90
Untuk melaksanakan pembangunan dalam bidang industri termasuk pabrik kertas Klambir Jaya ini, maka diperlukan suatu kearifan. Sehingga tidak hanya mengejar
keuntungan materil semata tapi juga diperhatikan dan diperhitungkan munculnya berbagai macam dampak yang mungkin timbul, baik yang berupa dampak positif maupun dampak
yang negatif. Dampak-dampak tersebut merupakan suatu konsekuensi adanya pembangunan dan khususnya pembangunan industri yang sedang dilaksanakan. Dalam hubungannya
termasuk pada bentuk lingkungan hidup, pembangunan industri akan sangat mempunyai pengaruh yang sangat besar karena didalam pembangunan industri tersebut selalu terkait
dengan lingkungan hidup dan bentuk sosial. Pengaruh pembangunan tersebut dapat dilihat mulai sejak pemakaian sumber daya alam dan pengaruh hasil produksi terhadap
lingkungannya. Pembangunan industri ini dapat juga menimbulkan kerugian bagi masyarakat itu sendiri diwaktu yang akan datang, bila tidak dilakukan secara bersama dengan pengaturan
terhadap industri-industri yang akan di kembangkan dan usaha penanggulangan terhadap dampak pencemaran lingkungan yang diakibatkan pembuangan air limbah industri.
IV.2. Interaksi Masyarakat Dan Pabrik
Industri adalah suatu usaha kegiatan pengolahan bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi bahan jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha
perakitan dan reperasi merupakan bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Untuk berlangsungnya kegiatan industri, dibutuhkan
lokasi strategis agar industri dapat memperoleh keuntungan yang melimpah. Peletakkan lokasi industri di suatu wilayah akan mengakibatkan perubahan sosial pada wilayah tersebut.
Lokasi pabrik akan ditentukan mengingat pengeluaran biaya yang minimal. Faktor-faktor yang diperhatikan adalah: bahan mentah, minyak, air, listrik, serta tanah untuk mendirikan
pabrik dan fasilitas lainnya termasuk masalah pengangkutan.
Universitas Sumatera Utara
91
Dalam hal pengangkutan maupun pembangkit serta penyaluran tenaga sangat memperluas kemungkinan pilihan tempat industri sehingga tidak lagi terikat pada tempat-
tempat dimana terdapat sumber alam tertentu. Bersamaan dengan itu, luasnya kemungkinan untuk memilih tempat yang ada di kota yang semakin bertambah karena perbaikan-perbaikan
teknologi pengangkutan, sedangkan industri-industri yang makan tempat cenderung untuk diletakkan di daerah-daerah yang kurang padat penduduknya yang terletak di pinggiran kota
atau di desa akan malah lebih jauh lagi dari pada itu. Tampak, bahwa faktor sarana transportasi dan tanah atau lahan cukup dominan dalam penentuan lokasi industri. Salah satu
timbulnya industrialisme adalah terbentuknya komunitas-komunitas baru atau perubahan dan pertumbuhan yang capat terhadap komunitas yang sudah ada. Karakter yang dimiliki oleh
masyarakat pedesaan adalah menjaga hubungan persaudaraan yang erat, saling mengenal satu sama lain, serta mempunyai rasa saling menghormati terhadap orang lain.
Masyarakat pedesaan juga memiliki kebiasaan cepat berubah dan mudah terpengaruh, sehingga tidak konsisten dalam mengambil suatu keputusan. Masyarakat pedesaan juga
mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap segi paedagogis keuntungan daripada saling mempengaruhi dan saling mempererat hubungan untuk menuju kesejahteraan dan
kemajuan dalam masalah apapun, terutama untuk mempengaruhi dalam pendidikan sebagai hal yang pokok untuk memupuk perasaan sosial dan kecakapan untuk menyesuaikan diri di
dalam masyarakat. Jadi, perubahan sosial masyarakat di pedesaan yang dipicu oleh pembangunan industri di daerah tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan, terutama pada
aspek ketenagakerjaan. Masyarakat pedesaan yang memiliki kebiasaan mudah terpengaruh, sehingga kehidupan yang terjadi di dalam lingkungan akan cepat di adaptasi. Namun dalam
hal perubahan mental kerja, masih belum dapat mengikuti perubahan yang terjadi dalam teknologinya. Pertumbuhan masyarakat pedesaan diwarnai pula dengan tumbuhnya berbagai
Universitas Sumatera Utara
92
alternatif lapangan usaha, selain industri itu sendiri, yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Perubahan sosial adalah perubahan pola perilaku, hubungan sosial, dan struktur sosial pada waktu tertentu. Masyarakat lokal adalah sekelompok orang yang berada di suatu
wilayah geografis yang sama dan memanfaatkan sumber daya alam lokal yang ada di sekitarnya. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Apabila kedua orang bertemu, maka
interaksi sosial dimulai saat itu. Namun, industri memiliki pengaruh yang menimbulkan akibat fisik di dalam masyarakat. Akibat yang dirasakan masyarakat bisa dalam bentuk yang
berbeda. Bila suatu wilayah tergantung hanya pada satu jenis industri, perkembangan perusahaan atau industri tersebut akan menentukan apakah wilayah tersebut akan berdampak
menguntungkan atau bahkan merugikan perusahaan tersebut. Itulah sebabnya, jika munculnya industri-industri baru seperti pabrik di dalam suatu wilayah akan member
pengaruh besar terhadap jumlah tenaga kerja. Sistem interaksi yang di maksudkan disini adalah bagaimana bentuk interaksi atau
hubungan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap pabrik atas kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pabrik Klambir Jaya. Kepedulian masyarakat terhadap pabrik Klambir Jaya
sama sekali tidak memunculkan efek yang baik. Itu disebabkan karena pihak pabrik Klambir Jaya sama sekali tidak peduli mengenai kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup di luar
pabrik. Hubungan antara masyarakat terhadap pabrik hanya sekedar pekerjaan saja. Menjalin hubungan yang hanya memperdulikan kepentingannya masing-masing ini berdampak tidak
adanya keharmonisan dan saling menolong antar sesama. Kesehariannya, baik para karyawan maupun masyarakat sekitar pabrik berinteraksi memang bila ada kepentingan saja dan
tanggung jawab sebagai pekerja di pabrik. Karakter yang cuek dari pihak pabrik terhadap
Universitas Sumatera Utara
93
masyarakat luar juga mempengaruhi atas hubungan yang tidak baik diantara kedua belah pihak. Dibalik itu, perbuatan masyarakat terhadap pabrik yang menurut pabrik berlebihan
seperti berdemo, juga membuat pihak pabrik menjadi semakin tidak perduli akan kondisi pada masyarakat sekitar pabrik. Jadi, bentuk interaksi antara masyarakat terhadap pabrik di
nilai biasa-biasa saja. Artinya, berinteraksi jika diperlukan seperti: makan dan bekerja. Masyarakat yang bekerja di dalam pabrik Klambir Jaya kesehariannya hanya bekerja sebagai
tanggung jawab dan setelah selesai bekerja, maka sudah tidak ada lagi interaksi yang terjalin didalamnya.
Namun, dengan adanya pabrik Klambir Jaya, pembangunan industri yang pada awalnya ditujukan untuk mendorong kemajuan perekonomian, berpengaruh pula secara sosial
terhadap perkembangan masyarakat. Hadirnya industri di pedesaan Klambir V, maka akan memunculkan perubahan bagi masyarakat lokal setempat dan dapat membangun komunitas
disekitarnya. Komunitas yang ada di sekitar pabrik Klambir Jaya yang awalnya berkomunitas pedesaan dapat mengembangkan karakteristik tertentu yang sesuai dengan kebutuhan
industri. Karena industri tersebut membawa pengaruh yang besar terhadap komunitas untuk menimbulkan perubahan dalam masyarakat, misalnya: terbukanya kesempatan kerja yang
besar yang dapat menyerap pengangguran dan meminimalisir kejahatan, munculnya sarana dan prasarana transportasi seperti: pasar, toko-toko, rumah makan, dan lain-lain. Pengaruh
yang memunculkan interaksi dan hubungan antara masyarakat sekitar pabrik terhadap pabrik Klambir Jaya disebabkan karena pola pikir yang berbeda. Pola pikir masyarakat sekitar
pabrik lebih bersifat sederhana, memiliki daya guna dan produktifitas yang rendah, bersifat tetap atau monoton, serta memiliki sifat irasional yang berarti tidak didasarkan pada pikiran
tertentu. Sedangkan pihak-pihak pabrik Klambir jaya yang lebih berkomunitaskan modern karena memang para pekerja yang sudah memiliki pangkat yang tinggi seperti direktur dan
manajer berasal dari kota. Para pihak-pihak pabrik lebih berperilaku tertutup atau kurang
Universitas Sumatera Utara
94
membuka diri untuk berhubungan dengan masyarakat lain, masih memegang teguh tradisi yang sudah ada, takut adanya goyahan dalam susunan kelompok masyarakat jika terjadi
integrasi kebudayaan, serta lebih berpegang pada ideologinya dan beranggapan sesuatu yang baru bertentangan dengan ideologi masyarakat yang sudah ada.
Faktor-faktor lain yang timbul atas hubungan interaksi antara masyarakat terhadap pabrik Klambir Jaya karena bentuk budaya atau tradisional, dimana masyarakat pedesaan
yang lebih cenderung sulit menerima budaya asing yang masuk ke lingkungannya terutama budaya Tionghoa. Sebab, masyarakat sekitar pabrik menganggap bahwa unsur kebudayaan
yang menyangkut sistem kepercayaan, dan unsur kebudayaan yang dipelajari taraf pertama pada proses sosialisasi. Sebaliknya, pihak pabrik lebih berfikir untuk bersifat lebih dinamis
atau selalu berubah mengikuti perkembangan zaman berdasarkan akal manusia dan senantiasa mengembangkan efisiensi dan efektifitas, serta tidak mengutamakan kebiasaan
atau tradisi masyarakat. Padahal, unsur budaya sebenarnya mampu membawa perubahan sosial budaya dan mudah diterima masyarakat karena mempunyai manfaat yang besar dan
unsur kebudayaan yang mudah menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut.
Didalam suatu perusahaan terutama pada pabrik, pihak pabrik harus dapat menyadari tentang kelancaran pembangunan dan keberhasilan operasi tidak bisa dipisahkan dari semua
pemangku amanah. Keberhasilan perusahaan dan kemandirian masyarakat sekitar diharapkan dapat tercipta dan tumbuh bersama-sama. Disamping itu, kesejahteraan sosial dan
perkembangan ekonomi regional merupakan fasilitas bagi perusahaan untuk mencapai visi dan misi. Oleh karena itu, sejak awal berdiri, kebijakan tanggung jawab sosial kepada
pemangku amanah masih mendapat perhatian dan dukungan dari perusahaan. Salah satu yang harus dilakukan suatu pabrik dalam melakukan kebijakan tanggung jawab sosial dengan cara
CSR Corporate Social Responsibility.
Universitas Sumatera Utara
95
Tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR merupakan suatu konsep bahwa organisasi, khususnya pada suatu perusahaan harus memiliki berbagai bentuk tanggung jawab
terhadap suatu pemangku kepentingannya, diantaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan
yang mencangkup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dengan demikian, CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan, dimana suatu organisasi, terutama
pada perusahaan dalam melaksanakan aktifitasnya harus mendasarkan keputusannya dan tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan,
melainkan juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik dalam jangka waktu yang pendek maupun dalam jangka waktu yang
lebih panjang. Maka, dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak
minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
Sebagai perusahaan besar pembuatan kertas dan lilin pekong, pengaruh pabrik Klambir Jaya sangat besar bagi masyarakat sekitar pabrik dan masyarakat Klambir V. Tepat
sekali jika secara sosial dan moral, PT.Klambir Jaya mempertimbangkan untuk berperan serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat sekitar pabrik, sebab pihak
pabrik menyadari bahwa kelancaran pembangunan dan berdirinya pabrik tidak dapat dipisahkan dari semua pemangku amanah. Keberhasilan yang didapat oleh pabrik dan
kemandirian masyarakat sekitar diharapkan dapat tercipta dan tumbuh secara bersama-sama. Namun, bagi perusahaan Klambir Jaya semua itu dianggap tidak penting karena pihak
perusahaan hanya mementingkan aspek ekonomi yang dapat menjalankan bisnis pembuatan kertas dan lilin pekong dapat berjalan baik. Pihak pabrik tidak mementingkan soal
kepentingan masyarakat dalam hal apapun seperti : kesehatan, pendidikan, agama, dan lain-
Universitas Sumatera Utara
96
lain. Padahal awal berdirinya pabrik terbentuk dari dukungan-dukungan dari masyarakat sekitar. Tapi semua itu dianggap sudah berlalu karena pihak pabrik terutama pemilik pabrik
menganggap bahwa, suksesnya ataupun berdirinya pabrik bukan dari dukungan masyarakt tetapi berasal karena kerja keras dan kedisiplinan yang sudah dijalankan oleh perusahaan.
Selain itu, pihak pabrik sudah sangat cukup membantu masyarakat sekitar dalam hal sosial dengan cara membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Awalnya berdirinya pabrik Klambir Jaya, perusahaan melihat bahwa lapangan pekerjaan di daerah Klambir V masih sangat sedikit. Sehingga, masyarakat banyak yang sulit
untuk mendapatkan pekerjaan dalam membiayai keluarga untuk hidup mereka. Maka pada saat itu, masih sangat banyak pengangguran-pengangguran di daerah Klambir V dan dengan
berdirinya pabrik PT.Klambir Jaya, semua berubah total. Karena, masyarakat yang awalnya sulit untuk mendapatkan pekerjaan dan mayoritas pekerjaan masyarakat hanya sebagai petani
yang lahannya dimiliki oleh orang lain, berubah menjadi buruh pabrik. Tingkat pengangguran di daerah Klambir V menjadi menurun dan pendapatan yang dihasilkan menjadi lebih baik.
Itulah alasannya bahwa pihak pabrik merasa sudah cukup membantu masyarakat sekitar dalam hal sosial, meskipun bagi masyarakat sendiri, kepedulian sosial dari pabrik masih
sangat rendah. Kepedulian pihak pabrik PT.Klambir Jaya yang belum dapat dilakukan hingga sampai
saat ini membuat masyarakat sangat kecewa mengenai kebijakan-kebijakan yang dijalankan. Masyarakat berharap program CSR dapat segera dilakukan untuk menangani dampak sosial
dan lingkungan yang mungkin terjadi akibat operasional pabrik yang harus dipandang sebagai bentuk investasi wajib yang dianggarkan. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar, peningkatan keterampilan warga dalam bidang tertentu, bisa membuat masyarakat mempunyai keahlian dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru
yang didukung dengan pemberian kredit dengan bunga murah dalam pembangunan sarana
Universitas Sumatera Utara
97
dan prasarana warga, seperti dalam bidang pemberdayaan masyarakat. Bidang pemberdayaan masyarakat dilakukan agar masyarakat tidak lagi bergantung pada pekerjaan yang sudah
mereka miliki, melainkan mereka dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri seperti: keterampilan dalam menjahit, sablon, bengkel, dan lain-lain. Kemudian dalam bidang agama,
pihak pabrik diharapkan dapat membantu untuk membuat atau memperbaiki mesjid dan gereja disekitar pabrik, serta dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain seperti: bantuan idul
fitri, idul adha, natal dan paskah, dan kegiatan lainnya. Masyarakat juga berharap agar fasilitas umum juga dapat dilakukan seperti membangun jembatan yang menghubungkan
beberapa wilayah yang terisolir, serta perusahaan juga dapat membangun sarana umum lainnya seperti : sumur bor, jalan lingkar, posyandu, balai umum, dan lain-lain.
Memang pada awalnya, sekitar tahun 1991 yang kala itu pabrik ini masih memakai izin pembuatan sumpit, pihak pabrik menjanjikan kepada masyarakat dan karyawan pabrik
untuk mementingkan kondisi masyarakat terhadap kepedulian sosial sebagai suatu tanggung jawab. Bahkan, pihak pabrik juga menjanjikan dalam bentuk ekonomi, pihak pabrik akan
memberikan 15 penghasilan pabrik untuk kegiatan-kegiatan sosial bagi masyarakat di daerah sekitar pabrik. Namun semua itu hanyalah omong kosong karena setelah pabrik mulai
berkembang dan sudah berganti sebagai pabrik pembuatan kertas pekong dan lilin agama Budha, tidak ada sedikitpun kepedulian pihak pabrik dalam membantu masyarakat sekitar.
Pemilik perusahaan bersikap acuh tentang bentuk sosial yang ada di masyarakat. Tindakan- tindakan sosial yang dilakukan masyarakat sekitar seperti : pembangunan mesjid, pembuatan
jembatan, hingga perbaikan jalan di daerah tersebut dianggap tidak penting karena pemilik perusahaan menganggap bahwa itu semua bukan merupakan tanggung jawab dari pabrik
tetapi tanggung jawab bagi pemerintah. Melalui janji-janji palsu yang pernah di ucapkan oleh pihak pabrik sempat
menimbulkan keributan. Bahkan, masyarakat juga mengancam untuk membongkar pabrik,
Universitas Sumatera Utara
98
jika janji-janji tersebut tidak sampai ditepati. Masyarakat menganggap bahwa pihak pabrik telah membohongi mereka demi keinginan pribadi. janji-janji yang diucapkan oleh pihak
pabrik dan direspon baik juga oleh masyarakat sekitar, kini berubah menjadi respon yang buruk oleh masyarakat, sehingga menimbulkan dendam dan kebencian bagi masyarakat
terhadap pabrik. Masyarakat melakukan demo yang tidak anarkis terhadap pabrik mengenai janji-janji yang dahulu pernah dibuat oleh pihak pabrik. Mereka menuntut tanggung jawab
yang sudah dijanjikan untuk kepedulian terhadap masyarakat karena jika berawal dari dukungan masyarakat, pabrik Klambir Jaya juga tidak akan pernah berdiri dan sukses seperti
ini. Masyarakat tidak menginginkan masing-masing keluarga disekitar pabrik di perkaya tetapi cukup memperhatikan kondisi sosial yang ada di sekitar pabrik.
Dengan tindakan-tindakan masyarakat yang menuntut keadilan atas janji-janji yang dibuat perusahaan, itu semua tidak direspon secara serius dan dianggap tidak penting oleh
pihak pabrik. Perusahaan sama sekali tidak gentar dan takut dengan omongan-omongan dan ancaman-ancaman yang di ucapkan oleh masyarakat karena tidak ada bukti apapun yang di
pegang oleh masyarakat dalam menuntut janji-janji tersebut. Karena janji yang pernah di ucapkan oleh pihak pabrik hanya sebatas ucapan saja dan tidak ada surat-surat yang ditulis
secara resmi yang sudah bertanda diatas materai, sehingga masyarakat tidak mampu berbuat apa-apa dan hanya berharap mukjizat dari sang pencipta. Lambat laun, masyarakat sudah
mengerti dan terbiasa terhadap tindakan dan perilaku yang dijalankan oleh pabrik Klambir Jaya. Masyarakat akhirnya paham, meskipun tindakan pabrik tidak sesuai dengan yang
mereka harapkan, tapi masyarakat mengerti bahwa mereka tidak memiliki hak apapun terhadap pabrik. Sehingga saat ini masyarakat pun sudah terbiasa tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh pihak pabrik Klambir Jaya. Dalam bentuk komunikasi, pihak Klambir Jaya juga dikenal sombong oleh
masyarakat. Pemimpin perusahaan, direktur, bahkan manajer perusahaan sangat jarang
Universitas Sumatera Utara
99
terlihat berkomunikasi pada masyarakat setempat. Dalam cara berperilaku pihak-pihak pabrik ini semakin membuat resah masyarakat karena masyarakat mengaggap kehidupan mereka
lebih baik, sehingga pihak-pihak pabrik sangat jarang sekali berkomunikasi dengan masyarakat. Selain itu, masyarakat menganggap juga menilai bentuk kesopanan dan keramah
tamahan yang dilakukan oleh pihak pabrik sangat buruk, apalagi masyarakat sekitar pabrik berbudaya jawa yang sangat memperhatikan bentuk kesopanan dan keramah tamahan. Sering
kali ketika masyarakat ingin berkomunikasi dengan orang-orang pihak pabrik tapi tidak direspon apapun oleh mereka, bahkan ketika ingin memanggil tapi orang pihak pabrik
tersebut cepat-cepat untuk segera meninggalkan tempat tersebut dengan menggunakan kendaraan berupa mobil pribadi.
Sitem komunikasi dalam bentuk sapaan dan tanggapan buruk yang terkesan sombong bagi masyarakat, masyarakat menganggap bahwa pihak pabrik hanya sekedar ingin
melakukan kepentingan pribadi dalam menjalankan pekerjaannya. Kesehariannya, para karyawan pabrik khususnya yang sudah mendapatkan jabatan tinggi seperti direktur dan
manajer, mereka sangat jarang dan hampir tidak pernah untuk meluangkan waktu untuk bergabung atau berkomunikasi terhadap masyarakat. Karena ketika saat masuk untuk bekerja,
mereka tidak mempunyai waktu untuk keluar dari pabrik karena pekerjaan mereka dan pemilik perusahaan sudah membuat suatu peraturan tentang pekerjaan dan bila dilanggar
akan diberikan sanksi, salah satunya adalah meninggalkan pekerjaan sebelum waktu kerjanya selesai. Setelah selesai bekerja, para karyawan segera pulang untuk beristirahat. Orang-orang
yang dianggap orang-orang penting bagi perusahaan seperti direktur dan manajer, alasan mereka untuk membatasi hubungan dengan masyarakat adalah agar tidak terbongkarnya
sistem bisnis yang dijalankan dan rahasia-rahasia pabrik yang bila diketahui oleh masyarakat luar akan berdampak buruk bagi pabrik.
Universitas Sumatera Utara
100
IV.3. Anggapan Masyarakat Terhadap Pabrik