BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Perubahan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir sejak munculnya Televisi adalah penemuan dan pertumbuhan Internet. Internet memungkinkan hampir semua
orang di belahan dunia mana pun untuk saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah Severin dan Tankard, 2005: 443. Kehadiran Internet juga telah memberi pengaruh cukup
besar terhadap cara orang bersosialisasi dengan orang lainnya. Perkembangan Internet, membuat para ahli mengembangkan jaringan-jaringan untuk mengakses Internet. Salah satu
jaringan-jaringan tersebut yaitu jaringan Wi-Fi. Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless
Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan
Lokal Nirkabel Wireless Local Area Networks - WLAN yang didasari pada spesifikasi
IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari
luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya. Istilah WI-FI diciptakan oleh sebuah organisasi bernama WI-FI Alliance yang bekerja
menguji dan memberikan sertifikasi untuk perangkat-perangkat WLAN. Teknologi WLAN menggunakan standar radio 802.11 yang sekarang umum disebut dengan Wi-Fi telah
menjadi teknologi inventori yang handal. Sekarang kondisinya meluas. Perangkat wireless diuji berdasarkan interoperabilitasnya dengan perangkat-perangkat wireless lain yang
menggunakan standar yang sama. Setelah diuji dan lulus, sebuah perangkat akan diberi sertifikasi “WI-FI certified”. Artinya perangkat ini bisa bekerja dengan baik dengan
perangkat-perangkat wireless lain yang juga bersertifikasi ini. WI-FI sudah banyak digunakan di berbagai sektor seperti bisnis, akademis, perumahan, dan banyak lagi. Teknologi Wi-Fi ini
Universitas Sumatera Utara
dapat juga digunakan untuk kegiatan memindahkan inventori secara cepat, memobilisasi para floor manager dan meningkatkan kepuasaan pelanggan.
Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal LAN, namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses
internet . Hal ini
memungkinan seseorang dengan komputer
dengan kartu nirkabel wireless card atau Personal Digital Assistant
PDA untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik
akses atau dikenal dengan hotspot terdekat. Tingginya animo masyarakat khususnya di kalangan komunitas Internet dengan menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan kemudahan
akses yang artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel. Konsekuensinya, pengguna yang ingin
melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA Personal Digital Assistant atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat
access point atau hotspot. Keseluruhan jumlah penghasilan yang diperoleh Amerika Serikat dan negara-negara
Eropa dari bisnis Internet berbasis teknologi Wi-Fi hingga akhir tahun 2003 diperkirakan berjumlah 5.4 trilliun dollar Amerika atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika dari
tahun 2002 www.analysys.com
. Di Indonesia sendiri, penggunaan Internet berbasis Wi-Fi sudah mulai menggejala di beberapa kota besar. Di Jakarta, misalnya, para maniak Internet
yang sedang berselancar sambil menunggu pesawat lepas landas di ruang tunggu bandara, sudah bukan merupakan hal yang asing.
Fenomena yang sama terlihat di berbagai kafe, seperti Kafe Starbuck dan La Moda Cafe di Plaza Indonesia, Coffee Club Senayan dan Kafe Mister Bean Coffee di Cilandak
Town Square, dimana pengunjung dapat membuka Internet untuk melihat berita politik atau gosip artis terbaru sembari menyeruput cappucino panas. Berdasarkan paparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa bisnis dan kuantitas pengguna teknologi Wi-Fi cenderung meningkat, dan
Universitas Sumatera Utara
secara ekonomis hal itu berimplikasi positif bagi perekonomian nasional suatu negara, termasuk Indonesia.
Meskipun demikian, pemerintah seyogyanya menyikapi fenomena tersebut secara bijak dan hati-hati. Pasalnya, secara teknologis jalur frekuensi, baik 2,4 GHz maupun 5 GHz
yang menjadi wadah operasional teknologi Wi-Fi tidak bebas dari keterbatasan Kompas
, 522004. Pasalnya, pengguna dalam suatu area baru dapat memanfaatkan sistem Internet
nirkabel ini dengan optimal, bila semua perangkat yang dipakai pada area itu menggunakan daya pancar yang seragam dan terbatas.
Perkembangan Wi-Fi sampai merambat di kawasan perkampusan. Seperti halnya di USU memiliki jaringan Wi-Fi yang bernama USU-NETA. USU-NETA terdapat di setiap
area yang memiliki lambang USU-Neta misalnya di setiap fakultas, di perpustakaan dan lain- lain. Dengan tersedianya fasilitas Wi-Fi di kawasan kampus, membuat mahasiswa dengan
mudah dalam mengakses Internet untuk memenuhi kebutuhan informasi baik itu di bidang akademik, ataupun non akademik. Penggunaan jaringan Wi-Fi ini sangat membantu dalam
proses pemenuhan kebutuhan kognitif mahasiswa USU. Perkembangan kognitif merupakan salah satu perkembangan manusia yang berkaitan
dengan pengetahuan, yakni semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Setiap pengalaman individu
mengandung proses asimilasi dan akomodasi. Apabila individu mempunyai struktur kognitif dengan yang bersangkutan maka akan terjadi asimilasi, tetapi pada keadaan di mana tidak ada
struktur kognitif, maka perlu adanya proses akomodasi. Dari berbagai pengertian yang telah disebutkan di atas dapat dipahami bahwa kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan oleh
psikolog untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses
Universitas Sumatera Utara
psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang sejauhmanakah hubungan antara penggunaan jaringan Wi-Fi terhadap pemenuhan
kebutuhan kognitif di kalangan mahasiswa USU.
I.2 Perumusan Masalah