agar setiap sektor mampu memiliki keunggulan kompetitif yang
tinggi.
Setiap sektor ekonomi memiliki dampak pertumbuhan per sektor yang berbeda-beda di Sumatera Utara, untuk sektor bangunan, pengangkutan dan komunikasi, keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa merupakan sektor dengan pertumbuhan rata-rata lebih cepat, tetapi sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri
pengolahan, listrik, gas dan air bersih, perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi lambat yang berdampak negatif terhadap
sektor lain, oleh sebab itu untuk sektor yang memiliki dampak pertumbuhan yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
harus terus dikembangkan sehingga dapat meningkatkan perbaikan di sektor lain, sedangkan untuk sektor yang memiliki pertumbuhan negatif harus dilakukan perbaikan
pembangunan yang terkait dengan sektor-sektor ini, agar dapat memberikan pengaruh positif kepada sektor-sektor lain.
Universitas Sumatera Utara
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
7 Tingkat perkembangan ekonomi kabupatenkota di Provinsi Sumatera
Utara untuk Wilayah Pantai Timur, Wilayah Dataran Tinggi dan Wilayah Pantai Barat dalam kurun waktu tahun 2001-2007 didominasi oleh
Wilayah Pantai Timur dan Wilayah Dataran Tinggi sebagai Wilayah Maju.
8 Terdapat perbedaan tingkat pendapatan perkapita antar Wilayah Pantai
Timur dan Wilayah Pantai Barat , tidak terdapat perbedaan pendapatan antara Wilayah Dataran Tinggi dan Wilayah Pantai Barat dan tidak
terdapat perbedaan pendapatan antara Wilayah Pantai Timur dan Wilayah Dataran Tinggi dalam kurun waktu tahun 2001-2007.
9 Secara serempak terdapat pengaruh pertumbuhan PDRB dan pertumbuhan
penduduk terhadap indeks disparitas ekonomi di provinsi Sumatera Utara dan secara parsial hanya pertumbuhan PDRB yang mempengaruhi
disparitas. 10
Struktur Ekonomi KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara antar daerah kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara untuk Wilayah Pantai
Timur, Wilayah Dataran Tinggi dan Wilayah Pantai Barat : sumbangan terbesar berasal dari Kota Medan dan Deli Serdang, yang memperoleh
keuntungan kompetitif terbesar adalah Labuhan Batu sedangkan kabupaten yang kehilangan keunggulan kompetitif terbesar adalah
Asahan, sektor ekonomi yang memiliki dampak bauran positif adalah
Universitas Sumatera Utara