commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan kemampuan motorik, pengetahuan dan kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan
individu secara menyeluruh, artinya cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya diajarkan beberapa macam cabang olahraga yang terangkum dalam kurikulum pendidikan
jasmani. Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani adalah atletik. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang
diajarkan dari sekolah tingkat paling rendah SD bahkan Perguruan Tinggi PT.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran atletik, seorang guru pendidikan jasmani dan kesehatan, harus memperhatikan perkembangan, karakteristik,
kemampuan dan kegemaran anak serta tujuan yang harus dicapai. Cabang olahraga atletik di dalamnya terdiri dari empat nomor utama yaitu, jalan, lari,
lompat dan lempar atau tolak. Dari setiap nomor tersebut di dalamnya terdapat beberapa nomor yang dilombakan. Untuk nomor lari terdiri atas: lari jarak
pendek, jarak menengah, jarak jauh atau marathon, lari gawang, lari sambung, dan lari cross county. Nomor lompat meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat
jangkit, lompat tinggi galah, sedangkan nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar lembing, tolak peluru dan lontar martil.
Berkaitan dengan nomor atletik yang digunakan dalam kurikulum pembelajaran di SMP meliputi: lari pendek 50 meter, lempar lembing dan lompat
jauh, maka penelitian ini akan mengkaji dan meneliti nomor lompat khususnya lompat jauh. Menurut Aip Syarifudin 1992: 90 bahwa lompat jauh adalah suatu
bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara melayang di udara yang di
commit to user
lakukan dengan cepat dan dengan jalan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Pada umumnya ada dua konsep pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, yaitu pendekatan teknis dan pendekatan
taktis. Pendekatan teknis merupakan sistem pendekatan pembelajaran secara tradisional, dimana untuk mempelajari suatu teknik harus dilakukan secara
berulang-ulang hingga menguasainya secara otomatis, akan tetapi dalam pelaksanaannya siswa belum mengalami situasi yang sebenarnya. Pada
pendekatan ini karena pembelajarannya yang monoton atau kurang inovatif yang dirasa menjenuhkan dan membosankan bagi siswa. Sedangkan menurut Danu
Hoedaya 2001: 17 yang dimaksud dengan pendekatan taktis adalah untuk meningkatkan ketrampilan bermain siswa, dengan melibatkan kombinasi dari
kesadaran taktis dan penerapan keterampilan teknik dasar ke dalam bentuk permainan yang sebenarnya
Pendekatan taktis adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi bermain, pada umumnya siswa menginginkan proses pembelajaran yang
menyenangkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, para siswa kurang antusias terhadap proses pembelajaran yang berbelit-belit dan membosankan.
Pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa dapat dihadapkan pada situasi yang dapat memberikan tantangan untuk melompat, misal dengan mengggunakan
peralatan seperti: tali, kotak, dan ban sepeda. Dengan menggunakan sarana seperti ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa untuk melompat.Dari kedua
konsep pendekatan pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan yang belum diketahui pendekatan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap
hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.
Motor Ability berasal dari istilah bahasa inggris yang berarti kemampuan motorik. Menurut Sukinta 2004: 78 Kemampuan motorik merupakan kualitas
hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan dalam olahraga maupun gerakan non olahraga atau kematangan penampilan keterampilan
motorik.
Data motor ability dikumpulkan melalui Barrow Motor Ability Test dari Barry L. Johnson and Jack K Nelson 1986: 365, yanag terdiri atas: Standing
commit to user
Board jumpLong Jump lompat jauh tanpa awalan, Medicine Ball Put melempar bola, Sprint 40 meter Lari cepat 40 meter, Zig-zag Run Lari zig-zag.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas bahwa pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menggunakan pendekatan taktis dan
teknis tidak terlepas dari dukungan kemampuan motorik. Dari kedua pendekatan pembelajaran lompat jauh tersebut belum diketahui bagaimana pengaruhnya
terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa dan apakah siswa yang mempunyai kemampuan motorik tinggi dan rendah akan berbeda prestasi
belajarnya, maka perlu dikaji dan diteliti baik secara teori maupun praktek melalui metode eksperimen.
Siswa SMP Negeri 3 Kartasura adalah subjek penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini. Pada dasarnya pembelajaran lompat jauh berjalan dengan
lancar, namun karena jam pelajaran yang tersedia terbatas sehingga siswa kurang mendalami pembelajaran lompat jauh yang diberikan, serta siswa kurang
bersungguh-sungguh selama pelajaran sedang berlangsung yang akhirnya berdampak pada rendahnya kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa.
Penguasaan teknik lompat jauh yang kurang baik, karena banyak terjadi kesalahan pada gaya dan saat pendaratan, lompatan yang kurang maksimal dan
akhirnya berakibat pada pencapaian lompatan yang kurang memuaskan dan hasil tidak seperti yang diharapkan, sehingga diperlukan jam tambahan dan pendekatan
pembelajaran dengan konsep yang sesuai untuk dapat meningkatkan penguasaan lompat jauh gaya jongkok pada siswa serta kemampuan motorik siswa yang perlu
dilatih agar tercapai hasil belajar lompat jauh secara maksimal.
Permasalahan yang dikemukakan di atas melatar belakangi penelitian ini yang berjudul ”perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor ability
terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 3 Kartasura tahun 200102011.”
commit to user
B. Identifikasi Masalah