54
1. Pengetahuan
Tabel 17 menunjukkan pengaruh masing-masing variabel yaitu pengetahuan dengan perilaku seks pranikah mempunyai hubungan yang
signifikan yaitu nilai p-value 0,000 dengan nilai koefisien -0,129.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin baik
pengetahuan remaja tentang seks pranikah, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan pengetahuan
sebesar 0,129 maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah sebesar 0,129 dan sebaliknya.
2. Pemahaman tingkat agama
Pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks pranikah mempunyai hubungan yang signifikan yaitu nilai
p-value 0,000 dengan
nilai koefisien -0,315. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan
bahwa semakin baik pemahaman tingkat agama, maka perilaku seks
pranikah remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan pemahaman tingkat agama sebesar 0,315 maka terjadi penurunan
perilaku seks pranikah sebesar 0,315 dan sebaliknya.
3. Sumber informasi
Sumber informasi dengan perilaku seks pranikah mempunyai hubungan yang signifikan yaitu nilai
p-value 0,000 dengan nilai
koefisien 0,201. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa
semakin sedikit sumber informasi yang diperoleh remaja tentang seks
pranikah, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan
55 sebaliknya. Setiap ada peningkatan sumber informasi sebesar 0,201
maka terjadi kenaikan perilaku seks pranikah sebesar 0,201 dan sebaliknya.
4. Peran keluarga
Peran keluarga dengan perilaku seks pranikah mempunyai hubungan yang signifikan yaitu nilai
p-value 0,000 dengan nilai
koefisien -0,394. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi peran keluarga pada remaja, maka perilaku seks pranikah
remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan peran keluarga sebesar 0,394 maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah
sebesar 0,394 dan sebaliknya.
56
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah remaja SMA di Surakarta yang pernah atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun, populasi dalam
penelitian ini adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2 Surakarta, dan SMA Warga Surakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini
sebanyak 114 siswa. Berdasarkan Tabel 7 persentase terbesar umur responden adalah 17 tahun yaitu sebanyak 73 orang 64,0.
Menurut sarwono 2007, peran gender adalah bagian dari peran sosial pula dan tidak hanya ditentukan oleh jenis kelamin orang yang bersangkutan,
tetapi oleh lingkungan dan faktor-faktor lainnya. Berdasarkan jenis kelamin persentase terbesar adalah perempuan yaitu sebanyak 71 orang 62,3. Pada
kehidupan psikologis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis. Terjadinya
peningkatan perhatian remaja terhadap lawan jenis dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas Santrock, 2003. Remaja
perempuan lebih memperlihatkan bentuk tubuh yang menarik bagi remaja laki-laki, demikian pula remaja pria tubuhnya menjadi lebih kekar yang
menarik bagi remaja perempuan Rumini dan Sundari, 2004.