bahwa penyuntikan dengan larutan yang mempunyai pH 4 atau pH 11 dapat menyebabkan nyeri. Nathansondkk, 1996
2.4.6 Kontra Indikasi Propofol
Propofol dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat alergi propofol dan putih susu. Pasien dengan kelainan jantung yang diberikan obat propofol,
harus dimonitor secara ketat hemodinamik maupun respirasinya, serta pemberian propofol dititrasi sesuai respon kardiovaskular pasien Stoelting dkk, 1999.
2.4.7 Propofol Related Infusion Syndrome PRIS
Propofol related infusion syndrome PRIS adalah merupakan kumpulan
gejala yang timbul yang dihubungkan dengan pemberian propofol. Istilah ini diperkenalkan pertama kali tahun 1992. Kumpulan gejala tersebut adalah
bradiaritmia, asidosis metabolik, gagal jantung progresif dan angka kematian sangat tinggi. Seiring dengan waktu, pengertian PRIS berkembang meliputi gejala
rabdomiolisis, hiperkalemia, hiperlipidemia, kelainan fungsi ginjal progresif dan kelainan yang khas pada gambaran elektrokardiogram pada lead prekordial kanan
berupa gambaran Brugada Olaf, 2009. Pada penelitian Wysowski dan Pollock, 2006, dari 68 orang dewasa yang didapatkan gejala PRIS yang meninggal setelah
pemberian propofol non prosedural untuk tujuan sedasi didapatkan rata-rata penggunaan propofol lebih dari 90 µgkgbbmenit dan rata-rata waktu pemberian
4,4 hari. Walaupun sampai saat ini penyebab mengapa propofol dapat menyebabkan terjadinya PRIS belum diketahui secara pasti tetapi diperkirakan
propofol bisa menjadi penyebab terjadinya kerusakan rantai respirasi mitokondria sehingga produksi ATP menurun dan terjadinya keadaan hipoksia tingkat seluler
di jaringan jantung dan otot. Pada pemeriksaan biopsi otot dan analisa metabolisme lemak pada pasien PRIS didapatkan kerusakan sel mitokondria dan
gangguan metabolisme acyl-carnitine akibat hambatan oksidasi beta. Akibat terjadinya penumpukan asam lemak bebas dapat menyebabkan gangguan fungsi
jantung. Faktor resiko lain yang dapat menyebabkan PRIS adalah: keadaan stress metabolik, kebutuhan energi yang tinggi misalnya pada penyakit kritis, trauma
berat, trauma otak yang berat, sepsis, simpanan karbohidrat yang rendah pada anak-anak dan pada keadaan kadar lemak darah yang tinggi dihubungkan
dengan kemampuan larut propofol dalam lemak. Pencegahan terjadinya PRIS ditujukan pada faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya PRIS.
Mengurangi kadar lemak dalam tubuh kolesterol dan trigeliserida, meningkatkan metabolisme lemak dan meningkatkan sirkulasi asam lemak bebas. Teorinya
adalah dengan pemberian karbohidrat 6-8 mgkgbbmenit sebelum pemberian propofol dapat menekan metabolisme lemak sehingga diharapkan menekan
kejadian PRIS. Mengurangi pemberian dosis propofol 5 mgkgbbmenit dan durasi pemberian 48 jam juga diharapkan mengurangi kejadian PRIS.
Penatalaksaan PRIS sangat ditentukan oleh cepatnya diagnosa PRIS. Penghentian pemberian propofol sesegera mungkin dan pemberian kombinasi vasopresor dan
inotropik. Pemasangan alat pacu jantung dapat dipertimbangkan. Hemodialisis dan hemofiltrasi dilakukan untuk mengurangi kadar propofol dalam plasma juga
dilaporkan sukses pada beberapa kasus. Penatalaksanaan lain adalah dengan
penggunaan extracorporeal membrane oxygenation ECMO juga sukses pada beberapa kasus Leigh, M., 2010. Selain PRIS pada pemberian propofol dengan
konsentrasi di dalam plasma lebih dari 20 µgml akan dapat menyebabkan adanya kejadian glutamate excitotoxicity yang berperanan sangat penting dalam
terjadinya iskemia dan rusaknya sel saraf di otak. Hal ini juga yang menyebabkan terjadinya patologi epilepsi dan trauma otak Zhu dkk, 1997.
2.5 Target Controlled Infusion TCI Propofol