Model Marsh Model Schnider Target Konsentrasi Plasma dan Konsentrasi effect site Propofol TCI

adalah sufentanil model Bovil dan Gepts, alfentanil model Maitre, remifentanil model Minto. Gambar 2.6 Three Compartment Model Dikutip dari Naidoo, 2011 Gambar 2.7 Skema Three Compartment Pharmacokinetic Model Dikutip dari Naidoo, 2011

2.5.1 Model Marsh

Ini adalah model yang pertama kali dikembangkan. Model ini memperkirakan volume kompartemen sentral proporsional secara langsung dengan berat badan. Usia tidak dimasukkan dalam kalkulasi, namun pompa tidak dapat digunakan untuk umur dibawah 16 tahun. Hal ini menjadi sumber bias dan ketidakakuratan sistim Marsh Naidoo, 2011. G ambar 2.8 Foto Mesin TCI Perfusor ® Space dari B. Braun yang dimiliki BagianSMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif FK UnudRSUP Sanglah Denpasar.

2.5.2 Model Schnider

Model Schnider disebut sebagai generasi baru dari TCI. Metode ini menggunakan model 3 kompartemen dengan memasukkan umur, tinggi badan, jenis kelamin dan berat badan ke dalam perhitungan. Lean body mass pasien dihitung dan digunakan untuk mengkalkulasi dosis dan laju infus, jika yang dipakai berat badan aktual maka akan ada kemungkinan kelebihan konsentrasi obat pada pasien obese. Pada pasien obese dipergunakan berat badan ideal. Perbedaan utama antara kedua model di atas adalah jumlah volume kompartemen sentral. Pada model schnider menggunakan volume kompartemen sentral tetap dan sama pada setiap pasien dan lebih kecil 4,27 L pada pasien BB 70 kg dibanding model Marsh 15,9 L. Akibat perbedaan ini akan didapatkan model schnider Keo yang lebih besar equilibrasi sentral dan effect site kompartemen lebih cepat dan K10 lebih besar bersihan metabolik lebih cepat sehingga model schnider waktu pulihnya lebih cepat dibanding Marsh. Untuk tujuan induksi model schnider akan lebih lambat dibandingkan model Marsh Naidoo, 2011.

2.5.3 Target Konsentrasi Plasma dan Konsentrasi effect site Propofol TCI

Pasien usia muda target konsentrasi plasma propofol untuk induksi adalah 6-8 µgml, hati-hati pada saat induksi orang tua atau pasien sakit berat, dosis perlu disesuiakan dengan menurunkan konsentrasi induksi. Saat konsentrasi induksi tercapai harus dipertimbangkan untuk menurunkan dosis konsentrasi plasma sesuai dengan estimasi konsentrasi effect site. Konsentrasi disesuaikan dengan respon klinis pasien dan pengaruh dari obat penyerta lainnya seperti ketamine, opioid, benzodiazepine. Saat stimuli pembedahan berkurang target konsentrasi juga dikurangi bertahap sehingga waktu pemulihan makin cepat. Pada prakteknya konsentrasi plasma yang diperlukan untuk induksi adalah 5-6 µgml dan bisa ditingkatkan sampai 8 µgml pada pasien dewasa muda yang sehat. Pada pasien yang telah mendapatkan premedikasi terlebih dahulu konsentrasi plasma bisa dikurangi 4-5 µ gml. Dengan target effect-site, tidak diperlukan tekanan yang tinggi untuk meningkatkan konsentrasi obat, karena mesin TCI akan bekerja secara otomatis. Jika ada penundaan dari induksi, target konsentrasi rendah dapat dimulai pada 0,5 mcgml untuk mendapatkan efek anxiolitik dan menilai sensitifitas pasien terhadap propofol. Kemudian setelah itu ahli anestesi harus menilai pada level berapa akan terjadi hilangnya kesadaran. Ketika konsentrasi effect-site dicapai, efek klinis dinilai dan target dapat dinaikkan atau diturunkan jika diperlukan. Setelah induksi, target konsentrasi dinaikkan atau diturunkan sesuai level dari stimulus bedah. Saat ini tidak ada bukti yang menganjurkan model target apa yang lebih baik, namun direkomendasikan untuk menggunakan model marsh pada model target konsentrasi plasma dan model Schnider menggunakan mode effect-site. Pengguna TCI harus berhati-hati saat mengubah model target plasma menjadi konsentrasi effect-site atau sebaliknya, jumlah propofol yang bervariasi akan dimasukkan ke dalam sirkulasi pasien pada model model yang berbeda dan akan menimbulkan efek klinis yang tidak diduga. Seperti halnya anestesi inhalasi, penyesuaian dosis harus dilakukan berdasarkan respon klinis Naidoo,2011. Keuntungan penggunaan TCI secara umum adalah: dapat memfasilitasi titrasi dosis untuk mencapai efek yang diinginkan, memudahkan perhitungan dosis obat dan pemberiannya, diperolehnya informasi tambahan mengenai obat yang diberikan seperti jumlah obat yang diberikan, durasi pemberian, konsentrasi dan lain-lain, pemberian dosis obat dengan memperhitungkan usia dan karakteristik pasien lainnya, konsentrasi obat yang dicapai lebih stabil, dapat terhindar dari kelebihan dosis dan masa pulih yang lebih cepat Kennedy, 2005.

2.5.4 Farmakoekonomi TCI propofol