Sejarah Pabrik Deskripsi Pabrik Klambir Jaya

47 Foto 1. Gambar pabrik Kelambir Jaya

II.2.1. Sejarah Pabrik

Sejarah terbentuknya pabrik Klambir Jaya tidak terlepas dari bapak Johari Chandra dan bapak Mansyur. Mereka merupakan pemilik dan asisten dari pemilik pabrik Klambir Jaya. Mereka merupakan salah satu tokoh yang semasa hidupnya hingga saat ini dalam lapangan pekerjaan mengenai pembuatan kertas dan lilin pekong etnis Tionghoa yang ada di Indonesia. Usaha yang mereka jalankan menghasikan suatu hasil yang positif dalam bisnis yang mereka jalankan ini. Bisnis yang mereka jalankan ini bukan saja berdampak positif dalam tingkat pendapatan secara pribadi pada mereka, namun juga bagi negara Indonesia karena bisnis pembuatan kertas dan lilin pekong mereka ini juga dapat meningkatkan nilai devisa negara. Sebelum PT. Pabrik Klambir Jaya terbentuk, bapak Johari Chandra telah mencoba mendirikan pabrik sumpit di tempat yang sama di jalan Klambir V 1991, yang bertujuan Universitas Sumatera Utara 48 untuk mencoba bisnis baru sebagai pembuat pabrik sumpit yang lebih dominan berdampak pada etnis Tionghoa. Sejak saat itupun pabrik Klambir Jaya di sahkan dan disetujui oleh pihak kepala desa. Selain itu, tujuan lain adalah ketika ingin berbisnis barang lain selain sumpit, pihak pabrik Klambir Jaya sudah tidak ragu lagi untuk membentuk bisnis lain karena pabrik Klambir Jaya sudah disetujui sepenuhnya oleh pihak kepala desa. Pada bulan Maret 1993, diadakan unjuk rasa dari pihak masyarakat kepada pihak pabrik Klambir Jaya karena pada saat itu, pabrik Klambir Jaya ternyata bukan sebagai pabrik pembuat sumpit lagi tetapi sebagai pabrik pembuatan kertas dan lilin pekong. Pihak masyarakat setempat merasa telah dikhianati karena telah melanggar janji yang di buat oleh pihak pabrik yang berujung pada sebuah konflik. Namun, konflik yang terjadi antara masyarakat terhadap pabrik tidak berlangsung lama. Sebab, laporan yang diajukan oleh masyarakat kepada kepala desa tidak ditanggapi secara serius. keputusan yang berubah dari pabrik atas pembuatan sumpit menjadi pabrik pembuat kertas dan lilin pekong etnis Tionghoa tidak berlangsung lama. Selang beberapa bulan setelah konflik terjadi, masyarakat setempat sudah melaporkan peristiwa ini kepada bapak kepala desa tapi apa yang di laporkan oleh masyarakat tidak di tanggapi secara serius oleh kepala desa. Kepala desa tidak mempermasalahkan apa yang dibuat dan bisnis apa yang dilakukan oleh pabrik Klambir Jaya karena kepala desa menganggap bila itu semua sudah menjadi hak mereka. Selain itu, bentuk izin yang diberikan sudah menjadi bukti bahwa pabrik ini bukan pabrik ilegal. Jadi, walaupun ada perubahan bisnis yang di jalankan di pabrik Klambir Jaya, itu semua bukan menjadi suatu permasalahan tapi yang terpenting bagi kepala desa adalah surat izin yang sah sudah dimiliki oleh pihak pabrik Klambir Jaya. Setelah penjelasan yang sudah dikatakan oleh kepala desa, lambat laun konflik antara masyarakat terhadap kasus Universitas Sumatera Utara 49 pembangunan pabrik Klambir Jaya sudah hilang dengan sendirinya. Sebab, masyarakat tidak dapat berbuat apa-apa karena itu sudah menjadi keputusan dari kepala desa. Masyarakat sudah kembali seperti biasanya, tanpa harus menanggapi apa yang diproduksi oleh pabrik Klambir Jaya.

II.2.2. Letak Geografi Pabrik