Mata Pencaharian Deskripsi Desa Tanjung Gusta 1. Letak Geografi

45 yang dibuat oleh pimpinan kerja mereka. Misalnya karyawan buruh pabrik Klambir Jaya yang di larang keras untuk tidak mengobrol pada saat bekerja karena pihak pabrik menganggap bahwa itu semua membuang waktu. Meskipun begitu, para buruh tetap berkomunikasi meskipun hanya sekedar sapaan. Di balik itu, masyarakat pabrik yang hampir semuanya beranggotakan masyarakat Klambir V menganggap bahwa tindakan pabrik berlebihan karena pihak pabrik termasuk pemiliknya tidak memiliki tradisi saling sapa dan itu terjadi karena pihak pabrik berasal dari luar dusun Klambir V.

II.1.4. Mata Pencaharian

Dalam mencari mata pencaharian, masyarakat di desa Tanjung Gusta bermayoritaskan bekerja sebagai petani dan buruh. Mereka bekerja pada pabrik-pabrik yang ada disekitar Klambir V , Tanjung Gusta, Belawan maupun di daerah pusat kota Medan. Mereka pergi bekerja pada pagi hari dan kembali petang hari. Mata pencaharian di desa Tanjung Gusta bervariasi. Tidak hanya buruh yang menjadi mayoritas, namun juga ada beberapa pekerjaan lain seperti: supir angkot, PNS, pedagang dan sebagainya. Keragaman ini muncul karena letak desa ini yang juga berada dipinggiran kota Medan, yang secara hubungan social, perkotaan juga membentuk ketergantungan penduduk yang berada dipinggiran kota tersebut untuk beraktifitas disana. Secara umum, masyarakat di desa Tanjung Gusta yang bertani seperti: menanam padi basah dan padi kering, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Hal itu diakibatkan oleh keadaan alamnya yang menunjang, yaitu tanahnya subur dan udaranya sejuk disertai curah hujan yang cukup. Masyarakat etnis Jawa dan Melayu yang tinggal di Desa Tanjung Gusta, Kabupaten Deli Serdang pada umumnya adalah petani karet dan sawit, walaupun ada juga yang Universitas Sumatera Utara 46 menanam palawija. Sedangkan etnis lain, seperti etnis Tionghoa lebih dominan bekerja sebagai pedagang dan etnis Batak lebih dominan bekerja sebagai buruh. Hubungan sosial masyarakat di dusun Klambir V termasuk di sekitar pabrik Klambir Jaya berjalan sangat baik. Hubungan sosial-budaya masyarakat masih sangat erat terjaga karena masyarakat masih sangat menjaga nilai-nilai budaya penduduk yang beretnis Jawa dan Melayu. Apalagi kehidupan masyarakat yang hidup di desa masih memakai prinsip dan budaya lama dengan menjalin nilai-nilai kekeluargaan dan rasa saling tolong-menolong. Sikap kekeluargaan inilah yang membangun bentuk sosial budaya di daerah Klambir V ini menjadi lebih baik. Selain itu, masyarakat mudah bersosialisasi tanpa memandang status sosial dan pribadi. Sikap saling menghargai dan rasa peduli antar sesama membuat masyarakat menjadi seperti suatu keluarga.

II.2. Deskripsi Pabrik Klambir Jaya