Pembelajaran Lompat Jauh Tinjauan Pustaka 1. Lompat Jauh

commit to user

3. Pembelajaran Lompat Jauh

a. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu usaha yang sangat strategis untuk mencapai tujuan pengajaran dan pendidikan di sekolah. Sebagai suatu proses pembelajaran merupakan faktor sentral dalam meraih tujuan pengajaran dan pendidikan di sekolah. Menurut Yudha M. Saputra 2002: 2” belajar adalah proses perubahan tingkah laku dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang dapat di amati dan yang tidak dapat di amati”.Sedang pembelajaran menurut H.J Gino dkk, 2000: 32 “ adalah usaha sadar dan sengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor internal dan factor eksternal dalam kegiatan belajar mengajar”. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku. Perubahan akan terjadi bila ada interaksi antara siswa dan lingkungan, dalam hal ini guru lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator agar siswa mau belajar. b. Ciri-ciri Perubahan Akibat Belajar Setiap kegiatan belajar pasti akan terjadi perubahan pada siswa. Sugiyanto 1998: 268” menyatakan bahwa perubahan yang terjadi dari proses belajar bisa bertahan dalam jangka waktu relatif lama, maksudnya perubahan itu tidak langsung hilang sesudah kegiatan selesai dilakukan”. Beberapa ciri-ciri perubahan akibat belajar menurut Slameto 1995: 3-4 antara lain: “perubahan terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah”. Ciri-ciri perubahan akibat belajar diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perubahan terjadi secara sadar Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya, misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapan commit to user dalam berbicara bertambah. Rusli Lutan 1988: 103 menyatakan “bahwa perubahan perilaku motorik berupa ketrampilan dipahami sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perubahan yang terjadi karena factor kematangan dan pertumbuhan”. 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi pada diri siswa berlangsung secara berkesinambungan. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan serta proses belajar berikutnya. Misal jika siswa belajar lari cepat, maka ia akan mengalami perubahan dari larinya yang lambat menjadi larinya lebih cepat. Perubahan itu berlangsung secara terus-menerus hingga kecepatan larinya menjadi lebih baik dengan melakukan latihan terus-menerus. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Hasil dari kegiatan belajar senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian semakin banyak usaha belajar maka akan semakin banyak dan semakin baik pula perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena individu itu sendiri. Misalnya perubahan kemampuan menguasai suatu ketrampilan karena usaha seseorang yang bersangkutan. Perubahan tingkah laku terjadi karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya dan dengan dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. 4. Perubahan belajar bukan bersifat sementara Perubahan bersifat sementara terjadi hanya untuk beberapa saat seperti berkeringat, lelah, dan lain sebagainya, tidak dapat di golongkan sebagai perubahan hasil belajar. Sedang perubahan yang terjadi akibat proses belajar bersifat bukan sementara adalah menunjukkan perubahan tingkah laku yang terjadi setelah kegiatan belajar dan perubahan tersebut bersifat permanen. Misalnya kemampuan siswa melakukan tendangan tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan semakin berkembang jika terus-menerus dipergunakan untuk berlatih secara teratur. commit to user 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya siswa berlari cepat, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dicapai dengan belajar lari cepat atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya. Dengan demikian kegiatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya. c. Pembelajaran Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor dalam cabang atletik. Menurut Hamid 2000: 72 “bahwa di dalam istilah olahraga di bedakan antara lompat dan loncat, pengertian lompat adalah gerakan melompat dengan menggunakan tumpuan satu kaki, sedang loncat gerakan yang menggunakan tumpuan kedua kaki secara bersamaan. Kelangsungan gerak pada lompat jauh terdiri atas awalan, tumpuan, saat melayang, dan pendaratan”. Lompat jauh juga merupakan perpaduan antara lari dan lompatan atau tolakan. Untuk mencapai kemampuan lompatan maksimal harus memulai dengan lari yang maksimal, selanjutnya menolak dengan sekuat-kuatnya. Karena lari dengan kecepatan maksimal dan tolakan dengana kekuatan tinggi akan dapat mendukung dorongan ke depan pada saat badan terangkat ke atas. Tujuan dari lompat jauh itu sendiri adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin.

3. Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh dengan Pendekatan Taktis

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KANGURU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PEDAGANGAN 01 KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

1 43 133

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN RINTANGAN DAN RAIHAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01

6 169 67

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN SECARA TIDAK LANGSUNG DAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 57

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KISARAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 1 22

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BOX JUMP DAN LEAPS TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN 2010 2011

0 9 76

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 65

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES KOMPETENSI DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Kompetensi Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Strategi Pendekatan Pemainan Pada Siswa SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan.

0 1 18

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES KOMPETENSI DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Kompetensi Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Strategi Pendekatan Pemainan Pada Siswa SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan.

0 0 21

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Lompat Jauh Dengan Pendekatan Tidak Langsung dan Langsung Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 5 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 24