Alur Penelitian Teknik Analisis Data

Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Alur Penelitian

Tujuan akhir penelitian adalah menghasilkan pendekatan konseling islami yang efektif untuk meningkatkan kecerdasa interpersonal siswa. Dilakukan sejumlah langkah-langkah penelitian sebagaimana digambakan dalam bagan 3.1 alur penelitian sebagai berikut. Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1 Alur Penelitian Pendekatan Konseling Islami untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Penyusunan Instrumen Kecerdasan Interpersonal Penyusunan Pendekatan Konseling Islami Perumusan Masalah Studi Literatur: Kecerdasan Interpersonal dan Pendekatan Konseling Islami Studi Pendahuluan Pemilihan subjek penelitian Analisis Profil Kecerdasan Interpersonal Validasi, Uji Coba, Revisi Hasil revisi Revisi Judgement Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Pretest Tidak diberikan Pendekatan Konseeling Islami Posttest Diberi Pendekatan Konseeling Islami Pengolahan dan Analisis data Pembahasan Kesimpulan Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini memuat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendekatan Konseling Islami, sedangkan variabel terikatnya adalah Kecerdasan Interpersonal. Untuk menghindari kesalah-pahaman dalam memahami masalah penelitian, maka istilah- istilah dalam penelitian ini dijelaskan secara operasional dalam uraian berikut:

1. Pendekatan Konseling Islami

Pendekatan konseling islami adalah cara pandang yang digunakan konselor sebagai pedoman dalam proses melakukan layanan kegiatan konseling kepada klienkonseli untuk menumbuh kembangkan kemampuannya, memahami dan menyelesaikan masalah serta membangun kesadarannya untuk menempatkan Allah sebagai konselor yang Maha Agung, dan sekaligus mengarahkan konseli untuk melakukan self counseling bagi dirinya dan orang lain. Pendekatan konseling islami untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa merupakan upaya merekontruksi serta aktualisasi kembali konsep diri agar dapat mencapai an-nafs al-mutmainnah jiwa tentram tersebut Lubis:2007. Adapun pendekatan konseling islami yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu pendekatan yang dilakukan peneliti melalui: Teknik Spiritualism method. Dalam teknik ini, klienkonseli diarahkan untuk mencari ketenangan hati dengan mendekatkan diri kepada Allah sebaga sumber ketenangan hati, sumber kekuatan dan penyelesaian masalah, sumber penyembuhan penyakit mental. Dalam teknik ini, langkah awal konselor menyadarkan klienkonseli agar dapat menerima masalah yang dihadapinya dengan perasaan lapang dada, bukan dengan perasaan benci dan putus asa, masalah tersebut adalah wujud dari cobaan Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan ujian dari Allah yang hikmahnya untuk menguji dan mempertaruhkan keteguhan imannya, bukan sebagai wujud kebencian Allah kepadanya. Selanjutnya, konselor menegakan prinsip tauhid dengan meyakinkan klienkonseli bahwa Allah adalah satu-satunya tempat mengembalikan masalah, tempat ia berpasrah, tempat ia memohon pertolongan untuk menyelesaiakan masalah. Dengan sifat Maha Kuasa Allah, bagi Nya permasalahan itu bukanlah hal yang berat untuk diselesaikan. Teknik Client-Centered Method non directive approach, dalam teknik ini konselor berupaya mendorong klienkonseli untuk berusaha sendiri memahami masalahnya, menemukan kesadaran baru, dan memilih alternative penyelesaian masalah. Dalam hal ini, konselor harus berperan sebagai orang yang membantu menyediakan kondisi-kondisi terbaik dengan memberikan kemudahan bagi klienkonseli untuk mengembangkan perilakunya secara lebih produktif. Dari penjelasan di atas, kegiatan berlangsung selama enam sesi intervensi berdasarkan pendekatan konseling islami sebagai layanan fasilitasi konselor kepada siswa melalui proses berkesinambungan yang berisi tahapan aktivitas untuk memodifikasi kepribadian siswa dengan cara bertanya, menganalisis, mengambil keputusan dan memutuskan kembali dalam rangka membantu meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa.

2. Kecerdasan Interpersonal

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan pada bab dua, dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Interpersoanal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan diri individu dalam memahami dirinya sendiri dn lingkungannya, serta dapat mengembangkan potensinya secara optimal, dinamis Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan konstruktif berdasarkan norma norma kehidupan yang mencakup aspek kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain, ketegasan diri, menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain, menjadi diri yang bebas, Harapan yang realistis terhadap diri sendiri dan orang lain, perlindungan diri dalam situasi antar pribadi. Adapun penjelasan dari masing-masing aspek kecerdasan interpersonal siswa dan indikatornya dikemukakan dalam batasan sebagai berikut. Aspek Kepekaan Terhadap Diri Sendiri mempunyai makna berbicara dan mendengarkan, yaitu menyadari pikiran dan perasaan dan menggunakannya sebagai data dalam memberi respon. Menjadi peka terhadap orang lain mempunyai makna memiliki rasa empati terhadap orang lain dalam berbagai hal, seperti: siswa mampu menyesuaikan dengan keadaan diri sendiri, mampu menyesuaikan dengan keadaan orang lain, mampu berkomunikasi dengan lisan dan tulisan, mampu merasakan apa yang orang lain rasakan, mampu bersikap tidak egois. Aspek Ketegasan diri berarti berkomunikasi dengan cara-cara jujur secara konstruktif yang di tandai dengan berkata jujur, berbicara sesuai dengan keadaan yang dihadapi, teguh pendirian, bertanggung jawab, berperilaku sesuai dengan norma, menghindari sikap pura-pura. Aspek menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain mempunyai makna sebagai suatu kondisi psikolog, yang bersifat transparan, yaitu membiarkan diri sendiri dilihat orang lain dalam keadaan tertentu yang di tandai dengan: Memahami kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, Puas dengan apa yang sudah dicapai, Menerima orang lain secara terbuka, Mampu menyesuaikan diri di tempat yang baru. Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Aspek menjadi diri yang bebas adalah membiarkan orang lain berada dalam suasana nyaman dengan dirinya dan membiarkan orang lain menentukan kebutuhannya dengan cara dan tempat yang mereka pilih seperti: Memberikan kebebasan kepada orang lain, berfikir positif terhadap orang lain, bersikap ramah, berbagi rasa dengan orang lain, belajar menjadi pendengar, merespon pembicaraan orang lain, bersikap tegas, berbagi cerita kepada orang lain. Aspek harapan yang realistis terhadap diri sendiri dan orang lain adalah sebagai suatu keadaan diri sendiri atau orang lain yang sesuai dengan keadaan sebenarnya yang ditunjukkan dengan indikator: mengenal keadaan diri sendiri dan orang lain secara tepat sesuai keadaannya. Aspek Perlindungan diri dalam situasi antar pribadi berarti mampu menghadapi kejadian apapun dalam hubungan dengan orang lain, mampu bertindak dengan cara yang tepat, sehingga tidak membuat dirinya merasa terancam dengan indikator tegar dalam menghadapi persoalan dan pantang menyerah.

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini maka dikembangkan alat pengumpul data seperti: skala kecerdasan interpersonal, digunakan untuk memperoleh gambaran tentang kecerdasan interpersonal siswa sebelum dan sesudah mengikuti proses konseling melalui Pendekatan konseling islami.

1. Pengembangan kisi-kisi Instrumen

Instrumen kecerdasan interpersonal siswa dikembangkan dari definisi operasional variabel. Instrumen ini berisi pernyataan-pernyataan tentang kecerdasan interpersonal merujuk pada aspek peka terhadap orang lain, asertif, Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain, menjadi diri yang bebas, mempunyai harapan yang realistik terhadap diri sendiri dan orang lain serta perlindungan diri dalam situasi antar pribadi, berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh Cavanagh 1982. Angket menggunakan format rating scale skala penilaian model Guttman untuk mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Berikut disajikan dalam tabel kisi-kisi instrument. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kecerdasan Interpersonal ASPEK INDIKATOR ITEM ∑ - + 1. Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain a. Mampu menyesuaikan dengan keadaan diri sendiri - 1,2 2 b. Mampu menyesuaikan dengan keadaan orang lain - 3,4 2 c. Mampu berkomunikasi dengan lisan - 5,7 2 d. Mampu berkomunikasi dengan tulisan - 6 1 e. Mampu merasakan apa yang orang lain rasakan - 8,9,10 3 f. Mampu bersikap tidak egois 11 12 2 2. Ketegasan diri a. Berkata jujur - 13,14 2 b. Berbicara sesuai dengan keadaan yang dihadapi - 15,16, 17 3 c. Teguh pendirian - 18,19, 22 3 d. Bertanggung jawab 20,21 2 e. Berperilaku sesuai dengan norma - 23,24, 25, 26 4 f. Menghindari sikap pura-pura - 27 1 3. Menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain a. Memahami kelebihan dan kelemahan yang dimiliki 29 32 31 3 b. Puas dengan apa yang sudah dicapai - 28,30 2 c. Menerima orang lain secara terbuka - 33,34, 2 d. Mampu menyesuaikan diri di tempat yang baru - 35 1 4. Menjadi diri yang bebas a. Memberikan kebebasan kepada orang lain - 36,38 2 b. Berfikir positif terhadap orang lain - 37 1 Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Bersikap ramah - 39,40 2 d. Berbagi rasa dengan orang lain - 41,42 2 e. Belajar menjadi pendengar - 43 1 f. Merespon pembicaraan orang lain - 44,45 2 g. Bersikap tegas - 46,47 2 h. Berbagi cerita kepada orang l - 48,49 2 5. Harapan yang realistik terhadap diri sendiri dan orang lain a. Mengenal keadaan diri sendiri secara tepat sesuai keadaannya - 52,53, 54 55,56 5 b. Mengenal keadaan orang lain secara tepat sesuai dengan keadaan 50, 51 - 2 6. Perlindungan diri dalam situasi interpersonal a. Tegar dalam menghadapi persoalan 58 57,59 3 b. Pantang menyerah - 60 1 Jumlah total 6 54 60

2. Pedoman Skoring

Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sehingga menghasilkan item-item pernyataan dan kemungkinan jawabannya. Instrumen digunakan untuk mengukur kecerdasan interpersonal rendah siswa. Item pernyataan kecerdasan interpersonal siswa menggunakan bentuk skala likert, dengan pilihan sangat sesuai SS Sesuai S Kurang Sesuai KS Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS Adapun kriteria penskoran untuk mendapat skor angket Kecerdasan Interpersonal siswa dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.2 Ketentuan Pemberian Skor Angket Kecerdasan Interpersonal Siswa Pernyataan Skor SS S KS TS STS Positif 5 4 3 2 1 Negatif 1 2 3 4 5 Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Penimbangan Instrumen Expert Judgment dan Uji Keterbacaan

Instrumen Penimbangan instrumen dilakukan untuk memperoleh item-item yang valid yang dapat mengukur permasalahan kecerdasan interpersonal siswa. Instrumen penelitian ditimbang oleh tiga orang pakar untuk dikaji dan ditelaah dari segi isi, redaksi kalimat, serta kesesuaian item dengan aspek-aspek yang akan diungkap apakah item layak digunakan untuk mengungkapkan atribut yang dikehendaki oleh peneliti sebagai perancang instrumen. Instrumen yang telah memperoleh penilaian dari ketiga pakar kemudian direvisi sesuai dengan saran dan masukan dari para penimbang tersebut. Setelah itu instrumen yang telah direvisi, kemudian dilakukan uji keterbacaan oleh tujuh responden untuk mengetahui apakah setiap item dapat dan mudah dipahami oleh responden. Ketiga penimbang tersebut adalah Drs. KH Syarif Rahmat, SQ, MA yang merupakan pakar dalam bimbingan dan konseling Islami, serta Dr. Ir. Nurbaiti yang merupakan pakar dalam testing psikologis dan statistik.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas instrumen dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan software SPSS version 17.0 for Windows. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 2 pengolahan data. Untuk menguji konsistensi dan keterandalan hasil ukur dari instrumen ini, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Hasil uji reliabilitas pada instrumen kecerdasan interpersonal dengan Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menggunakan software SPSS version 17.0 for Windows diperoleh koefisien Alpha Cronbach untuk kecerdasan interpersonal siswa sebesar α = 0, 872.. Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono 2010: 149 yang disajikan pada Tabel 3.4 berikut: Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Berdasarkan hasil koefisien Alpha Cronbach yang diperoleh α = 0, 872 dan mengacu pada titik tolak ukur pada Tabel 3.6, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen kecerdasan interpersonal siswa memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi.

F. Teknik Analisis Data

Data mengenai masalah kecerdasan interpersonal rendah siswa yang akan diintervensi melalui Pendekatan Konseling Islami akan dianalisis dengan cara kuantitatif. Teknik analisis data dalam hal ini dimulai dengan mengukur validitas instrumen yang melibatkan pakar dalam bidang bimbingan dan konseling, dan reliabilitas instrumen dengan melibatkan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji t atau t-test. Uji t ini adalah pengujian perbedaan rata-rata yang biasa dilakukan oleh peneliti yang bermaksud mengkaji efektivitas suatu perlakukan treatment dalam mengubah suatu perilaku dengan cara membandingkan antara keadaan sebelum dengan keadaan sesudah perlakuan itu diberikan Furqon, 2009: 174. Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 ─ 0,199 0,20 ─ 0, 399 0,40 ─ 0,599 0,60 ─ 0, 799 0,80 ─ 1, 000 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah dengan menggunakan angket untuk melihat kondisi kecerdasan interpersonal siswa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil dari data yang mengukap tentang kecerdasan interpersonal siswa yang rendah. Proses pengambilan data dilakukan dengan memberikan instrumen atau angket kepada siswa kelas X Madrasah Aliyah Ummul Qura kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 20122013. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan: 1 angket kecerdasan interpersonal, yaitu untuk melihat gambaran mengenai kecerdasan intepersonal siswa; dan 2 Kajian pustaka, yaitu dengan membaca dan menelaah, mempelajari dan mengutip pendapat dari berbagai buku sumber sebagai pendukung analisis dan interpretasi.

b. Kriteria gambaran umum kecerdasan interpersonal

Gambaran umum kecerdasan interpersonal siswa dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu Kecerdasan interpersonal tinggi, sedang dan rendah, yang dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini. Tabel 3.4 Kategorisasi Kecerdasan Interpersonal Siswa Kriteria Rentang Tinggi X Min Ideal + 2.Interval Sedang Min Ideal + Interval X ≤ Min Ideal + 2.Interval Rendah X ≤ Min Ideal + Interval Sumber: Sudjana, 1996:47 Berdasarkan perhitungan pada Tabel 3.4, maka kriteria kecerdasan interpersonal yang digunakan sebagai acuan dalam pengelompokan skor kecerdasan interpersonal siswa dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini: Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5 Kriteria Gambaran Umum kecerdasan interpersonal siswa Kriteria Rentang Penjelasan Tinggi X 173 Siswa mampu berkomunikasi dengan baik dan menyesuaikan diri dengan orang lain, memiliki rasa empati, berprilaku baik serta mampu menghadapi kejadian apapun dalam hubungan interpersonal Sedang 110 X ≤ 173 Siswa mampu mengidentifikasi dirinya, tetapi ketika siswa melakukan komunikasi dalam kegiatan sehari-hari dipengaruhi oleh kondisi yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Rendah X ≤ 110 Siswa tidak dapat berfikir positif dan tidak memiliki rasa empati terhadap orang lain dalam berbagai hal. Siswa belum dapat berkomunikasi secara baik dan tidak mampu memberi kenyamanan kepada orang lain dan lingkungannya.

c. Uji hipotesis

Dalam menjawab pertanyaan penelitian tentang Pendekatan Konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa dilakukan dengan teknik uji t independent independent sample t-test melalui analisis data kecerdasan interpersonal siswa sebelum dan sesudah mengikuti konseling melalui pendekatan konseling islami. Teknik uji t-test ini dilakukan dengan cara membandingkan data skor rata-rata kecerdasan interpersonal, antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Untuk menguji Pendekatan konseling islami untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa menggunakan uji t independent independent sample t-test dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a Hipotesis H : µ eksperimen = µ kontrol Tidak ada perbedaan rata-rata kecerdasan interpersonal siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. H : µ eksperimen µ kontrol Ada perbedaan rata-rata kecerdasan interpersonal siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. b Dasar pengambilan keputusan Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang diperoleh dengan α = 0,05. Jika pengambilan keputusan berdasarkan nilai t hitung, maka kriterianya adalah terima H jika t 1-12 α t hitung t 1-12 α, dimana t 1-12 α didapat dari daftar tabel t dengan dk = n 1 + n 2 – 1 dan peluang 1-12 α. Untuk harga-harga t lainnya H ditolak. Jika pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas nilai p, maka kriterianya adalah: Jika nilai p 0,05, maka H ditolak Jika nilai p 0,05, maka H diterima

G. Langkah-langkah Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Penggunaan Media Audio terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 4 175

Pengaruh Media Video Terhadap Kemampuan Berpidato Siswa Kelas X Sma Negeri 13 Kabupaten Tangerang Tahun Pelajaran 2012-2013

0 4 78

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan)

2 28 299

Analisis Kesalahan Penerapan Tanda Baca dalam Cerpen Siswa Kelas VIII SMP Dua Mei Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015

4 15 103

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 19 58

Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012

6 38 60

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 37

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 8 56

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 3 53