psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang sejauhmanakah hubungan antara penggunaan jaringan Wi-Fi terhadap pemenuhan
kebutuhan kognitif di kalangan mahasiswa USU.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalh sebagai berikut:
“Sejauhmanakah hubungan antara penggunaan jaringan Wi-Fi terhadap pemenuhan kebutuhan kognitif di kalangan mahasiswa USU?”
I.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti menetapkan batasan masalah yang lebih jelas dan spesifik mengenai
hal-hal yang diteliti. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian bersifat korelasional yang mencari atau menjelaskan hubungan antara
penggunaan jaringan Wi-Fi dengan pemenuhan kebutuhan kognitif, serta menguji hipotesis.
Universitas Sumatera Utara
b. Objek penelitian adalah mahasiswa S-1 USU angkatan 20092010 yang menggunakan
fasilitas jaringan Wi-Fi. c.
Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai September 2011.
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
I.4.1 Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat penggunaan fasilitas jaringan Wi-Fi. b.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi-informasi yang dibutuhkan mahasiswa dalam menggunakan jaringan Wi-Fi.
c. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara penggunaan jaringan Wi-Fi
dengan pemenuhan kebutuhan kognitif di kalangan mahasiswa USU.
I.4.2 Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memeperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta bacaan di lingkungan Ilmu Komunikasi FISIP USU.
b. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian serta
menambah bahan referensi dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU, khususnya mengenai media baru new media.
c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan, baik para pebisnis Internet maupun para pengguna Internet.
I.5 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang
Universitas Sumatera Utara
memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana maslah penelitian akan disoroti Nawawi, 2001: 39-40. Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk
konsep, definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut Rakhmat, 2004: 6. Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi dan
Komunikasi Massa, teknologi komunikasi, Mediamorfosis, Internet dan Jaringan Wi-Fi, serta Uses and Gratifications Theory.
I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”, yakni “sama makna” lambang Ruslan,
2005: 17. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan message dari pengirim pesan sebagai komunikator kepada penerima pesan sebagai
komunikan yang bertujuan feed back untuk mencapai saling pengertian mutual understanding antar kedua belah pihak. Sebelum komunikator mengirimkan pesan-
pesaninformasi kepada pihak komunikan, terlebih dahulu memberikan makna dalam pesan- pesan tersebut decode. Pesan tersebut ditangkap oleh komunikasi dan diberikan makna
sesuai dengan konsep yang dimilikinya encode Ruslan, 2005: 69-70. Menurut Gary Cronkite dalam bukunya “Communication Awarness”, Cuming
Publishing, Co. Inc. California, 1976 Ruslan, 2005: 86-87, ada empat pendekatan atau asumsi pokok untuk memahami tentang komunikasi, yaitu:
a. Komunikasi merupakan suatu proses communication is a process.
b. Komunikasi adalah suatu pertukaran pesan communication is message transactive.
c. Komunikasi merupakan interaksi yang bersifat multi dimensi communication is multi
dimensional, yaitu berkaitan dengan dimensi dan karakter komunikator sources, pesan message yang akan disampaikan, media channels or as tools yang
dipergunakan, komunikan audience yang akan menjadi sasarannya, dan dampak efect yang ditimbulkan.
Universitas Sumatera Utara
d. Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-tujuan atau maksud ganda
communication is multi-purposeful.
Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan aluran media dalam
menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh terpancar, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu Ardianto,
2004: 3. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan kepada komunikan yang beragam
dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media Effendy, 2003:80. Menurut Nodenstreng dan Varis 1973, ada empat titik penentu yang utama dalam sejarah komunikasi
manusia Bungin, 2006: 107, yaitu: 1.
Ditemukannya bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia. 2.
Berkembangnya seni tulisan dan berkembangnya kemempuan bicara manusia dengan menggunakan bahasa.
3. Berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata tertulis written words dengan
menggunakan alat pencetak, sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa dan sebagainya.
4. Lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, televisi hingga
satelit.
Berkembangnya keempat titik penentu dalam sejarah komunikasi merupakan puncak prestasi peradaban umat manusia, mengungguli siapa pun makhluk Tuhan di alam jagad raya.
Dari empat titik tersebut kemudian manusia berkembang bersama semua aspek kehidupan manusia yang membedakannya dengan makhluk lainnya.
I.5.2 Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi adakah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Rogers 1996 mendefinisikan
teknologi komunikasi sebagai alat perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses dan mempertukarkan informasi dengan orang lain Lubis, 1997: 42.
Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung demikian pesatnya sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut
masih dalam perjalanannya, sejak sekarang sudah dapat diperkirakan terjadinya perubahan di bidang komunikasi maupun bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai
implikasi dari perkembangan keadaan yang dimaksud. Perubahan-perubahan yang kelak terjadi, terutama disebabkan berbagai kemampuan dan potensi teknologi komuniksai tersebut,
yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan komunikasi secara hampir tanpa batas Nasution, 1989: 6.
Bell 1979 menyebutkan beberapa wujud sistem komunikasi yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi Nasution, 1989: 11, yaitu:
1. Jaringan pengolahan data yang kelak memungkinkan orang berbelanja cukup dengan
menekan tombol-tombol komputer di rumah masing-masing. Pesanan akan dikirimkan langsung ke rumah pemesan oleh toko tempat belanja.
2. Bank informasi dan sistem penelusuran, yang memungkinkan pemakainya menelusuri
informasi yang diperlukan serta memeproleh kopi cetakannya dalam sekejap mata. 3.
Sistem teleteks, yang menyediakan informasi mengenai segala rupa kebutuhan. Seperti berita, cuaca, informasi finansial, iklan terklasifikasi, katalog segala macam produk dan
sebagainya lewat televisi di rumah masing-masing.
4. Sistem faksimili, yang memungkinkan pengiriman dokumen secara elektronik.
5. Jaringan komputer interaktif, yang memungkinkan pihak-pihak berkomunikasi
mendiskusikan informasi melalui komputer.
I.5.3 Mediamorfosis
Proses terjadinya mediamorfosis tergantung pada berbagai macam kekuatan-kekuatan budaya kultural yang ada di dalam masyarakat. Hal inilah yang menentukan cepat
lambatnya inovasi, perkembangan, penetrasi, adopsi dan aplikasi sebuah teknologi
Universitas Sumatera Utara
komunikasi. Transformasi media komunikasi, biasanya sebagai akibat dari interplay rumit dari kebutuhan-kebutuhan yang dibayangkan, tekanan-tekanan kompetitif dan politis serta
inovasi-inovasi dan teknologis. a.
Kekuatan-kekuatan Sosial Kekuatan sosial menyangkut pada kebiasaan-kebiasaan masyarakat tertentu dalam
berinteraksi dengan sesamanya. Ciri tertentu menentukan ciri komunikasi dan menggunakan media-media komunukasi tertentu pula. Semisal tidak semua masyarakat membeli telepon
selular hanya untuk kebutuhan-kebutuhan esensial berkomunikasi. Tetapi ada kalangan pengguna lainnya melihat teknologi ini sebagai alat penunjuk identitas mereka, yang
membuat mereka berbeda dengan orang lain. Inilah cara mereka berkomunikasi dengan sesama atau dengan orang lain, atau agar mereka ingin diterima dalam kelompok tertentu. Ini
terkait dengan apa yang dikatakan oleh Fidler, bahwa teknologi pada akhirnya akan membentuk kelompok komunitasnya sendiri. Hal ini akhirnya juga menentukan proses
inovasi selanjutnya. b.
Kekuatan Politis Kebijakan-kebijakan politik sebuah negara di mana produk teknologi ditemukan,
dikembangkan atau dijual sangat menentukan apakah produk itu akan diterima masyarakat. Ini tercermin dari berbagai regulasi terhadap beberapa elemen-elemen yang mendukungnya.
Misalnya Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2003, Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999, Undang-undang Telekomunikasi, Undang-undang Telematika, sekarang akan
dicetuskan Undang-undang Kebebasan Informasi dan lain sebagainya. c.
Kekuatan Ekonomi Kemampuan untuk mengadopsi teknologi komunikasi ditentukan juga oleh kekuata
ekonomi. Ini berdampak pada daaya beli dan kondisi finansial calon konsumen. Semakin
Universitas Sumatera Utara
baik kondisi ekonomi, maka dapat dipastikan keinginan menggunakan teknologi komunikasi terbaru pasti ada. Demikian juga sebaliknya.
I.5.4 Internet dan Jaringan Wi-Fi
Menurut LaQuey 1977, Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Menurut LaQuey pula, asal mula Internet
adalah tercipta oleh suatu ledakan tak terduga di tahun 1969, yaitu dengan lahirnya Arpanet, suatu proyek eksperimen Kementerian Pertahanan Amerika Serikat bernama DARPA
Department of Defense Advanced Research Projects Agency Ardianto, 2004: 14. Menurut
Sudharta 1996, Internet adalah lebih dari sekedar jaringan komputer atau pelayanan informasi. Internet adalah gambaran dinamis bahwa manusia yang mampu berkomunikasi
secara bebas akan memilih untuk bersikap sosial dan tidak mementingkan diri sendiri.
Sebahagian besar komputer dan jaringan yang tersambung ke Internet masih berkaitan dengan masyarakat pendidikan dan penelitian. Kenyataan ini tidaklah mengejutkan
karena Internet memang lahir dari benih penelitian. Informasi penting yang tersedia di Internet jumlahnya terus meningkat. Ini mencakup berbagai arsip gratis dan arsip umum,
katalog perpustakaan, layanan pemerintah dan sebagainya, dan berbagai pangkalan data komersial. Internet ibarat cairan yang berubah setiap detik; begitu beritanya mengalir, maka
pandangan yang berbeda, laporan dan aneka pendapat mengairi berbagai arsip dan forum. Perkakas pelacak canggih, dengan nama seperti Gopher, World Wide Web dan WAIS dapat
membantu Anda menemukan dan membawa pulang semua sumber daya ini Ardianto, 2004:
14.
Perkembangan Internet dengan ditujukan bahwa jumlah orang pengakses Internet kian hari semakin meningkat, maka para ahli mempermudah dalam mengakses Internet dengan
ditemukannya teknologi jaringan Internet yaitu Wi-Fi. Wi-Fi merupakan kependekan dari
Universitas Sumatera Utara
Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel
Wireless Local Area Networks - WLAN yang didasari pada
spesifikasi IEEE 802.11. Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g dan 802.11n.
Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal misal, Komisi Komunikasi Federal di
A.S.. 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama. Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian
teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN wireless local area network. Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang
diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi internet yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.
Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronic Engineers IEEE
berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat Wi- Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan
Wireless Metropolitan Area Network WMAN. Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA
pocket digital assistance atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot. Hardware Wi-Fi yang ada di pasaran saat ini ada berupa PCI, USB,
PCMCIA dan Compact Flash. Media wireless yang tidak kasat mata menawarkan cukup banyak keuntungan bagi
penggunanya. Berikut ini adalah beberapa keuntungannya http:gudanginformasipengetahuan.blogspot.com
:
Universitas Sumatera Utara
1. Meningkatkan Produktivitas Jaringan WLAN sangat mudah untuk diimplementasikan,
dapat meneruskan informasi tanpa seutas kabel pun, sangat fleksibel karena bisa diimplementasikan hampir di semua lokasi dan kapan saja, dan pengguna pun tidak
terikat di satu tempat saja. Para penggunanya tentu dapat melakukan pekerjaan dengan lebih mudah, akibatnya pekerjaan menjadi lebih cepat dilakukan. Berdasarkan faktor
inilah, wireless LAN tentunya dapat secara tidak langsung meningkatkan produktivitas kerja dari para penggunanya.
2. Cepat dan sederhana implementasinya. Implementasi jaringan WLAN terbilang mudah
dan sederhana. Mudah karena hanya perlu memiliki sebuah perangkat penerima dan pemancar untuk membangun sebuah jaringan wireless.
3. Fleksibel Media wireless LAN dapat menghubungkan Anda dengan jaringan pada
tempat-tempat yang tidak bisa diwujudkan oleh media kabel. Jadi fleksibilitas media wireless ini benar-benar tinggi karena Anda bisa memasang dan menggunakannya di
mana saja dan kapan saja, misalnya di pesta taman, di ruangan meeting darurat dan banyak lagi.
4. Dapat mengurangi biaya investasi. Wireless LAN sangat cocok bagi Anda yang ingin
menghemat biaya yang akan dikeluarkan untuk membangun sebuah jaringan komunikasi data. Tanpa kabel berarti juga tanpa biaya, termasuk biaya kabelnya sendiri,
biaya penarikan, biaya perawatan dan masih banyak lagi. 5.
Skalabilitas, dengan menggunakan media wireless LAN, ekspansi jaringan dan konfigurasi ulang terhadap sebuah jaringan tidak akan rumit untuk dilakukan seperti
halnya dengan jaringan kabel. Di sinilah nilai skalabilitas jaringan WLAN cukup terasa.
I.5.5 Uses and Gratifications Model
Model ini merupakan pergeseran fokus dari tujuan komunikator ke tujuan komunikan. Model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak Effendy, 2003:
Universitas Sumatera Utara
289. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan uses media untuk mendapatkan kepuasan gratifications atas
kebutuhan sesorang. Oleh karena itu, sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan needs dan kepentingan individu Ardianto, 2004: 70-71.
Katz, Blumler dan Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori uses and gratifications Ardianto, 2004: 71, yaitu:
1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan
media massa diasumsikan mempunyai tujuan; 2.
Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuas kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak;
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang
bersangkutan;
4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak.
Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu;
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti
lebih dahulu orientasi khalayak.
Motif kebutuhan-kebutuhan khalayak Effendy, 2003: 294, yaitu: 1
Cognitive needs Kebutuhan kognitif: Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman
mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk
penyelidikan kita.
2 Affective needs Kebutuhan afektif:
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.
3 Personal integrative needs Kebutuhan pribadi secara integratif:
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dari suatu individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.
4 Social integrative needs Kebutuhan sosial secara integratif:
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafilisasi.
5 Escapist needs Kebutuhan Pelepasan:
Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindari tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.
Universitas Sumatera Utara
I.6 Kerangka Konsep
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan
kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 2006: 33. Konsep adalah generalisasi dan sekelompok fenomena yang sama. Sebagai hal yang umum
konsep dibangun dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan ditelti Bungin, 2005:57.
Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Perumusan kerangka
konsep ini merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesis penelitian Nawawi, 2001:40.
Agar konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun variabel yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Variabel Bebas X Variabel bebas adlah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau
mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor unsur lain Nawawi, 2001: 56. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan jaringan Wi-Fi.
2. Variabel Terikat Y
Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas Nawawi, 2001: 57. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan kognitif di kalangan mahasiswa USU.
3. Variabel Antara Z
Universitas Sumatera Utara
Variabel antara adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, atau tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas Nawawi, 2001: 58. Variabel
antara berada di antara variabel bebas dan variable terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dengan karakteristik responden.
I.7 Model Teoritis