Dewi Amelia Valentine, 2015 Peningkatan Ecoliteracy Siswa Dalam Pemanfaatan Kebun Karet Sebagai Sumber Pembelajaran
IPS Melalui Pendekatan Saintifik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
73 tindakan dan spirit spiritual siswa dalam memanfaaktan karet untuk
mengambarkan peningkatan ecoliteracy.
e. Lembar Kerja Kelompok Siswa
Lembar kerja kelompok siswa merupakan rubrik yang digunakan sebagai bahan diksusi kelompok yang kemudian didiskusikan dalam diskusi kelas.
Lembar kerja kelompok siswa tersebut berisi segala cacatan siswa pada saat melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran yang dikemas peneliti dengan
beberapa pertanyaan yang disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi ecoliteracy yang akan dicapai. Pertanyaan tersebut memacu keterampilan siswa
untuk bersaintifik, mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan hasil temuannya. Kemudian data dari hasil temuan siswa
tersebut selanjutnya dianalisis dan dinilai berdasarkan rentangan skor yang telah ditentukan dengan kategori sangat baik, baik, sedang, dan dengan menggunakan
skala 100 sebagai salah satu komponen penilaian penguasaan head pengetahuan siswa akan ecoliteracy.
B. Situs dan Subjek Penelitian
1. Situs Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SMP Negeri 2 Beduai, Dusun Sungai Goa, Desa Muara Ilai, Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Situs ini dipilih karena SMP ini merupakan sekolah yang siswa dan masyarakatnya menggunakan alam sebagai alat pemenuhan kebutuhan utama
mereka. Sebagian besar kehidupan mereka digantungkan pada ketersediaan alam dan mereka cenderung mengeksploitasi alam dan lingkungannya tanpa peduli
pembaharuan yang seharusnya mereka lakukan. Di daerah ini pula ketersediaan sarana dan prasarana belajar yang harusnya di sediakan pemerintah masih sangat
terbatas. Kondisi ini mengharuskan guru untuk memiliki kreatifitas memberdayakan ketersediaan alam sebagai sumber belajar yang dapat menambah
kebermaknaan belajar siswa. Atas dasar hal tersebut, sumber belajar yang digunakan adalah kebun karet, yang pada situs ini sangat dekat dengan kehidupan
siswa, mudah didapat dan merupakan komoditas utama masyarakat setempat
Dewi Amelia Valentine, 2015 Peningkatan Ecoliteracy Siswa Dalam Pemanfaatan Kebun Karet Sebagai Sumber Pembelajaran
IPS Melalui Pendekatan Saintifik Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
74 sehingga banyak fenomena di dalamnya yang dapat digunakan untuk membantu
penyampaian esensi pembelajaran.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian kualitatif untuk penelitian tindakan kelas dapat berupa peristiwa, manusia dan situasi yang diamati Hopkins, 1993. Dalam penelitian ini
yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Beduai, Dusun Sungai Goa, Desa Muara Ilai, Kecamatan Beduai, Kabupaten
Sanggau, Kalimantan Barat. Kelas ini merupakan kelas dengan siswa 31 orang yang juga masih rendah kesadaran ekologinya ecoliteracy. Mereka cenderung
tidak peduli dan belum memahami akan tanda-tanda kerusakan alam seperti lahan kritis, tanah longsor, dan banjir yang terjadi sekitarnya. Dalam pemanfaatan alam
yang salah satunya adalah karet, mereka hanya memperhatikan terpenuhinya kebutuhan mereka, tidak memperhatikan perawatan, kelayakan usia sadap,
pemberian perangsang lateks dan pembuangan limbah lateksnya. Tidak terpikir dalam benak mereka dampak terhadap alam secara keseluruhan yang akan
ditimbulkan akibat pemanfaatan yang tidak bijak terhadap karet yang mereka lakukan.
Dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan secara umumpun siswa di kelas ini belum terarah dengan baik. Untuk itu dirasa perlu melakukan tindakan
kelas pada subjek tersebut untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan serta kesadaran siswa dalam upaya menjaga kelestarian dan
keterjagaan ekologi. Hal ini dilakukan agar siswa memiliki pemikiran dan pemahaman yang utuh dalam bertindak terhadap alam serta dapat mengantisipasi
berbagai kerusakan alam yang terjadi di sekitarnya. Dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru mitra, di mana peneliti berperan sebagai guru pelaksana
dan guru mitra sebagai observer. Hal ini dilakukan agar dalam pelaksanaan tindakan, peneliti yang berperan sebagai guru pelaksana lebih optimal dalam
penanaman konsep ecoliteracy kepada siswa.
C. Prosedur Penelitian