Rumusan Masalah Pengalaman Lapangan

27

I.3. Rumusan Masalah

Perumusan masalah memerlukan adanya pembatasan masalah, agar penelitian ini tidak menjadi rancu ataupun menjadi meluas kepada hal-hal yang tidak terkait dengan masalah yang sedang diteliti. Adanya pembatasan masalah, diharapkan agar dalam penelitian ini akan menjadi lebih fokus. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana pola hubungan antara pemilik pabrik terhadap karyawan pabrik Klambir Jaya? 2. Bagaimana pabrik Klambir Jaya dalam menjalankan sistem kerja yang mencangkup pembagian upah, komitmen, dan nilai-nilai yang mendasari ikatan kerja? 3. Bagaimana hubungan karyawan pabrik Klambir Jaya dengan masyarakat? I.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan yang hendak dicapai dan manfaat dari penelitian tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai sosial dan bentuk yang dirasakan psikologi oleh para karyawan yang bekerja dalam jangka waktu yang lama di pabrik Klambir Jaya. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang komitmen seorang karyawan terhadap perusahaannya.

I.4.2. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik untuk masyarakat. Penelitian ini juga diharapkan menambah cara berbahasa literatur mengenai komitmen karyawan khusunya di pabrik Klambir Jaya. Selain sebagai literatur, penelitian ini dapat Universitas Sumatera Utara 28 menjadi bahan kajian ataupun tolak ukur ketika membahas tentang aktifitas yang ada di sebuah pabrik.

I.5. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode kualitatif. Deskriptif dalam arti mencoba menempatkan realitas sosial yang diteliti ke dalam konsep-konsep yang telah diajarkan dalam bidang antropologi serta menggambarkannya. Hal ini tidak lain dilakukan dengan cara mempelajari dan menguraikan sifat-sifat khas yang digabungkan secara bersama- sama kolektifitas dengan cara sedalam mungkin. Dalam hal ini, penulis menggunakan dua bentuk metode ntuk mendapatkan data yang akurat. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi dalam pengumpulan data yang dilakukan adalah mengetahui tentang kehidupan karyawan pabrik Klambir Jaya. Dalam hal ini penulis menggunakan wawancara mendalam.

I.5.1. Observasi Non-Partisipasi

Metode observasi dilakukan guna mengetahui situasi dalam konteks ruang dan waktu pada daerah penelitian. Menurut penulis, data yang diperoleh dari hasil wawancara saja tidaklah cukup untuk menjelaskan fenomena yang terjadi, oleh karena itu diperlukan suatu aktivitas dengan langsung mendatangi tempat penelitian dan melakukan pengamatan. Pengamatan akan dilakukan pada setiap kegiatan atau peristiwa yang dianggap perlu atau berhubungan dengan tujuan penelitian. Metode yang dipakai adalah observasi non partisipasi. Observasi ini membantu untuk memahami lingkungan dan menilai keadaan yang terlihat ataupun keadaan yang tersirat tidak terlihat, hanya dapat dirasakan dengan memperhatikan kenyataan atau realitas lapangan, yang mana dalam observasi jenis ini peneliti tidak hanya sebatas melakukan Universitas Sumatera Utara 29 pengamatan saja. Karena peneliti tidak dapat diizinkan oleh pihak pabrik untuk berpartisipasi atau ikut serta dengan karyawan dalam membantu pekerjaan mereka. Dengan demikian, metode yang di pakai adalah metode obserpasi non-partisipasi dan bukan memakai metode observasi partisipasi.

I.5.2. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya-jawab sambil bertatap muka antara peneliti dan informan, yaitu peneliti dan informan terlibat percakapan yang cukup lama. Pelaksanaan wawancara tidak hanya dilakukan sekali ataupun dua kali saja, melainkan berulang kali dengan intensitas yang tinggi. Untuk mendukung proses wawancara dalam penelitian ini, peneliti menggolongkan informan dalam beberapa kelompok. Kelompok informan tersebut peneliti membagi dalam dua kategori yakni, informan kunci dan informan biasa. Informan kunci adalah informan yang memiliki pengetahuan, pengalaman tentang pabrik Klambir Jaya. Sedangkan informan biasa adalah informan yang mengetahui tentang pabrik Klambir Jaya dari sisi luar. Informan kunci yang peneliti maksud adalah karyawan dan pihak pabrik termasuk pemilik pabrik Klambir Jaya. Karyawan-karyawan ini adalah karyawan yang mengetahui seluk-beluk tentang pekerjaan, tata aturan dan memiliki pengalaman yang panjang bekerja di pabrik tersebut. Hal ini berguna untuk mengupas secara mendalam tentang realitas-realitas yang terjadi di pabrik Klambir Jaya. Informan biasa yang peneliti maksud adalah informan yang mengetahui tentang pabrik Kelambir Jaya dari luar lingkungan pabrik tersebut. Dengan kata lain, informan ini adalah informan yang tidak bekerja di pabrik namun memiliki pengetahuan tentang pabrik tersebut. Hal ini berguna untuk melihat kecenderungan realitas yang ada sebagai bahan perbandingan. Universitas Sumatera Utara 30 Untuk melakukan proses wawancara dengan informan, peneliti dibantu dengan interview guide. Interview guide berguna untuk menstrkuturkan tema-tema yang akan ditanyakan ketika interview. Dalam penyusunan interview guide peneliti akan membedakan interview guide ke dalam dua tipe bergasarkan dua kategori informan. Dimana interview guide untuk informan kunci sedikit lebih dalam karena akan menyentuh persoalan sejarah, tata aturan dan kebiasaaan yang terjadi di pabrik Klambir Jaya.

I.6. Pengalaman Lapangan

Penelitian saya dimulai pada tanggal 24 November 2013 tepatnya pada pukul 20.00 WIB. Hal yang pertama saya lakukan adalah menemui bapak Wadi 45 tahun sebagai salah satu karyawan yang bekerja di pabrik Klambir Jaya, sekaligus tetangga dekat saya. Saat itu saya menjelaskan maksud dan tujuan saya, bahwa saya ingin melakukan penelitian di pabrik Klambir Jaya, terkait dalam menjalankan aktivitas di pabrik. Bapak Wadi pun menyambut maksud dan tujuan saya dengan baik. Dengan disediakan segelas teh dan makanan ringan berupa kue bugis, ia pun memberikan petunjuk kepada saya siapa saja karyawan dan karyawati yang bisa saya wawancarai nantinya dan memberikan beberapa nomor telepon agar saya bisa menghubungi mereka. Setelah meminta informasi tentang karyawan, saya langsung menghubungi informan pertama saya untuk berkenalan dan membuat suatu kesepakatan waktu yang tepat untuk melakukan wawancara. Setelah berkenalan melalui telepon, dengan lembutnya ibu Erly menawarkan untuk langsung saja datang kerumahnya yang kebetulan dekat dari rumah saya. Walaupun sedikit malu, tapi saya harus mengikuti saran dari informan saya yang akhirnya beliau memberikan alamat rumahnya kepada saya. Kami sepakat untuk bertemu dan melakukan wawancara di rumah informan tersebut yang berjarak sekitar 50 km dari rumah Universitas Sumatera Utara 31 saya. Pada tanggal 8 Desember, dengan tertunduk malu, saya mencoba membiasakan diri untuk dapat menjalin keakraban dengan ibu Erly. Ibu Erly terlihat lebih santai dan senang dalam menerima saya untuk berada dirumahnya untuk melakukan wawancara daripada saya. Karena informan saya ini merasa lebih nyaman bila melakukan wawancaranya langsung dirumahnya saja daripada harus diluar yang dari awal sudah saya sarankan kepadanya, sehingga informan saya pun terlihat lebih semangat untuk di wawancarai. Pukul 10.00 WIB, saya tiba di lokasi tepatnya dirumah informan saya. Ketika sampai dirumahnya, sambutan yang sangat baik diberikan kepada saya oleh informan bersama keluarganya. Dengan membawa sebungkus kue yang langsung saya berikan kepadanya, ia pun terlihat sangat bahagia. Ibu Erly sudah berusia 43 tahun. Ibu ini menanyakan siapa nama saya dan apa-apa saja yang ingin saya tanyakan mengenai pabrik Klambir Jaya kepadanya. Setelah berkenalan dan menerangkan maksud serta tujuan saya, wawancara pun berlangsung. Ibu Erly sangat tenang dan sabar dalam menjawab semua pertanyaan yang saya ajukan. Saat-saat berjalannya wawancara, segelas teh dan hidangan kue yang saya bawakan pun disediakan oleh anak perempuannya yang bernama Putri 17 tahun . Dengan begitu pun proses wawancara kami pun terasa semakin santai. Tidak ada sesuatu yang menjadi hambatan dalam pertemuan kami kala itu karena semua yang saya lewati dan rasakan bersama ibu Erly sudah terlihat sempurna. Setelah mewawancarai ibu Erly, saya diberi saran oleh beliau untuk kembali datang kerumahnya bila ingin melakukan wawancara berikutnya. Pada pertemuan berikutnya diharapkan hadir seorang informan yang dapat di wawancarai yang kebetulan berencana untuk datang kerumah ibu Erly. Dan saya pun merasa sangat senang dengan saran yang diberikan oleh ibu Erly karena saya akan mewawancarai dua informan sekaligus. Kemudian saya pun membuat janji kedua dengan informan saya berikutnya. Mereka adalah ibu Erly dan juga bapak Ahsan 48 tahun. Bapak Ahsan merupakan ketua mandor di pabrik Klambir Jaya Universitas Sumatera Utara 32 yang bernama bapak Ahsan. Pukul 09.00 WIB, saya pun tiba dirumah ibu Erly. Dengan sikap yang ramah, ibu Erly pun langsung menyediakan secangkir teh dan roti untuk saya. Ketika sampai dirumahnya, saya melihat seorang pria yang sepertinya saya kenal. Ternyata beliau adalah suami ibu Erly. Beliau bernama Bapak Adi yang merupakan tukang kebun tetangga saya. Dengan terkejut, kami saling menyapa nama dan tertawa bersama-sama. Karena sebelumnya kami tidak bertemu di rumah ibu Erly karena bapak Adi sedang bekerja. Dengan saya yang lebih cepat datang kerumah ibu Erly dari pertemuan sebelumnya, akhirnya saya pun berjumpa dengan bapak Adi. Sambil berbincang dan bersenda gurau bersama ibu Erly dan keluarganya, beberapa jam kemudian bapak Ahsan pun tiba dirumah ibu Erly setelah sebelumnya saya hubungi beliau dengan telepon saya. Setelah saling sapa dilakukan, wawancara dengan bapak Ahsan beserta ibu Erly pun dimulai. Meskipun ibu Erly sebelumnya sudah saya wawancarai tapi dengan adanya bapak Ahsan, proses wawancara terasa berbeda. Karena dari pertanyaan tersebut akan muncul informasi-informasi yang terus mengalir berdasarkan argumentasi antar mereka. Namun, jika hanya berwawancara dengan 1 orang, maka tidak jarang proses wawancara terasa kaku. Setelah mewawancarai ibu Erly dan bapak Ahsan, saya membuat janji ketiga dengan informan berikutnya. Kali ini saya wawancara dengan seorang pria yang merupakan buruh pabrik Klambir Jaya yang bernama bapak Samsul. Beliau juga merupakan tetangga saya yang bekerja di pabrik Klambir Jaya. Kami sepakat untuk bertemu pada saat jam istirahat waktu kerja. Pada pukul 12.00 tepatnya jam istirahat, saya pun langsung menemui bapak Samsul yang pulang kerumah untuk beristirahat, sekaligus makan siang. Sehabisnya makan siang, dengan duduk santai sambil menawarkan rokok pada bapak Samsul, saya pun langsung melakukan wawancara dengan beliau karena waktu jam istirahat kerja sangat terbatas. Meskipun terlihat letih, bapak Samsul tetap menerima saya untuk melakukan wawancara kepadanya. Namun, setelah selesai wawancara, bapak Samsul meminta tolong kepada saya Universitas Sumatera Utara 33 untuk mengantarkannya kembali ke pabrik Klambir Jaya. Dan saya pun membantunya dengan senang hati. Kejadian yang pernah saya alami adalah ketika saya hendak mewawancarai ibu Ira 42 tahun yang merupakan salah satu karyawati yang bekerja di pabrik Klambir Jaya. Beliau saya kenal sendiri ketika saat saya mengambil foto pada waktu ke lapangan. Saat itu ibu Ira yang sedang menikmati jam istirahatnya, beliau bertemu saya dan melihat saya terus menerus yang akhirnya ibu Ira pun saya jumpai. Ketika berkenalan, ternyata ibu Ira bersedia untuk menjadi informan saya berikutnya. Setelah beliau setuju untuk menjadi informan saya, akhirnya kami sepakat untuk melakukan pertemuan. Saat itu juga saya meminta nomor telepon beserta alamat rumah ibu Ira karena beliau juga sama seperti informan saya yang lainnya, lebih nyaman bila melakukan wawancara dirumahnya langsung. Pada tanggal 19 Januari 2014, dengan menggunakan pakaian kemeja putih, saya pun datang kerumah ibu Ira. Begitu sampai dirumahnya, saya pun diterima dengan sangat baik. Setelah saya dipersilahkan duduk, sambil menunggu ibu Ira bersiap-siap untuk masak, saya sejenak membaca hasil-hasil data yang sudah saya dapat sementara dari hasil wawancara saya selama ini. Setelah ibu Ira keluar, beliau meminta tolong kepada saya untuk menemaninya ke acara undangan pesta pernikahan anak temannya. Beliau meminta tolong dengan saya karena beliau tidak memiliki kendaraan pribadi. Di saat itu saya, ibu Ira, suami, beserta kedua anaknya pun tertawa terbahak-bahak. Tapi semua itu kami jadikan sebagai sebuah kelucuan tersendiri sehingga keakraban pun terjalin. Pada pukul 13.30-15.00 WIB setelah selesai menghadiri undangan pernikahan anak temannya ibu Ira, begitu sampai dirumah ibu Ira proses wawancara pun dimulai. Sempat saya mewawancarainya sekitar 2 jam. Selama proes pencarian data, saya mendapat begitu banyak pengalaman dan pelajaran berharga. Salah satunya adalah cara menghargai waktu dan saya mendapat banyak kenalan baru yang sudah saya anggap seperti keluarga saya sendiri. Ternyata, masih banyak orang- Universitas Sumatera Utara 34 orang diluar sana yang baik dan peduli salam membantu antar sesama. Kesombongan itu tidak ada gunanya tapi justru bentuk kepedulian yang dapat membuat kita bisa lebih di perhatikan dan dihargai oleh orang lain. Selain itu, sikap yang mampu menerima orang lain dengan baik, akan menghasilkan suatu keluarga baru. Semua usaha yang kita lakukan, apapun hasilnya pasti tidak akan ada yang sia-sia karena dengan niat saja itu sudah merupakan suatu hikmah tersendiri buat kita. Kita harus tetap berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan dan dijalankan dengan sabar dan ikhlas bagaimana pun sulitnya untuk mendapatkannya. Begitu juga dalam hal ini saya merasa seperti memiliki keluarga baru karena meskipun saya baru mengenal informan saya tapi mereka sudah menganggap saya tidak asing lagi, bahkan sudah dianggap seperti anak sendiri, seperti yang dilakukan salah satu informan saya yang bernama ibu Erly terhadap saya. Saya merasa para karyawan pabrik Klambir Jaya sudah hampir paruh baya yang usianya berkisar sekitar 40-55 tahun. Namun, mereka masih terlihat semangat dalam bekerja. Selain itu, mereka juga masih peduli akan nasib buruh yang dianggap hanya sebagai budak oleh para pimpinan pabrik. Mereka membuat suatu komunitas para buruh yang bertujuan untuk lebih peduli akan nasib buruh. Selain itu, komunitas ini juga sekaligus dapat mempererat tali persaudaraan antar sesama buruh, seperti melakukan reunian antar buruh. Penelitian saya di lapangan tidak begitu mengalami kesulitan yang berat. Hanya saja menentukan waktu bertemu yang sedikit sulit menurut saya. Karena setiap informan memiliki kesibukan masing-masing sehingga saya harus menunggu sampai mereka memiliki waktu luang untuk saya wawancarai. Selain itu, pihak pabrik memberikan saya izin masuk kedalam pabrik untuk wawancara tapi dengan syarat untuk tidak mengganggu karyawan termasuk buruh yang sedang bekerja. Salah satunya adalah bebas dalam melakukan komunikasi oleh para karyawan. Saya hanya boleh melihat keadaan didalam pabrik dan hanya sesekali saja dapat wawancara dan itu merupakan salah satu hal yang membuat saya jenuh. Karena Universitas Sumatera Utara 35 seharusnya saya ingin mewawancarai dan ikut berpartisipasi dalam pekerjaan yang dikerjakan karyawan tapi malah dilarang oleh pihak pabrik. Maka dari itu, penelitian saya dilakukan disekitar pabrik Klambir Jaya yang berada di Jl. Klambir V, Pasar 1 Sekip, Medan. Universitas Sumatera Utara 36

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

II.1. Deskripsi Desa Tanjung Gusta II.1.1. Letak Geografi Desa Tanjung Gusta kecamatan Sunggal merupakan salah satu kecamatan yang berada dibawah wilayah kabupaten Deli Serdang. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 89,69 Km 2 atau sekitar 8.969 Ha. Ditinjau dari topologi daerah Desa Tanjung Gusta kecamatan Sunggal merupakan areal perladangan. Hal ini terlihat dari banyak tanaman ladang yang menghiasi hampir sebagian besar luas wilayah. Jumlah keseluruhan penduduk di desa Tanjung Gusta kecamatan Sunggal 33.601 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari komposisi laki-laki berjumlah 9.902 jiwa dan perempuan berjumlah 10.881 jiwa. Dari jumlah tersebut terlihat dominasi penduduk di desa Tanjung Gusta adalah perempuan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kaum lelaki yang bekerja merantau ke luar daerah. Komposisi penduduk di desa Tanjung Gusta kecamatan Sunggal berdasarkan kelompok penduduk yang sudah menikah dan yang belum menikah. Jumlah penduduk yang sudah menikah berjumlah 85, sedangkan jumlah penduduk yang belum menikah berjumlah 15. Penduduk di desa Tanjung Gusta kecamatan Sunggal sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan sebaian lagi bekerja sebagai buruh, TNI, PNS , pedagang, dan pengangguran. Universitas Sumatera Utara