Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dan ujian dari Allah yang hikmahnya untuk menguji dan mempertaruhkan keteguhan imannya, bukan sebagai wujud kebencian Allah kepadanya.
Selanjutnya, konselor menegakan prinsip tauhid dengan meyakinkan klienkonseli bahwa Allah adalah satu-satunya tempat mengembalikan masalah, tempat ia
berpasrah, tempat ia memohon pertolongan untuk menyelesaiakan masalah. Dengan sifat Maha Kuasa Allah, bagi Nya permasalahan itu bukanlah hal yang
berat untuk diselesaikan. Teknik Client-Centered Method non directive approach, dalam teknik ini
konselor berupaya mendorong klienkonseli untuk berusaha sendiri memahami masalahnya, menemukan kesadaran baru, dan memilih alternative penyelesaian
masalah. Dalam hal ini, konselor harus berperan sebagai orang yang membantu menyediakan kondisi-kondisi terbaik dengan memberikan kemudahan bagi
klienkonseli untuk mengembangkan perilakunya secara lebih produktif. Dari penjelasan di atas, kegiatan berlangsung selama enam sesi intervensi
berdasarkan pendekatan konseling islami sebagai layanan fasilitasi konselor kepada siswa melalui proses berkesinambungan yang berisi tahapan aktivitas
untuk memodifikasi kepribadian siswa dengan cara bertanya, menganalisis, mengambil keputusan dan memutuskan kembali dalam rangka membantu
meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa.
2. Kecerdasan Interpersonal
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan pada bab dua, dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Interpersoanal yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah kemampuan diri individu dalam memahami dirinya sendiri dn lingkungannya, serta dapat mengembangkan potensinya secara optimal, dinamis
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dan konstruktif berdasarkan norma norma kehidupan yang mencakup aspek kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain, ketegasan diri, menjadi nyaman
dengan diri sendiri dan orang lain, menjadi diri yang bebas, Harapan yang realistis terhadap diri sendiri dan orang lain, perlindungan diri dalam situasi antar pribadi.
Adapun penjelasan dari masing-masing aspek kecerdasan interpersonal siswa dan indikatornya dikemukakan dalam batasan sebagai berikut. Aspek
Kepekaan Terhadap Diri
Sendiri mempunyai makna berbicara dan
mendengarkan, yaitu menyadari pikiran dan perasaan dan menggunakannya sebagai data dalam memberi respon. Menjadi peka terhadap orang lain
mempunyai makna memiliki rasa empati terhadap orang lain dalam berbagai hal, seperti: siswa mampu menyesuaikan dengan keadaan diri sendiri, mampu
menyesuaikan dengan keadaan orang lain, mampu berkomunikasi dengan lisan dan tulisan, mampu merasakan apa yang orang lain rasakan, mampu bersikap
tidak egois. Aspek Ketegasan diri berarti berkomunikasi dengan cara-cara jujur secara
konstruktif yang di tandai dengan berkata jujur, berbicara sesuai dengan keadaan yang dihadapi, teguh pendirian, bertanggung jawab, berperilaku sesuai dengan
norma, menghindari sikap pura-pura. Aspek menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain mempunyai makna sebagai suatu kondisi psikolog, yang bersifat
transparan, yaitu membiarkan diri sendiri dilihat orang lain dalam keadaan tertentu yang di tandai dengan: Memahami kelebihan dan kelemahan yang
dimiliki, Puas dengan apa yang sudah dicapai, Menerima orang lain secara terbuka, Mampu menyesuaikan diri di tempat yang baru.
Siti Nuriah, 2013 Efektivitas Pendekatan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Aspek menjadi diri yang bebas adalah membiarkan orang lain berada dalam suasana nyaman dengan dirinya dan membiarkan orang lain menentukan
kebutuhannya dengan cara dan tempat yang mereka pilih seperti: Memberikan kebebasan kepada orang lain, berfikir positif terhadap orang lain, bersikap ramah,
berbagi rasa dengan orang lain, belajar menjadi pendengar, merespon pembicaraan orang lain, bersikap tegas, berbagi cerita kepada orang lain. Aspek
harapan yang realistis terhadap diri sendiri dan orang lain adalah sebagai suatu keadaan diri sendiri atau orang lain yang sesuai dengan keadaan sebenarnya yang
ditunjukkan dengan indikator: mengenal keadaan diri sendiri dan orang lain secara tepat sesuai keadaannya. Aspek Perlindungan diri dalam situasi antar
pribadi berarti mampu menghadapi kejadian apapun dalam hubungan dengan orang lain, mampu bertindak dengan cara yang tepat, sehingga tidak membuat
dirinya merasa terancam dengan indikator tegar dalam menghadapi persoalan dan pantang menyerah.
E. Pengembangan Instrumen Penelitian