Dewi Amelia Valentine, 2015 Peningkatan Ecoliteracy Siswa Dalam Pemanfaatan Kebun Karet Sebagai Sumber Pembelajaran
IPS Melalui Pendekatan Saintifik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
75 hambatan yang ditemukan selama penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari
beberapa pertemuan melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Ekawarna
2013, hlm. 20 penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan observasi, dan
refleksi. Dalam pelaksanaannya, peneliti telah memiliki seperangkat tindakan yang didasarkan pada pengalaman sehingga dapat langsung memulai tahap
tindakan dan telah memiliki seperangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi.
Secara umum alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dirancang seperti alur digambarkan oleh Kemmis dan Mc Taggart 1998 dalam
Wiriaatmadja 2005, hlm. 66 sebagai berikut:
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Sumber: Wiriaaatmadja, 2005, hlm. 66
1. Refleksi Awal
Refleksi awal dilakukan dengan mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan kepedulian siswa terhadap lingkungannya dalam aktivitas
belajar, penguasaan kompetensi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang terkait dengan kompetensi yang akan dicapai yakni kesadaran ekologi
ecoliteracy siswa. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dan atmosfer pembelajaran di kelas, keaktifan siswa, dan ketertarikan siswa terhadap
pembelajaran serta pemahaman awal siswa mengenai keadaan lingkungan dan kesadaran ekologi yang siswa miliki. Selain itu, data dari refleksi awal juga
gunakan untuk mendeskripsikan data sebelum tindakan dilakukan yang menggambarkan bentuk tindakan pemanfaatan yang siswa lakukan terhadap
komiditas karet di lingkungannya.
Dewi Amelia Valentine, 2015 Peningkatan Ecoliteracy Siswa Dalam Pemanfaatan Kebun Karet Sebagai Sumber Pembelajaran
IPS Melalui Pendekatan Saintifik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
76
2. Tahap Perencanaan
Perencanaan ini berdasarkan pada refleksi awal observasi pendahuluan. Dalam konteks pelaksanaan, perencanaan tindakan mengacu pada fokus yang
ingin dicapai, yaitu penggunaan kebun karet sebagai sumber pembelajaran IPS untuk meningkatkan kepedulian ekologi ecoliteracy siswa. Pada tahap ini
peneliti bersama guru mitra berkolaborasi merumuskan dan mempersiapkan rencana jadwal pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP,
materi pelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan, lembar kerja siswa, lembar penilaian hasil belajar, instrumen lembar observasi dan kelengkapan lain yang
mungkin diperlukan selama penelitian berlangsung. Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan di gunakan
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: Tabel 3.4
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator Keberhasilan
6. Memahami
Kegiatan Ekonomi Masyarakat
6.1 Mendeskripsikan
pola kegiatan ekonomi penduduk,
penggunaan lahan, dan pola
pemukiman berdasarkan kondisi
fisik permukaan bumi
1 Mendeskripsikan struktur alam dan
lingkungannya yang cocok untuk membudi dayakan tanaman karet.
2 Menjelaskan jenis tanaman karet
yang dibudidayakan di daerah mereka
3 Mendeskripsikan kegiatan
pemanfaatan tanaman karet yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
4 Menganalisa dampak eksploitasi
tanaman karet yang tidak bijak seperti penyadapan yang lebih dari 4
kali dalam seminggu, penggunaan perangsang lateks yang berlebihan
dan pembuangan limbah karet ke aliran sungai.
5 Mendeskripsikan antisipasi maupun
solusi atas dampak eksploitasi tanaman karet yang tidak bijak
tersebut. 6
Menjelaskan konsekuensi dari eksploitasi sumber daya alam yang
salah satunya adalah tanaman karet bagi kehidupan setelahnya.
7 Memaparkan ide-ide mereka untuk
menjaga lingkungan dengan memanfaatkan tanaman karet.
Dewi Amelia Valentine, 2015 Peningkatan Ecoliteracy Siswa Dalam Pemanfaatan Kebun Karet Sebagai Sumber Pembelajaran
IPS Melalui Pendekatan Saintifik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
77 Lanjutan tabel 3.4
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator Keberhasilan
8 Mengklasifikasikan pemanfaatan
bagian lain dari tanaman karet selain lateksnya, seperti batang, daun dan
bijinya. 9
Menghubungkan pengetahuannya yang didapat dalam pembelajaran
dengan fenomena yang ada dalam kesehariannya yang berhubungan
dengan pemanfaatan tanaman karet.
6.2 Mendeskripsikan
kegiatan ekonomi yang meliputi
kegiatan produksi, distribusi dan
konsumsi 1
Mendeskripsikan peranan tanaman karet bagi kehidupan ekonomi
masyarakat setempat. 2
Mendeskripsikan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi dari tanaman
karet yang berbasis ecoliteracy. 3
Mendeskripsikan dampak kegiatan ekonomi masyarakat terhadap
keadaan ekologi. 4
Mendeskripsikan rancangan solusi untuk meminimalisir dampak buruk
terhadap lingkungan akibat kegiatan ekonomi masyarakat dalam
memanfaatkan tanaman karet.
5 Memahami esensi dari kegiatan
ekonomi-bioregional yang menyatukan ekonomi dan ekologi
yang diaplikasikan dalam pemanfaatan tanaman karet untuk
meningkatkan kesadaran ekologi atau ecoliteracy.
6.3 Mengungkapkan
gagasan kreatif dalam tindakan
ekonomi untuk mencapai
kemandirian dan kesejahteraan
1 Mendeskripsikan tindakan kreatif
dalam kegiatan ekonomi yang dapat diaplikasikan dengan tanaman karet.
2 Memahami bentuk gagasan kreatif
dalam tindakan ekomoni dengan memanfaatkan tanaman karet dan
tetap memperhatikan keterjagaan ekologi.
3 Melakukan pemanfaatan optimal
terhadap sumber daya khususnya tamanan karet agar tidak ada bagian
yang terbuang percuma. 4
Menghasilkan produk dari tanaman karet yang ramah lingkungan dan
berdaya guna bagi kehidupan.
Selain menentukan SK dan KD, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
1 Melakukan persiapan tindakan dan waktu tindakan untuk setiap siklusnya.
Dewi Amelia Valentine, 2015 Peningkatan Ecoliteracy Siswa Dalam Pemanfaatan Kebun Karet Sebagai Sumber Pembelajaran
IPS Melalui Pendekatan Saintifik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
78 2
Melakukan pemilihan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kajian teori, kesanggupan guru, kemampuan siswa, fasilitas dan sarana yang tersedia,
iklim belajar di kelas dan suasana belajar di sekolah. 3
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, merancang pembelajaran dengan menggunakakan kebun karet sebagai sumber
pembelajaran yang berkaitan dengan tema yang akan disampaikan kepada siswa.
4 Menetapkan materi, bahan ajar dan skenario pembelajaran.
Berikut uraian pokok-pokok materi pada tiap siklusnya.
Siklus I
KD : Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk,
penggunaan lahan, dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi
Pendekatan : Saintifik
Mengamati, Menanya,
Mengumpulkan Informasi, Menalar, Mendemonstrasikan
Metode : Problem Based Learning PBL
Tujuan Pembelajaran :
Pada siklus ini tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah: 1.
Siswa dapat mendeskripsikan struktur alam dan lingkungannya yang cocok untuk membudidayakan tanaman karet.
2. Siswa dapat menjelaskan jenis tanaman karet yang dibudidayakan di
daerah mereka. 3.
Siswa dapat mendeskripsikan kegiatan pemanfaatan tanaman karet yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
4. Siswa dapat menganalisa dampak eksploitasi tanaman karet yang
tidak bijak seperti penyadapan yang lebih dari 4 kali dalam seminggu, penggunaan perangsang lateks yang berlebihan dan pembuangan
limbah karet ke aliran sungai. 5.
Siswa dapat mendeskripsikan antisipasi maupun solusi atas dampak eksploitasi tanaman karet yang tidak bijak tersebut.
6. Siswa dapat menjelaskan konsekuensi dari eksploitasi sumber daya
alam yang salah satunya adalah tanaman karet bagi kehidupan setelahnya.
7. Siswa dapat memaparkan ide-ide mereka untuk menjaga lingkungan
dengan memanfaatkan tanaman karet. 8.
Siswa dapat mengklasifikasikan pemanfaatan bagian lain dari
Dewi Amelia Valentine, 2015 Peningkatan Ecoliteracy Siswa Dalam Pemanfaatan Kebun Karet Sebagai Sumber Pembelajaran
IPS Melalui Pendekatan Saintifik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
79 tanaman karet selain lateksnya, seperti batang, daun dan bijinya.
9. Siswa dapat menghubungkan pengetahuannya yang didapat dalam
pembelajaran dengan fenomena yang ada dalam kesehariannya yang berhubungan dengan pemanfaatan tanaman karet.
Proses Pembelajaran :
Tahap-tahap pembelajaran yang akan dilakukan adalah: 1.
Guru membawa sumber dan media tanaman karet ke dalam kelas dan meminta siswa memaparkan segala hal yang mereka ketahui tentang
tanaman karet yang disediakan dalam pembelajaran tersebut. 2.
Guru meminta siswa memaparkan peranan tanaman karet dalam upaya pemenuhan kebutuhan mereka.
3. Guru mengajak siswa untuk sama-sama mendeskripsikan jenis lahan
yang cocok untuk pembudidayaan tanaman karet 4.
Guru mengajak siswa untuk memaparkan aktifitas pemanfaatannya tanaman karet yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
5. Guru mulai membuka pemahaman siswa mengenai pentingnya
ecoliteracy sebagai dasar dalam melakukan pemanfaatan alam khususnya tanaman karet untuk memenuhi kebutuhan mereka.
6. Guru juga memaparkan dampak buruk yang mungkin atau bahkan
sudah terjadi di sekitar siswa akibat pemanfaatan yang tidak bijak terhadap alam khususnya tanaman karet. Dan memaparkan peranan
tindakan berbasis ecoliteracy dalam meminimalisir dampak tersebut. 7.
Guru membagi siswa dalam 4 kelompok kemudian memberikan permasalahan yang harus mereka selesaikan dalam kelompok untuk
mengamati bebagai kerusakan alam di sekitar lingkungan sekolah yang terjadi akibat eksploitasi sumber daya alam dalam upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat. 8.
Guru memberikan lembar kerja siswa berupa permasalahan yang harus dipecahkan dalam format observasi lapangan. Lembar kerja
akan meminta siswa menemukan berbagai kerusakan alam akibat eksploitasi yang berlebihan dan meminta siswa membuat rancangan
solusi yang dapat mereka lakukan dengan memanfaatkan tanaman karet akan kerusakan alam tersebut.
9. Siswa kemudian diminta untuk melaporkan dan mengkomunikasikan
temuan mereka di lapangan. 10.
Dari proses pengamatan tersebut guru kemudian memberikan penguatan pada siswa bahwa tanaman karet memiliki peranan dalam
menjaga stabilitas keadaan ekologi. Tanaman karet juga membantu
Dewi Amelia Valentine, 2015 Peningkatan Ecoliteracy Siswa Dalam Pemanfaatan Kebun Karet Sebagai Sumber Pembelajaran
IPS Melalui Pendekatan Saintifik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
80 memperbaiki struktur alam yang telah rusak akibat pemanfaatan
manusia seperti mereboisasi lahan bekas ladang berpindah, memperkuat struktur tanah agar tidak terjadi longsor dan
meningkatkan daya serap tanah untuk menghindari banjir. Jelas bahwa dengan memanfaatkan tanaman karet secara bijaksana, siswa
dapat meningkatkan pemahaman mereka akan kesadaran ekologi atau ecoliteracy.
11. Guru menugaskan siswa untuk membawa bibit tanaman karet pada
pertemuan selanjutnya untuk dapat dimanfaatkan sebagai tanaman untuk reboisasi bekas ladang berpindah masyarakat setempat.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pada siklus I. Pada siklus ini segala kelemahan di siklus I dicoba untuk diperbaiki agar
hasil yang ingin dapat tercapai, yakni ecoliteracy siswa dapat meningkat melalui pembelajaran dengan sumber pembelajaran ini. Berpijak pada
hasil refleksi tersebut, berikut dirancang materi,bahan ajar dan skenario pembelajaran pada siklus II, sebagai berikut:
KD : Mendeskripsikan kegiatan ekonomi yang meliputi
kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi Pendekatan
: Saintifik Mengamati,
Menanya, Mengumpulkan
Informasi, Menalar, Mendemonstrasikan Metode
: Inkuiri Inquiri Tujuan Pembelajaran
: Pada siklus ini tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah:
1. Siswa dapat mendeskripsikan peranan tanaman karet bagi kehidupan
ekonomi masyarakat setempat. 2.
Siswa dapat mendeskripsikan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi dari tanaman karet yang berbasis ecoliteracy.
3. Siswa dapat mendeskripsikan dampak kegiatan ekonomi masyarakat
terhadap keadaan ekologi. 4.
Siswa dapat mendeskripsikan rancangan solusi untuk meminimalisir dampak buruk terhadap lingkungan akibat kegiatan ekonomi
masyarakat dalam memanfaatkan tanaman karet. 5.
Siswa dapat memahami esensi dari kegiatan ekonomi-bioregional yang menyatukan ekonomi dan ekologi yang diaplikasikan dalam
Dewi Amelia Valentine, 2015 Peningkatan Ecoliteracy Siswa Dalam Pemanfaatan Kebun Karet Sebagai Sumber Pembelajaran
IPS Melalui Pendekatan Saintifik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
81 pemanfaatan tanaman karet untuk meningkatkan kesadaran ekologi
atau ecoliteracy. Proses Pembelajaran
: Tahap-tahap pembelajaran yang akan dilakukan adalah:
1. Merujuk pada pembelajaran sebelumnya, guru meminta siswa
mengingat kembali peranan tanaman karet dalam upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat setempat.
2. Guru memotivasi siswa untuk menghubungkan peranan taman karet
tersebut dengan kegiatan ekonomi yang terjadi dalam memanfaatkan
tanaman karet yang berbasis kesadaran lingkungan atau ecoliteracy.
3. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok, memberikan permasalah
yang mengharuskan siswa mencari jawabannya dengan berinkuiri ke kebun karet milik warga setempat dengan mengembangkan 5
keterampilan dalam pendekatan saintifik.
4. Guru mengarahkan siswa untuk mengumpulkan biji karet yang
mereka temui di tempat observasi yang nantinya akan dimanfaatkan
pada siklus berikutnya.
5. Dengan alat dan bahan yang telah disiapkan guru, siswa bersama
anggota kelompoknya menyusun laporan hasil observasi mereka yang tujuannya memecahkan permasalahan yang di siapkan guru di awal
dalam bentuk poster.
6. Dari pengamatan di lapangan siswa akan menemukan bahwa segala
hal yang masyarakat lakukan dalam kegiatan ekonominya masih sangat jauh dari kepedulian menjaga regenerasi dan stabilitas alam
yang mereka eksploitasi. Di sini perlu penguatan guru akan pentingnya mendasari segala tindakan pemanfaatan dengan
ecoliteracy agar keadaan ekologi tetap terjaga dan dapat terus dimanfaatkan oleh generasi berikutnya.
7. Diakhir pembelajaran guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan
atas temuan-temuan siswa di lapangan menjadikan ecoliteracy sebagai solusi berbagai ketidaksesuaian pemanfaatan alam yang
dilakukan masyarakat sekitar dalam upaya pemenuhan kebutuhannya. 8.
Pada tahap penguatan guru kembali menanamkan akan pentingnya ecoliteracy sebagai dasar bertindak siswa dan mulai mengenalkan
siswa pada bentuk kegiatan ekonomi berbasis ecoliteracy yakni ekonomi-bioregional yakni suatu kegiatan ekonomi yang tetap
menjaga keadaan ekologi.
Dewi Amelia Valentine, 2015 Peningkatan Ecoliteracy Siswa Dalam Pemanfaatan Kebun Karet Sebagai Sumber Pembelajaran
IPS Melalui Pendekatan Saintifik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
82
Siklus III
Sebagaimana siklus II, siklus III ini juga dilakukan untuk memperbaiki segala kekurangan yang ditemui pada siklus sebelumnya. Segala
kekurangan dan kelemahan diminimalisir agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Refleksi dan evaluasi pada siklus sebelumnya dijadikan
acuan rancangan tindakan pada siklus ini. Dengan tetap mengacu pada hasil refleksi dan evaluasi pada siklus sebelumnya, berikut adalah
rancangan tindakan yang mungkin akan dapat digunakan untuk memperbaiki siklus sebelumnya dan dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan. KD
: Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi
untuk mencapai
kemandirian dan
kesejahteraan Pendekatan
: Saintifik Mengamati,
Menanya, Mengumpulkan
Informasi, Menalar, Mendemonstrasikan Metode
: Pembelajaran Berbasis Proyek PjBL Tujuan Pembelajaran
: Pada siklus ini tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah:
1. Siswa dapat mendeskripsikan tindakan kreatif dalam kegiatan
ekonomi yang dapat diaplikasikan dengan tanaman karet. 2.
Siswa dapat memahami bentuk gagasan kreatif dalam tindakan ekomoni
dengan memanfaatkan
tanaman karet
dan tetap
memperhatikan keterjagaan ekologi. 3.
Siswa dapat melakukan pemanfaatan optimal terhadap sumber daya khususnya tamanan karet agar tidak ada bagian yang terbuang
percuma. 4.
Siswa dapat menghasilkan produk dari tanaman karet yang ramah lingkungan dan berdaya guna bagi kehidupan.
Proses Pembelajaran :
Tahap-tahap pembelajaran yang akan dilakukan adalah: 1.
Apersepsi pengetahuan prasyarat, guru meminta siswa untuk memaparkan produk apa saja yang dapat dihasilkan oleh tanaman
karet dan mengeksplor pengetahuan siswa untuk memikirkan alternatif pemanfaatan lain dari tanaman karet selain lateksnya.
2. Guru menampilkan beberapa tayangan gambar bentuk-bentuk
alternatif pemanfaatan lain dari tanaman karet.
Dewi Amelia Valentine, 2015 Peningkatan Ecoliteracy Siswa Dalam Pemanfaatan Kebun Karet Sebagai Sumber Pembelajaran
IPS Melalui Pendekatan Saintifik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
83 3.
Guru mengajak siswa untuk mempraktikkan salah satu dari alternatif pemanfaatan tanaman karet tersebut.
4. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok.
5. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan biji karet yang sudah guru
tugaskan untuk dikupas, direndam dan direbus pada pertemuan sebelumnya.
6. Guru memberikan lembar kerja dan menugasi siswa secara
berkelompok untuk bekerjasama menghasilkan produk dari biji karet tersebut.
7. Dengan lembar kerja tersebut siswa diminta untuk memperhatikan
dan mencatat segala proses dan hambatan yang dilalui dalam membuat produk tersebut.
8. Guru memantau kerjaan siswa dan membantu menyelesaikan hal-hal
sulit yang di hadapi siswa dalam proses pembuatan produk. 9.
Saat produk selesai, guru mengarahkan siswa untuk melakukan penyajian untuk kemudian dipasarkan pada warga sekolah
10. Guru memberikan penguatan akan pentingnya menerapkan ekomoni-
bioregional, salah satu bentuk penerapan ecoliteracy di mana dalam melakukan kegiatan ekonomi tetap memperhatikan dan menjaga
keadaan ekologi di sekitar. 11.
Masih dalam pelaksanaan penguat guru juga meminta siswa untuk membuat surat cinta sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap
alamnya. 12.
Guru memotivasi siswa untuk menjadikan ekonomi-bioregional sebagai acuan dalam tindakan berekonomi siswa dan menjadikan
ecoliteracy sebagai dasar tindakan mereka demi keterjagaan alam lingkungan mereka.
5 Menyusun alat evaluasi berupa tes untuk mengetahui respon dan hasil belajar
siswa pada tiap siklusnya. 6
Menyusun observasi pelaksanaan yang meliputi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran.
7 Menyusun evaluasi pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah pelaksanaan tindakan. 8
Menyusun rencana pengolahan data, baik kualitatif maupun kuantitaf.
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan