Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
C. Alur Penelitian
Tujuan akhir penelitian adalah menghasilkan pendekatan konseling islami yang efektif untuk meningkatkan kecerdasa interpersonal siswa. Dilakukan
sejumlah langkah-langkah penelitian sebagaimana digambakan dalam bagan 3.1 alur penelitian sebagai berikut.
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.1 Alur Penelitian Pendekatan Konseling Islami untuk
Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Penyusunan Instrumen Kecerdasan Interpersonal
Penyusunan Pendekatan Konseling Islami
Perumusan Masalah Studi Literatur: Kecerdasan Interpersonal dan Pendekatan Konseling
Islami Studi Pendahuluan
Pemilihan subjek penelitian
Analisis Profil Kecerdasan Interpersonal
Validasi, Uji Coba, Revisi
Hasil revisi Revisi
Judgement
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Pretest
Tidak diberikan Pendekatan Konseeling
Islami Posttest
Diberi Pendekatan Konseeling
Islami Pengolahan dan
Analisis data Pembahasan
Kesimpulan
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini memuat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendekatan Konseling Islami,
sedangkan variabel terikatnya adalah Kecerdasan Interpersonal. Untuk menghindari kesalah-pahaman dalam memahami masalah penelitian, maka istilah-
istilah dalam penelitian ini dijelaskan secara operasional dalam uraian berikut:
1. Pendekatan Konseling Islami
Pendekatan konseling islami adalah cara pandang yang digunakan konselor sebagai pedoman dalam proses melakukan layanan kegiatan konseling kepada
klienkonseli untuk menumbuh kembangkan kemampuannya, memahami dan menyelesaikan masalah serta membangun kesadarannya untuk menempatkan
Allah sebagai konselor yang Maha Agung, dan sekaligus mengarahkan konseli untuk melakukan self counseling bagi dirinya dan orang lain.
Pendekatan konseling islami untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa merupakan upaya merekontruksi serta aktualisasi kembali konsep diri agar
dapat mencapai an-nafs al-mutmainnah jiwa tentram tersebut Lubis:2007. Adapun pendekatan konseling islami yang dimaksudkan dalam penelitian
ini adalah suatu pendekatan yang dilakukan peneliti melalui: Teknik Spiritualism
method. Dalam teknik ini, klienkonseli diarahkan untuk mencari ketenangan hati dengan mendekatkan diri kepada Allah sebaga sumber ketenangan hati, sumber
kekuatan dan penyelesaian masalah, sumber penyembuhan penyakit mental. Dalam teknik ini, langkah awal konselor menyadarkan klienkonseli agar
dapat menerima masalah yang dihadapinya dengan perasaan lapang dada, bukan dengan perasaan benci dan putus asa, masalah tersebut adalah wujud dari cobaan
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dan ujian dari Allah yang hikmahnya untuk menguji dan mempertaruhkan keteguhan imannya, bukan sebagai wujud kebencian Allah kepadanya.
Selanjutnya, konselor menegakan prinsip tauhid dengan meyakinkan klienkonseli bahwa Allah adalah satu-satunya tempat mengembalikan masalah, tempat ia
berpasrah, tempat ia memohon pertolongan untuk menyelesaiakan masalah. Dengan sifat Maha Kuasa Allah, bagi Nya permasalahan itu bukanlah hal yang
berat untuk diselesaikan. Teknik Client-Centered Method non directive approach, dalam teknik ini
konselor berupaya mendorong klienkonseli untuk berusaha sendiri memahami masalahnya, menemukan kesadaran baru, dan memilih alternative penyelesaian
masalah. Dalam hal ini, konselor harus berperan sebagai orang yang membantu menyediakan kondisi-kondisi terbaik dengan memberikan kemudahan bagi
klienkonseli untuk mengembangkan perilakunya secara lebih produktif. Dari penjelasan di atas, kegiatan berlangsung selama enam sesi intervensi
berdasarkan pendekatan konseling islami sebagai layanan fasilitasi konselor kepada siswa melalui proses berkesinambungan yang berisi tahapan aktivitas
untuk memodifikasi kepribadian siswa dengan cara bertanya, menganalisis, mengambil keputusan dan memutuskan kembali dalam rangka membantu
meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa.
2. Kecerdasan Interpersonal
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan pada bab dua, dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Interpersoanal yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah kemampuan diri individu dalam memahami dirinya sendiri dn lingkungannya, serta dapat mengembangkan potensinya secara optimal, dinamis
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dan konstruktif berdasarkan norma norma kehidupan yang mencakup aspek kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain, ketegasan diri, menjadi nyaman
dengan diri sendiri dan orang lain, menjadi diri yang bebas, Harapan yang realistis terhadap diri sendiri dan orang lain, perlindungan diri dalam situasi antar pribadi.
Adapun penjelasan dari masing-masing aspek kecerdasan interpersonal siswa dan indikatornya dikemukakan dalam batasan sebagai berikut. Aspek
Kepekaan Terhadap Diri
Sendiri mempunyai makna berbicara dan
mendengarkan, yaitu menyadari pikiran dan perasaan dan menggunakannya sebagai data dalam memberi respon. Menjadi peka terhadap orang lain
mempunyai makna memiliki rasa empati terhadap orang lain dalam berbagai hal, seperti: siswa mampu menyesuaikan dengan keadaan diri sendiri, mampu
menyesuaikan dengan keadaan orang lain, mampu berkomunikasi dengan lisan dan tulisan, mampu merasakan apa yang orang lain rasakan, mampu bersikap
tidak egois. Aspek Ketegasan diri berarti berkomunikasi dengan cara-cara jujur secara
konstruktif yang di tandai dengan berkata jujur, berbicara sesuai dengan keadaan yang dihadapi, teguh pendirian, bertanggung jawab, berperilaku sesuai dengan
norma, menghindari sikap pura-pura. Aspek menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain mempunyai makna sebagai suatu kondisi psikolog, yang bersifat
transparan, yaitu membiarkan diri sendiri dilihat orang lain dalam keadaan tertentu yang di tandai dengan: Memahami kelebihan dan kelemahan yang
dimiliki, Puas dengan apa yang sudah dicapai, Menerima orang lain secara terbuka, Mampu menyesuaikan diri di tempat yang baru.
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Aspek menjadi diri yang bebas adalah membiarkan orang lain berada dalam suasana nyaman dengan dirinya dan membiarkan orang lain menentukan
kebutuhannya dengan cara dan tempat yang mereka pilih seperti: Memberikan kebebasan kepada orang lain, berfikir positif terhadap orang lain, bersikap ramah,
berbagi rasa dengan orang lain, belajar menjadi pendengar, merespon pembicaraan orang lain, bersikap tegas, berbagi cerita kepada orang lain. Aspek
harapan yang realistis terhadap diri sendiri dan orang lain adalah sebagai suatu keadaan diri sendiri atau orang lain yang sesuai dengan keadaan sebenarnya yang
ditunjukkan dengan indikator: mengenal keadaan diri sendiri dan orang lain secara tepat sesuai keadaannya. Aspek Perlindungan diri dalam situasi antar
pribadi berarti mampu menghadapi kejadian apapun dalam hubungan dengan orang lain, mampu bertindak dengan cara yang tepat, sehingga tidak membuat
dirinya merasa terancam dengan indikator tegar dalam menghadapi persoalan dan pantang menyerah.
E. Pengembangan Instrumen Penelitian
Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini maka dikembangkan alat pengumpul data seperti: skala kecerdasan interpersonal,
digunakan untuk memperoleh gambaran tentang kecerdasan interpersonal siswa sebelum dan sesudah mengikuti proses konseling melalui Pendekatan konseling
islami.
1. Pengembangan kisi-kisi Instrumen
Instrumen kecerdasan interpersonal siswa dikembangkan dari definisi operasional variabel. Instrumen ini berisi pernyataan-pernyataan tentang
kecerdasan interpersonal merujuk pada aspek peka terhadap orang lain, asertif,
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain, menjadi diri yang bebas, mempunyai harapan yang realistik terhadap diri sendiri dan orang lain serta
perlindungan diri dalam situasi antar pribadi, berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh Cavanagh 1982. Angket menggunakan format rating scale
skala penilaian model Guttman untuk mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Berikut disajikan dalam tabel kisi-kisi
instrument.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kecerdasan Interpersonal
ASPEK INDIKATOR
ITEM ∑
- +
1. Kepekaan
terhadap diri sendiri dan orang
lain a.
Mampu menyesuaikan dengan keadaan diri sendiri
- 1,2
2
b. Mampu menyesuaikan dengan keadaan
orang lain
- 3,4
2
c. Mampu berkomunikasi dengan lisan
- 5,7
2
d. Mampu berkomunikasi dengan tulisan
- 6
1
e. Mampu merasakan apa yang orang lain
rasakan
- 8,9,10
3
f. Mampu bersikap tidak egois
11 12
2
2. Ketegasan diri
a. Berkata jujur
- 13,14
2
b. Berbicara sesuai dengan keadaan yang
dihadapi
- 15,16,
17 3
c. Teguh pendirian
- 18,19,
22 3
d. Bertanggung jawab
20,21 2
e. Berperilaku sesuai dengan norma
- 23,24,
25, 26 4
f. Menghindari sikap pura-pura
- 27
1
3. Menjadi nyaman
dengan diri sendiri dan orang lain
a. Memahami kelebihan dan kelemahan
yang dimiliki
29 32
31 3
b. Puas dengan apa yang sudah dicapai
- 28,30
2
c. Menerima orang lain secara terbuka
- 33,34,
2
d. Mampu menyesuaikan diri di tempat
yang baru
- 35
1
4. Menjadi diri yang
bebas a.
Memberikan kebebasan kepada orang lain
- 36,38
2
b. Berfikir positif terhadap orang lain
- 37
1
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c. Bersikap ramah
- 39,40
2
d. Berbagi rasa dengan orang lain
- 41,42
2
e. Belajar menjadi pendengar
- 43
1
f. Merespon pembicaraan orang lain
- 44,45
2
g. Bersikap tegas
- 46,47
2
h. Berbagi cerita kepada orang l
- 48,49
2
5. Harapan yang
realistik terhadap diri sendiri dan
orang lain a.
Mengenal keadaan diri sendiri secara tepat sesuai keadaannya
- 52,53,
54 55,56
5
b. Mengenal keadaan orang lain secara
tepat sesuai dengan keadaan
50, 51
- 2
6. Perlindungan diri
dalam situasi interpersonal
a. Tegar dalam menghadapi persoalan
58 57,59
3
b. Pantang menyerah
- 60
1
Jumlah total
6 54
60
2. Pedoman Skoring
Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sehingga menghasilkan item-item pernyataan dan kemungkinan jawabannya. Instrumen
digunakan untuk mengukur kecerdasan interpersonal rendah siswa. Item pernyataan kecerdasan interpersonal siswa menggunakan bentuk skala likert,
dengan pilihan sangat sesuai SS Sesuai S Kurang Sesuai KS Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS Adapun kriteria penskoran untuk mendapat
skor angket Kecerdasan Interpersonal siswa dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.2 Ketentuan Pemberian Skor Angket Kecerdasan Interpersonal Siswa
Pernyataan Skor
SS S
KS TS
STS
Positif 5
4 3
2 1
Negatif 1
2 3
4 5
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Penimbangan Instrumen Expert Judgment dan Uji Keterbacaan
Instrumen
Penimbangan instrumen dilakukan untuk memperoleh item-item yang valid yang dapat mengukur permasalahan kecerdasan interpersonal siswa. Instrumen
penelitian ditimbang oleh tiga orang pakar untuk dikaji dan ditelaah dari segi isi, redaksi kalimat, serta kesesuaian item dengan aspek-aspek yang akan diungkap
apakah item layak digunakan untuk mengungkapkan atribut yang dikehendaki
oleh peneliti sebagai perancang instrumen.
Instrumen yang telah memperoleh penilaian dari ketiga pakar kemudian direvisi sesuai dengan saran dan masukan dari para penimbang tersebut. Setelah
itu instrumen yang telah direvisi, kemudian dilakukan uji keterbacaan oleh tujuh responden untuk mengetahui apakah setiap item dapat dan mudah dipahami oleh
responden. Ketiga penimbang tersebut adalah Drs. KH Syarif Rahmat, SQ, MA yang
merupakan pakar dalam bimbingan dan konseling Islami, serta Dr. Ir. Nurbaiti yang merupakan pakar dalam testing psikologis dan statistik.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas instrumen dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan software SPSS version 17.0 for Windows.
Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 2 pengolahan data. Untuk menguji konsistensi dan keterandalan hasil ukur dari instrumen ini,
dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Hasil uji reliabilitas pada instrumen kecerdasan interpersonal dengan
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menggunakan software SPSS version 17.0 for Windows diperoleh koefisien Alpha Cronbach untuk kecerdasan interpersonal
siswa sebesar α = 0, 872.. Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari
Sugiyono 2010: 149 yang disajikan pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Berdasarkan hasil koefisien Alpha Cronbach yang diperoleh α = 0, 872
dan mengacu pada titik tolak ukur pada Tabel 3.6, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen kecerdasan interpersonal siswa memiliki tingkat reliabilitas sangat
tinggi.
F. Teknik Analisis Data
Data mengenai masalah kecerdasan interpersonal rendah siswa yang akan diintervensi melalui Pendekatan Konseling Islami akan dianalisis dengan cara
kuantitatif. Teknik analisis data dalam hal ini dimulai dengan mengukur validitas instrumen yang melibatkan pakar dalam bidang bimbingan dan konseling, dan
reliabilitas instrumen dengan melibatkan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji t atau
t-test. Uji t ini adalah pengujian perbedaan rata-rata yang biasa dilakukan oleh peneliti yang bermaksud mengkaji efektivitas suatu perlakukan treatment dalam
mengubah suatu perilaku dengan cara membandingkan antara keadaan sebelum dengan keadaan sesudah perlakuan itu diberikan Furqon, 2009: 174.
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 ─ 0,199
0,20 ─ 0, 399
0,40 ─ 0,599
0,60 ─ 0, 799
0,80 ─ 1, 000
Sangat rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat tinggi
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
a. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah dengan menggunakan angket untuk melihat kondisi kecerdasan interpersonal siswa. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil dari data yang mengukap tentang kecerdasan interpersonal siswa yang rendah. Proses pengambilan data dilakukan
dengan memberikan instrumen atau angket kepada siswa kelas X Madrasah Aliyah Ummul Qura kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 20122013.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan: 1 angket kecerdasan interpersonal, yaitu untuk melihat gambaran
mengenai kecerdasan intepersonal siswa; dan 2 Kajian pustaka, yaitu dengan membaca dan menelaah, mempelajari dan mengutip pendapat dari berbagai buku
sumber sebagai pendukung analisis dan interpretasi.
b. Kriteria gambaran umum kecerdasan interpersonal
Gambaran umum kecerdasan interpersonal siswa dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu Kecerdasan interpersonal tinggi, sedang dan rendah, yang dapat
dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4 Kategorisasi Kecerdasan Interpersonal Siswa
Kriteria Rentang
Tinggi X Min Ideal + 2.Interval
Sedang Min Ideal + Interval X
≤ Min Ideal + 2.Interval Rendah
X ≤ Min Ideal + Interval
Sumber: Sudjana, 1996:47 Berdasarkan perhitungan pada Tabel 3.4, maka kriteria kecerdasan
interpersonal yang digunakan sebagai acuan dalam pengelompokan skor kecerdasan interpersonal siswa dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini:
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5 Kriteria Gambaran Umum kecerdasan interpersonal siswa
Kriteria Rentang
Penjelasan
Tinggi X 173
Siswa mampu berkomunikasi dengan baik dan menyesuaikan diri dengan
orang lain, memiliki rasa empati, berprilaku
baik serta
mampu menghadapi kejadian apapun dalam
hubungan interpersonal Sedang
110 X ≤ 173 Siswa mampu mengidentifikasi dirinya,
tetapi ketika
siswa melakukan
komunikasi dalam kegiatan sehari-hari dipengaruhi oleh kondisi yang ada di
lingkungan tempat tinggalnya.
Rendah X
≤ 110 Siswa tidak dapat berfikir positif dan
tidak memiliki rasa empati terhadap orang lain dalam berbagai hal. Siswa
belum dapat berkomunikasi secara baik dan tidak mampu memberi kenyamanan
kepada orang lain dan lingkungannya.
c. Uji hipotesis
Dalam menjawab pertanyaan penelitian tentang Pendekatan Konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa dilakukan dengan
teknik uji t independent independent sample t-test melalui analisis data kecerdasan interpersonal siswa sebelum dan sesudah mengikuti konseling melalui
pendekatan konseling islami. Teknik uji t-test ini dilakukan dengan cara membandingkan data skor rata-rata kecerdasan interpersonal, antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. Untuk menguji Pendekatan konseling islami untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa menggunakan uji t
independent independent sample t-test dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
a Hipotesis
H : µ
eksperimen
= µ
kontrol
Tidak ada perbedaan rata-rata kecerdasan interpersonal siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
H : µ
eksperimen
µ
kontrol
Ada perbedaan rata-rata kecerdasan interpersonal siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
b Dasar pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang diperoleh dengan α = 0,05.
Jika pengambilan keputusan berdasarkan nilai t hitung, maka kriterianya adalah terima H
jika t
1-12
α t hitung t
1-12
α, dimana t
1-12
α didapat dari daftar tabel t dengan dk = n
1
+ n
2
– 1 dan peluang 1-12 α. Untuk harga-harga t lainnya H
ditolak. Jika pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas nilai p,
maka kriterianya adalah: Jika nilai p 0,05, maka H
ditolak Jika nilai p 0,05, maka H
diterima
G. Langkah-langkah Penelitian