Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh dengan Pendekatan Taktis

commit to user 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya siswa berlari cepat, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dicapai dengan belajar lari cepat atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya. Dengan demikian kegiatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya. c. Pembelajaran Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor dalam cabang atletik. Menurut Hamid 2000: 72 “bahwa di dalam istilah olahraga di bedakan antara lompat dan loncat, pengertian lompat adalah gerakan melompat dengan menggunakan tumpuan satu kaki, sedang loncat gerakan yang menggunakan tumpuan kedua kaki secara bersamaan. Kelangsungan gerak pada lompat jauh terdiri atas awalan, tumpuan, saat melayang, dan pendaratan”. Lompat jauh juga merupakan perpaduan antara lari dan lompatan atau tolakan. Untuk mencapai kemampuan lompatan maksimal harus memulai dengan lari yang maksimal, selanjutnya menolak dengan sekuat-kuatnya. Karena lari dengan kecepatan maksimal dan tolakan dengana kekuatan tinggi akan dapat mendukung dorongan ke depan pada saat badan terangkat ke atas. Tujuan dari lompat jauh itu sendiri adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin.

3. Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh dengan Pendekatan Taktis

a. Definisi Pendekatan Taktis Pendekatan taktis merupakan cara belajar yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk bermain atau permainan. Menurut Bahtiar Tarigan 2001: 17” bahwa pengajaraan melalui pendekatan taktis adalah meningkatkan tampilan bermain siswa, dengan melibatkan kombinasi dari kesadaran taktis dan penerapan ketrampilan teknik dasar kedalam bentuk yang sebenarnya”. Pendekatan taktis dalam permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa commit to user tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan sesungguhnya. Pendekatan taktis adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi bermain. Pada umumnya siswa menginginkan proses pembelajaran yang menyenangkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, para siswa kurang menyukai proses pembelajaran yang berbelit-belit dan membosankan. Pendekatan taktis dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menekankan pada aspek bagaimana membelajarkan siswa untuk memahami konsep bermain. Misal untuk lompat jauh gaya jongkok yang harus diajarkan adalah konsep latihan melompat dengan permainan, bukan mengajarkan lompat jauh gaya jongkok tingkat tinggi yang sulit dilakukan oleh siswa. Melalui pendekatan taktis diharapkan menambah motivasi dan pemahaman siswa terhadap konsep bermain yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan dalam lompat jauh gaya jongkok. b. Pelaksanaan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan Pendekatan Taktis Pembelajaran lompat jauh gaya jngkok dengan pendekatan taktis yang dimaksud adalah cara belajar lompat jauh yang dilakukan dalam bentuk permainan sederhana. Menurut Yudha M Saputra 2001: 122 bahwa sebenarnya tidaklah sulit untuk mendorong siswa SD untuk melakukan lompatan. Seringkali sekedar tanda-tanda di tanah dan garis-garis pola di lantai, cukup untuk memberikan rangsangan. Pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa dapat dihadapkan pada situasi yang dapat memberikan tantangan untuk melompat, misal dengan mengggunakan peralatan seperti: tali, kotak, dan ban sepeda. Dengan menggunakan sarana seperti ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa untuk melompat. Pelaksanaan lompat jauh dengan pendekatan taktis antara lain dengan memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, misal: siswa melakukan lompatan pada kardus atau simpai yang dibentuk seperti huruf, siswa commit to user melakukan lompatan pada tali atau parit yang ada di sekolahan. Dengan demikian pembelajaran lompat jauh akan menjadi lebih menarik dan efektif bagi siswa. c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan Pendekatan Taktis Kelebihan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan taktis antara lain: 1. Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan meningkatkan motivasi. 2. Dengan bermain bermain berarti siswa aktif bergerak sehingga dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa. 3. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkat kemampuan lompat lompat jauh gaya jongkok. 4. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menilai dirinya, sendiri selama proses mengajar. Kelemahan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan taktis antara lain: 1. Penguasaan teknik gerakan kurang kerena siswa tidak diberikan latihan teknik lompat jauh gaya jongkok secara khusus. 2. Guru akan mengalami kesulitan untuk mengontrol kesalahan teknik yang dilakukan siswa. d. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Taktis Pada dasarnya pendekatan taktis merupakan cara belajar yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk bermain atau permainan. M. Furqon. H 2006: 4-5 ”menyatakan pengaruh bermain terhadap perkembangan anak yaitu”: 1. Pengembangan ketrampilan gerak bermain berisi berbagai keterampilan gerak, mulai dari keterampilan gerak yang sederhana atau dasar hingga keterampilan gerak yang kompleks. Anak perlu belajar keterampilan gerak dasar seperti: lari, lompat, loncat, berbelok, menendang dan melempar. Jika anak memiiki keterampilan gerak dasar yang baik. Selanjutnya anak memiliki landasan untuk commit to user mengembangkan keterampilan gerak yang kompleks. Oleh karena itu, dengan bermain akan memberikan perkembangan keterampilan gerak bagi anak. 2. Perkembangan fisik dan kesegaran jasmani bermain penting bagi anak untuk mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian tubuh, termasuk mengembangkan daya tahan kardiovaskuler. Bermain juga berfungsi sebagai penyaluran tenaga yang berlebih, bila tidak tersalurkan akan menyebabkan anak tegang, gelisah dan lain-lain. 3. Dorongan berkomunikasi di dalam suasana bermain, memberikan peluang anak untuk berkomunikasi dengan teman bermainnya. Disamping itu, agar anak dapat bermain dengan baik, anak secara tidak langsung belajar berkomunikasi dan sebaliknya anak harus belajar berkomunikasi agar dapat saling memahami dan dipahami di antara teman bermain. 4. Penyaluran energy emosional yang terpendam bermain merupakan wahana yang baik bagi anak untuk menyalurkan ketegangan yang disebabkan lingkungan terhadap aktivitas anak. 5. Penyaluran kebutuhan dan keinginan kebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi dengan cara lain atau aktivitas lain seringkali dapat terpenuhi dengan bermain. Misal, anak yang tidak mendapatkan kesempatan dalam peran tertentu seringkali dapat mendapatkan peran tertentu dalam bermain. 6. Sumber belajar bermain dapat dikatakan sebagai bentuk miniatur dari kehidupan masyarakat. Dengan bermain berarti anak dapat memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai hal, bahkan banyak pelajaran dan pengalaman dapat diperoleh melalui bermain daripada rumah atau di sekolah. 7. Rangsangan kreativitas melalui eksperimen dan eksplorasi dalam bermain, anak akan menemukan sesuatu dan terbiasa menghadapi berbagai persoalan dalam bermain untuk dipecahkan. Suasana dan kebiasaan ini biasanya akan memberikan transfer nilai kedalam situasi lain, sehingga anak terbiasa untuk kreatif dalam menghadapi dan memecahkan persoalan. 8. Perkembangan wawasan diri dengan bermain anak mengetahui tingkat kemampuannya dibandingkan dengan teman bermainnya. Kondisi ini memungkinkan anak untuk mengembangkan konsep diri secara lebih nyata. commit to user 9. Belajar bermasyarakat dengan bermain bersama teman-teman lain, anak belajar tentang bagaimana membentuk hubungan sosial dan bagaimana`menghadapi dan memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan sosial tersebut. 10. Perkembangan kepribadian melalui bermain anak terbiasa dengan aturan- aturan yang lebih disepakati dalam bermain, seperti larangan–larangan yang harus ditaati, disiplin, sportivitas, kerjasama, menghargai teman lain, jujur dan lain-lain, secara tidak langsung kondisi tersebut membentuk kepribadian anak.

4. Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh dengan Pendekatan Teknis

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KANGURU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PEDAGANGAN 01 KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

1 43 133

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN RINTANGAN DAN RAIHAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01

6 169 67

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN SECARA TIDAK LANGSUNG DAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 57

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KISARAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 1 22

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BOX JUMP DAN LEAPS TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN 2010 2011

0 9 76

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 65

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES KOMPETENSI DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Kompetensi Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Strategi Pendekatan Pemainan Pada Siswa SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan.

0 1 18

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES KOMPETENSI DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Kompetensi Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Strategi Pendekatan Pemainan Pada Siswa SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan.

0 0 21

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Lompat Jauh Dengan Pendekatan Tidak Langsung dan Langsung Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 5 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 24