Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

commit to user bermain atau permainan. Misal: siswa melakukan lompatan pada simpai yang dibentuk separti huruf. d Pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan teknis adalah cara belajar dimana guru menyampaikan teknik gerakan lompat jauh gaya jongkok dan selanjutnya memberikan contoh atau demonstrasi gerakan kemudian menyusun pembelajaran yang baik agar siswa dapat melakukan gerakan dengan baik dan siswa mendapatkan kesempatan yang sama serta dilakukan berulang-ulang. e Motor Ability adalah kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan dalam olahraga maupun gerakan non olahraga atau kematangan penampilan ketrampilan motorik”. f Motor Ability tinggi adalah kemampuan gerak individu diatas rata-rata dan dapat diketahui berdasarkan dari hasil tes awal yang telah dilakukan menggunakan tes motor ability dari Barrow kemudian diolah menggunakan T Skor dan didapat rata-rata. Dari hasil tersebut kemudian dirangking untuk selanjutnya dibagi dalam kelompok sesuai rancangan penelitian. g Motor Ability rendah adalah kemamapuan gerak individu di atas rata-rata dan dapat diketahui berdasarkan dari hasil tes awal yang telah dilakukan menggunakan tes motor ability dari Barrow kemudian diolah menggunakan T Skor dan didapat rata-rata. Dari hasil tersebut kemudian dirangking untuk selanjutnya dibagi dalam kelompok sesuai rancangan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa: motor ability dan kemampuan lompat jauh. Data sekundernya adalah kejadian-kejadian pada saat berlangsungnya perlakuan. Data motor ability dikumpulkan melalui Barrow Motor Ability Test dari Barry L. Johnson and Jack K Nelson 1986: 365, yang terdiri atas: Standing Board jumpLong Jump lompat jauh tanpa awalan, Medicine Ball Put melempar bola, Sprint 40 meter Lari cepat 40 meter, Zig-zag Run Lari zig-zag. Data commit to user kemampuan lompat jauh dikumpulkan melalui tes lompat jauh gaya jongkok dan kejadian-kejadian selama perlakuan dikumpulkan melalui pengamatan lapangan.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai berikut: a. Uji Normalitas Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Variansi ANAVA. Syarat agar teknik analisis variansi ini dapat diterapkan adalah dipenuhinya sifat normalitas pada distribusi populasinya dan sifat homogenitas variansi populasi. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari populasi yang normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah metode Liliefors. Prosedur uji normalitas dengan menggunakan metode Liliefors adalah sebagai berikut: 1 Menentukan Hipotesis H : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2 Tingkat Signifikansi :  = 0,05 3 Statistik Uji L0 = Max  F Zi -S Zi  Keterangan: F Zi = P Z ≤ Zi Szi = Proporsi cacah Z lebih kecil atau sama dengan Zi commit to user Zi = Skor standar Zi = x x xi  X = Nilai rata-rata S = Standar deviasi 4 Daerah Kritik DK = {LL  ;n } LL  ;n yang diperoleh dari tabel Liliefors pada tingkat  dan n ukuran sampel 5 Keputusan Uji H ditolak jika L  DK atau H diterima jika LDK Budiyono, 2000: 169 b. Uji Homogenitas Metode Bartlett Untuk penggunaan statistik uji tertentu misalnya analisis variansi dipersyaratkan agar populasi-populasi yang diperbandingkan mempunyai variansi-variansi yang sama. Populasi-populasi yang mempunyai variansi yang sama disebut populasi-populasi yang homogen.uji untuk menguji apakah variansi- variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak disebut uji homogenitas populasi Budiyono, 2000: 174. Salah satu uji homogenitas untuk populasi adalah uji Bartlet dengan rumus sebagai berikut: 1 Hipotesis H =  1 2 =  2 2 = ... =  k 2 H 1 = paling sedikit terdapat satu variansi yang berbeda sampel tidak homogen 2 Taraf Signifikansi :  = 0,05 3 Statistik Uji X 2 = In 10 {B-n i-1 log Si 2 } commit to user = 2,3026 {B-n i-1 log Si 2 } S 2 = 1 2 1     i i n si n B = log S2ni-1 Keterangan: n = Jumlah sampel tiap kelompok S = Variansi hipotesis 4 Daerah Kritik: DK = {X 2  X 2 X 2 1-;k-1 } 5 Keputusan Uji : H ditolak jika X 2  DK atau H diterima jika X 2  DK Budiyono, 2000: 174 2. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan: a. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Frekuensi Sel Tak Sama 1 Model X ijk =  +  i +  j +  ij + € ijk Keterangan: X ijk = data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j  = rerata dari seluruh data amatan rerata besar  i = efek baris ke-i pada variabel terikat  j = efek baris ke-j pada variabel terikat  ij = kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat commit to user €ijk = gelat yang berdistribusi normal N i = 1, 2, 3, ... p, p = banyaknya garis j = 1, 2, 3, ... q, q = banyaknya kolom k =1, 2, 3, ... k, k = banyaknya data amatan pada sel ij Misalnya baris menyatakan variabel faktor A yang mempunyai nilai a 1 , dan a 2 , sedangkan kolom menyatakan variabel faktor B yang mempunyai nilai b 1 dan b 2 , lihat Tabel 5. Rancangan Penelitian. 2 Hipotesis H 0A :  = 0 untuk setiap i =1,2; H 1A : paling sedikit ada satu  1 yang tidak nol H 0B :  j = 0 untuk setiap j = 1,2; H 1B : paling sedikit ada satu  j yang tidak nol H 0AB :  ij = 0 untuk setiap i = 1,2 dan j = 1,2; H 1AB : paling sedikit ada satu  ij yang tidaknol 3 Komputasi a Notasi-notasi n ij = ukuran sel ij sel pada baris ke-i dan kolom ke-j n i = banyaknya data amatan pada sel i n n = rataan harmonik frekuensi seluruh sel= 1 ij n i pq  N =  i, j n ij = banyaknya seluruh data amatan commit to user SS ij = jk ijk k k ij ni X X 2 2    = jumlah kuadrat deviasi dua amatan pada sel ij ij AB = rataan pada sel A 1 = j ij AB = jumlah rataan pada baris ke-i B 1 =  j ij AB = jumlah rataan pada kolom ke-j G =  i,j ij AB = jumlah rataan semua sampel b Besaran-besaran 1 = q p G . 2 2 =  i,j SS j 3 = i q A i 2 4 = j q B j 2 5 = i-j ij AB 2 c Jumlah Kuadrat JKA jumlah kuadrat baris = n h {3 – 1} JKB jumlah kudrat kolom = n h {4 – 1} JKAB jumlah kuadrat interaksi = n h {1+5 – 3 – 4} JKG jumlah kuadrat galaterror = 2 JKT jumlah kudrat total = JA + JKB + JKAB + JKG commit to user d Derajat Kebebasan dk dkA derajat kebebasan baris = p – 1 dkB derajat kebebasan kolom = p – 1 dkAB derajat kebebasan interaksi = p – 1q – 1 jkG derajat kebebasan galaterror = N – pq dkT derajat kebebasan total = N – 1 e Rataan Kuadrat RK RKA rataan kuadrat baris = JKAdkA RKB rataan kuadrat kolom = JKBdkB RKG rataan kuadrat galat = JKGdkG 4 Statistik Uji F A statistik uji kuadrat baris = RKARKG F B statistik uji kuadrat kolom = RKBRKG F AB statistik uji interaksi = RKABRKG 5 Daerah Kritik DK A = {F A  F A  F  ;p-1; N-pq } DK B = {F B  F B  F  ;p-1; N-pq } DK AB ={F AB  F AB  F  ;p-1; N-pq } 6 Keputusan Uji H 0A ditolak jika F A  F  ;p-1; N-pq H 0B ditolak jika F B  F  ;p-1; N-pq H 0AB ditolak jika F AB  F  ;p-1; N-pq commit to user 7 Rangkuman Anava Sumber Variansi JK Dk RK F obs F A baris JKA p-1 RKA F A F B kolom JKB q-1 RKB F B F AB interaksi JKAB p-iq-1 RKAB F AB F Galat JKG N-pq RKG - - Total JKT N-1 - - - Keterangan : F adalah nilai yang diperoleh dari tabel Budiyono, 2000: 225-228 b. Uji Lanjut Anava Uji Scheffe Sebagai tindak lanjut dari analisis variansi dua jalan adalah menggunakan uji Scheffe untuk uji rerata. Tujuan dari uj Scheffe adalah untuk melakukan pelacakan terhadap perbedaan rerata setiap pasang kolom, baris, dan setiap pasang sel. Rumus metode Scheffe sebagai berikut: F i-j =         nj n RKG x x i j i 1 1 Keterangan: F i-j : nilai F obs pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j i X : rerata pada kolom ke-i j X : rerata pada kolom ke-j RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi n i : ukuran sampel kolom ke-i commit to user nj : ukuran sampel kolom ke-j DK : {FF p-1 F  ;p-1; N-pq } Budiyono, 2000: 209 c. Uji Rentang Newman – Keuls setelah ANOVA Menurut Sudjana 1994: 36 langkah-langkah untuk melakukan uji Newman – Keuls adalah sebagai berikut: 1 Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari terkecil sampai kepada yang terbesar. 2 Dari rangkaian ANOVA, diambil harga RJK disertai dk-nya 3 Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus Sy = N Kekeliruan RJKG RJK Kekeliruan juga didapat dari hasil rangkuman ANOVA 4 Tentukan taraf signifikan , lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji Newman – Keuls, diambil V = dk dari RJK Kekeliruan dan P = 2, 3, ... k. Harga-harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak k-1 untuk V dan P supaya dicatat. 5 Kalikan harga-harga yang didapat di titik .......... di atas masing-masing Sy dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan terkecil RST. 6 Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkeci kedua dengan RST untuk P = k-10, dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua rata-rata terkecil dengan RTS untuk P = k-1, selisih rata-rata terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = k-2, dan seterusnya.dengan jalan begitu semua akan ada 12Kk-1 pasangan yang harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya masing-masing maka disimpulkan bahwa terdapat berbedaan yang signifikan antara rata-rata perlakuan. commit to user

BAB I HASIL PENELITIAN

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KANGURU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PEDAGANGAN 01 KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

1 43 133

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN RINTANGAN DAN RAIHAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01

6 169 67

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN SECARA TIDAK LANGSUNG DAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 57

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KISARAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 1 22

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BOX JUMP DAN LEAPS TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN 2010 2011

0 9 76

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 65

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES KOMPETENSI DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Kompetensi Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Strategi Pendekatan Pemainan Pada Siswa SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan.

0 1 18

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES KOMPETENSI DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Kompetensi Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Strategi Pendekatan Pemainan Pada Siswa SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan.

0 0 21

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Lompat Jauh Dengan Pendekatan Tidak Langsung dan Langsung Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 5 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 24