penduduk yang memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Selain jumlah penduduk juga distribusi penduduk yang serasi
diharapkan dapat menunjang pembangunan ekonomi nasional secara lebih mantap dan terarah. Kemajuan pembangunan ekonomi nasional diukur dari hasil produksi
menurut sektor dan pembangunan kependudukan nasional dilihat dari jumlah penduduk menurut wilayah dan kaitan antara produksi menurut sektor dan penduduk
di berbagai wilayah dicerminkan oleh alokasi kegiatan ekonomi di berbagai wilayah dan kapasitas penyerapan tenaga kerja pada berbagai sektor Adisasmita, 2005.
2.1.3. Konsep Disparitas
Disparitas merupakan kondisi perlu bagi percepatan pertumbuhan ekonomi pada awal pembangunan. Disparitas antara daerah di Indonesia yang didekati dengan disparitas
pendapatan antar daerah Indeks Williamson yang mencerminkan disparitas pada tingkat pembangunan ekonomi suatu daerah. Wilayah Pulau Jawa yang memiliki
disparitas yang paling tinggi dibandingkan dengan wilayah lain sangat mungkin terjadi efisiensi yang cukup baik, karena investasi masih terkonsentrasi di Jawa,
terjadi aglomerasi melalui lokalisasi maupun urbanisasi di Jawa, dan tersedianya
tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan cukup baik Abipraja, 2002.
Williamson mengemukakan empat faktor yang mendasari pola U terbalik dalam pengembangan wilayah, yaitu sumber daya alam, migrasi tenaga kerja, perpindahan
modal, dan kebijaksanaan pemerintah. Dia menyatakan bahwa ketersediaan sumber daya alam yang berbeda akan menimbulkan pertumbuhan wilayah yang tidak
seimbang pada awal pembangunan. Perpindahan tenaga kerja dan modal dari wilayah
Universitas Sumatera Utara
yang kurang berkembang ke wilayah yang lebih maju dan kebijaksanaan pemerintah
dapat menyebabkan peningkatan kesenjangan wilayah Abipraja, 2002.
Karvis dan Oshima menyajikan data yang mendukung Hipotesis Kuznet bahwa pada awalnya pertumbuhan meningkatkan tingkat disparitas, dan alasannya adalah bahwa
perubahan struktur ekonomi menyebabkan peningkatan dalam tingkat disparitas. Dalam penelitiannya juga ditemukan bukti bahwa ekonomi dengan distribusi
pendapatan yang tidak merata pembangunannya mampu tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan dengan pemerataan pendapatan yang relatif baik
Abipraja, 2002.
Pertumbuhan ekonomi harus direncanakan secara komprehensif dalam, upaya terciptanya pemerataan hasil-hasil pembangunan. Dengan demikian maka wilayah
yang awalnya miskin, tertinggal, dan tidak produktif akan menjadi lebih produktif, yang akhirnya akan mempercepat pertumbuhan itu sendiri. Strategi inilah kemudian
dikenal dengan istilah “redistribution with growth”. Pertumbuhan ekonomi daerah yang bebeda-beda intensitasnya akan menyebabkan terjadinya ketimpangan atau
disparitas ekonomi dan ketimpangan pendapatan antar daerah Sirijuzilam, 2008.
2.1.4. Struktur Ekonomi