Motor Ability Tinjauan Pustaka 1. Lompat Jauh

commit to user Kelemahan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pembelajaran teknis antara lain: 1. Hasrat gerak siswa kurang terpenuhi sehingga siswa cepat merasa bosan karena hanya mengulang-ulang garakan yang sama secara terus menerus 2. Pendekatan teknis kurang memberikan tantangan pada siswa tentang kondisi situasi yang sebenarnya 3. Penguasaan teknik yang baik dan benar belum tentu menjamin prestasi siswa karena dipengaruhi banyak faktor.

6. Motor Ability

Motor Ability berasal dari istilah bahasa inggris yang berarti kemampuan motrik. Menurut Sukinta 2004: 78 “Kemampuan motorik merupakan kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan dalam olahraga maupun gerakan non olahraga atau kematangan penampilan ketrampilan motorik”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik merupakan kemampuan yang mendasari dari gerak baik gerak dalam olahraga ataupun non olahraga diluar teknik khusus atau spesialis pada suatu cabang olahraga tertentu. Kemampuan motorik bersifat relative statis dan permanen yang ditentukan oleh bawaan. Kemampuan gerak berkembang relative secara otomatis sesuai dengan tingkat perkembangan, pertumbuhan dan kematangan, misal: bayi belajar merangkak, kemudian seiring pertumbuhan dia belajar berjalan dan akhirnya belajar berlari. Kemampuan motorik juga merupakan sifat umum atau kapasitas perseorangan yang terkait dalam penampilan pada macam ketrampilan tetap setelah masa anak-anak. Oleh karena itu kemampuan motorik dipandang sebagai landasan keberhasilan masa datang didalam melakukan tugas ketrampilan gerak. Kemampuan motorik seseorang berbeda-beda tergantung pada banyaknya pengalaman gerak yang dikuasai. Seseorang yang memiliki kemampuan motorik yang lebih tinggi dari yang lainnya diduga akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas ketrampilan gerak khusus. commit to user a.Faktor-faktor yang mendukung kemampuan gerak Menurut Sukinta 2004: 79 ‘bahwa berkembangnya kemampuan motorik sangat ditentukan oleh dua faktor yakni pertumbuhan dan perkembangan dan masih didukung dengan latihan sesuai dengan kematangan anak dan gizi yang baik”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, faktor internal ini bersifat bawaan yaitu perkembangan dan pertumbuhan, sedang faktor eksternal yaitu berupa latihan dan gizi yang baik. b. Peranan Kemampuan Motorik Bagi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organic, neuromuscular, perceptual, kognitif, social dan emosional Depdiknas 2003: 2. Dari pernyataan di atas “bahwa neuromuscular motorik berarti meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot mengembangkan keterampilan lokomotor, mengembangkan keterampilan non-lokomotor, mengembangkan keterampilan dasar manipulatuf, mengembangkan faktor-faktor gerak, mengembangkan keterampilan olahraga, mengembangkan keterampilan rekreasi”. Dengan mengetahui perkembangan kemampuan motorik maka seorang guru pendidikan jasmani akan mengetahui kemampuan anak untuk tujuan kemampuan motorik dari tahap pertumbuhan dan perkembangan. Menurut Sukinta 2004: 81 ”bahwa seorang guru pendidikan jasmani dalam memberikan pembelajaran ataupun pelatihan harus berdasar pengetahuan tentang: kemampuan anak didik, kemampuan motorik pada tiap perkembangan anak didik, sebagai bahan dan tujuan pembelajaran, mengetahui dasar keterampilan motorik pada tiap cabang olahraga yang akan diajarkan”. Dalam usaha pencapaian maksimal untuk mencapai kemampuan dalam lompat jauh ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Menurut Sudjarwo 1995: 9 bahwa dalam usaha pencapaian maksimal sebenarnya ada dua faktor yang berperan besar yaitu: faktor indogen dan eksogen. Salah satu faktor indogen yang berpengaruh dalam pembelajaran lompat jauh adalah kemampuan motorik motor commit to user ability, sebab kemampuan motorik merupakan bagian dari domain psikomotor, serta kemampuan sering dianggap sebagai suatu hal yang mendasari terbentuknya ketrampilan individu.

B. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KANGURU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PEDAGANGAN 01 KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

1 43 133

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN RINTANGAN DAN RAIHAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01

6 169 67

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN SECARA TIDAK LANGSUNG DAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 57

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KISARAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 1 22

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BOX JUMP DAN LEAPS TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN 2010 2011

0 9 76

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 65

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES KOMPETENSI DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Kompetensi Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Strategi Pendekatan Pemainan Pada Siswa SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan.

0 1 18

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES KOMPETENSI DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Kompetensi Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Strategi Pendekatan Pemainan Pada Siswa SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan.

0 0 21

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Lompat Jauh Dengan Pendekatan Tidak Langsung dan Langsung Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 5 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 24