commit to user
B. Mencari Reliabilitas
Tingkat reliabilitas hasil tes awal dan tes akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok diketahui melalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan
tes akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok dalam penelitian sebagai berikut:
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir
Hasil Tes Reliabilitas
Kategori
Tes awal lompat jauh gaya jongkok Tes akhir lompat jauh gaya jongkok
0.943 0.938
Tinggi Sekali Tinggi Sekali
Adapun dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut, menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip
Mulyono B.1992: 15 sebagai berikut:
Tabel 4. Range Kategori Reliabilitas
Kategori Validitas
Reliabilitas Obyektivitas
Tinggi sekali Tinggi
Cukup Kurang
Tidak signifikan 0,80 – 1,0
0,70 – 0,79 0,50 – 0,69
0,30 – 0,49 0,00 – 0,29
0,90 – 1,0 0,80 – 0,89
0,60 – 0,79 0,40 – 0,59
0,00 – 0,39 0,95 – 1,0
0,85 – 0,94 0,70 – 0,84
0,50 – 0,69 0,00 – 0,49
commit to user
C. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors.
Kelompok N
Prob L
o
L
t
Kesimpulan
A
1
B
1
A
1
B
2
A
2
B
1
A
2
B
2
10 10
10 10
0.05 0.05
0.05 0.05
0.1960 0.1286
0.1015 0.2324
0.258 0.258
0.258 0.258
Distribusi normal Distribusi normal
Distribusi normal Distribusi normal
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa L
o
L
t
. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data telah terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Homogenitas
Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, maka diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet.
Kelompok N
i
SD
i 2
gab X
2 hit
X
2 tabel
Kesimpulan
4 10
1893.125 4.16
7.81 Homogen
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui X
2 hit
lebih kecil dari pada X
2 tabel.
Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan
commit to user
demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata
setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik.
Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti tabel
berikut ini:
Tabel 7. Ringkasan Nilai Rerata Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Motor Ability Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan.
Variabel penelitian Rerata
A
1
A
2
B
1
B
2
B
1
B
2
Sebelum Sesudah
333.7 337.9
292.4 325.9
303.0 336.1
262.0 283.8
Peningkatan 44.2
33.5 33.1
21.8
Tabel 8. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor
Sumber Varians
Dk Jk
RJk Fo
Ft
Rerata Lat. A
B AB
1 43956.9 43956.9
1 1210
1210 101.63
4.11 1 1299.6
1299.6 109.16
1 0.9
0.9 0.08
Kekeliruan 36
428.6 11.91
46896
commit to user
Keterangan : ■
=
Angka yang ditebalkan merupakan hasil Analisis F0 ditolak A
=
Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Taktis dan Teknis B
=
Motor Ability Tinggi dan Rendah AB
=
Interaksi Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Motor Ability Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls.
KP Rerata
A2B2 A2B1
A1B2 A1B1
RST 21.8
33.1 33.5
44.2
A2B2
21.8 11.3
11.7 22.40
3.1501
A2B1
33.1 0.4
11.10 3.7932
A1B2
33.5 10.70
4.1856
A1B1
44.2 Keterangan : signifikan pada P 0,05
Keterangan: 1. A1BI
:Kelompok Pendekatan Taktis Dengan Motor Ability Tinggi 2. A1B2 : Kelompok Pendekatan Taktis Dengan Motor Ability Rendah
3. A2B1 : Kelompok Pendekatan Teknis Dengan Motor Ability Tinggi 4. A2B2 : Kelompok Pendekatan Teknis Dengan Motor Ability Rendah
5. Pengujian Hipotesis Pertama
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan taktis dan pendekatan teknis menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 20102011.
Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F
= 101.63 lebih
besar dari F
t
= 4,11 F
F
t
pada taraf signifikansi 5. Ini berarti hipotesis nol H
ditolak. Hasil ini menunjukkan, pendekatan pembelajaran taktis dan teknis memiliki perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lompat
commit to user
jauh gaya jongkok, dan analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata pendekatan pembelajaran taktis lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran teknis, dengan
nilai rata-rata yaitu 38.85 dan 27.45.
6. Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan tingkat motor ability yang dimiliki siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 20102011 hasil penelitian ini menunjukkan ada
perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F
= 109.16
lebih besar dari F
t
= 4,11 F F
t
pada taraf signifikansi 5. Ini artinya hipotesis nol H
ditolak. Hasil ini menunjukkan antara motor ability tinggi dan motor ability rendah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan
kemampuan lompat jauh gaya jongkok, dan dari analisis lanjutan bahwa motor ability tinggi memiliki peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok lebih
baik dari pada motor ability rendah, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 38.65 dan 27.65
.
7. Pengujian Hipotesis Ketiga
Interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor menunjukkan tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor
ability. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai F = 0.08 ternyata lebih kecil dari
F
t
= 4,11 F F
t
pada taraf signifikansi 5 sehingga H diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, antara pendekatan pembelajaran dan motor ability tidak memiliki interaksi terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh
gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 20102011.
commit to user
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya.
Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga simpulan yaitu: 1 ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan taktis dan pendekatan
teknis terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 20102011. 2 ada perbedaan yang signifikan
antara motor ability tinggi dan motor ability rendah terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun
pelajaran 20102011. 3 tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor ability terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok
pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 20102011. Simpulan analisis tersebut dapat dipaparkan secara rinci sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Teknis terhadap Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan, ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran
teknis terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Pada kelompok siswa yang diberi perlakuan pendekatan pembelajaran taktis
mempunyai peningkatan lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang diberi perlakuan pendekatan pembelajaran teknis. Pendekatan pembelajaran taktis
memberi dampak yang lebih baik terhadap penguasaan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Karena dalam pendekatan pembelajaran taktis siswa seperti
mempraktekkan gerakan lompat jauh gaya jongkok yang sebenarnya dengan cara yang menarik dan menyenangkan serta pendekatan tersebut juga memiliki
efektivitas yang lebih baik dibandingkan pendekatan pembelajaran teknis. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo sebesar
101.63 Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 11.4. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh pendekatan
commit to user
pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun
pelajaran 20102011, dapat diterima kebenarannya.
2. Perbedaan Pengaruh Motor Ability Tinggi dan Motor Ability Rendah terhadap Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok
Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan, ada perbedaan signifikan antara motor ability tinggi dan motor ability rendah terhadap
peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Hal ini karena, siswa yang memiliki motor ability tinggi akan mampu menguasai gerakan lompatan dengan
baik dan benar serta mampu mencapai hasil lompatan yang sempurna. Sedangkan siswa yang memiliki motor ability rendah kurang menguasai gerakan lompatan
dengan baik sehingga tidak tercapai hasil lompatan yang sempurna.
Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo
109.16 Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan 11.0. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh antara motor ability tinggi
dan motor ability rendah terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 20102011, dapat
diterima kebenarannya.
3. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Motor Ability terhadap Peningkatan Kemampuan Lompat Jauah Gaya Jongkok
Dari tabel 5 tampak ada interaksi secara nyata antara kedua faktor utama penelitian. Untuk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbentuklah tabel
sebagai berikut:
Tabel 10. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok.
A1 A2
Rerata A1-A2
B1 44.2
33.1 38.65
11.1
B2 33.5
21.8 27.65
11.7
Rerata 38.85
27.45 33.15 11.4
B1-B2 10.7
11.3 11.0
commit to user
Grafik 3. Interaksi Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Motor Ability
Berdasarkan gambar grafik 3 menunjukkan, bentuk garis perubahan besarnya nilai peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok adalah tidak
sejajar dan bila diteruskan tidak akan terdapat suatu titik pertemuan, sehingga tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motor ability. Dengan
demikian dapat disimpulkan antara pendekatan pembelajaran dan motor ability tidak ada kecenderungan interaksi antara keduanya. Sehingga dalam menerapkan
pendekatan pembelajaran tidak perlu didasarkan tingkat tinggi rendahnya motor ability yang dimiliki siswa. Kedua variable tersebut merupakan jenis interaksi
dependen, artinya dalam menentukan tingkat kemampuan lompat jauh gaya jongkok tidak mutlak berdasarkan tinggi rendahnya motor ability yang dimiliki
siswa. Hal ini sesuai dengan kajian teori yang mengemukakan bahwa, peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dipengaruhi oleh pendekatan
pembelajaran dan faktor fisik motor ability, dimana kedua faktor tersebut mempengaruhi secara terpisah.
commit to user
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah diungkapkan pada BAB IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis terhadap kemampuan lompat jauh gaya
jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 20102011. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 101.63 Ft 4.11, rata-rata peningkatanya
adalah 38.85 dan 27.45. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 11.4.
2. Ada perbedaan pengaruh antara motor ability tinggi dan motor ability rendah terhadap kemampuan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP
Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 20102011. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 109.16 Ft 4.11, rata-rata peningkatanya 38.65 dan 27.65.
Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 11.0. 3. Tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan
pembelajaran teknis terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 20102011. Dari hasil analisis
data menunjukkan bahwa F
hitung
= 0.08 F
tabel
= 4,11.
B. Implikasi
Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar
simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran dan motor ability merupakan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi peningkatan
kemampuan lompat jauh gaya jongkok.