Hubungan peran keluarga dengan perilaku seks pranikah pada remaja

61 mengandung pesan ke arah seksual yang merupakan pelengkap konsep realita masyarakat yang dikenal dengan pornografi, merangsang gairah seksual, mendorong orang gila seks, meruntuhkan nilai-nilai moral. Hasil studi Pustaka Komunikasi FISIP UI 2005, menunjukkan bahwa ketersediaan dan kemudahan menjangkau produk media pornografi merupakan faktor stimulan utama bagi remaja untuk melakukan perilaku seksual pranikah. Beberapa kajian menunjukkan bahwa remaja sangat membutuhkan informasi mengenai persoalan seksual dan reproduksi. Remaja seringkali memperoleh informasi yang tidak akurat mengenai kesehatan reproduksi dari teman-teman mereka, bukan dari petugas kesehatan, guru atau orang tua Saifuddin dan Hidayana, 1999. Teman-teman yang tidak baik berpengaruh terhadap munculnya perilaku seks menyimpang Hady, 2009. Sehingga informasi yang baik dan akurat diperlukan oleh remaja untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat menimbulkan perilaku seksual yang menyimpang Anonim, 2009.

4. Hubungan peran keluarga dengan perilaku seks pranikah pada remaja

Peran keluarga berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja p value = 0,000 0,05. Keadaan keluarga atau situasi keluarga terhadap remaja SMA di Surakarta dalam hal komunikasi dengan orang tua, orang tua yang tidak bercerai, dan remaja tinggal bersama orang tua termasuk 62 dalam kategori baik yaitu sebanyak 77 orang 67,5. Sedangkan yang tidak baik yaitu sebanyak 37 orang 32,5. Orang tua adalah tokoh penting dalam perkembangan identitas remaja. Orang tua dapat membangun hubungan dan merupakan sistem dukungan ketika remaja menjajaki suatu dunia sosial yang lebih luas dan lebih kompleks. Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian remaja dan sebaliknya, orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga, dan remaja akan melarikan diri dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian, dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat mempengaruhi perkembangan jiwa remaja. Dalam hal komunikasi orang tua dengan remaja, remaja seringkali merasa tidak nyaman atau tabu untuk membicarakan masalah seksualitas dan kesehatan reproduksinya Syafrudin, 2008. Remaja lebih senang menyimpan dan memilih jalannya sendiri tanpa berani mengungkapkan kepada orang tua. Hal ini disebabkan karena ketertutupan orang tua terhadap anak terutama masalah seks yang dianggap tabu untuk dibicarakan serta kurang terbukanya anak terhadap orang tua karena anak merasa takut untuk bertanya Dhede, 2002. Komunikasi antara orang tua dengan remaja dikatakan berkualitas apabila kedua belah pihak memiliki hubungan yang baik dalam arti bisa saling memahami, saling mengerti, saling mempercayai dan menyayangi 63 satu sama lain, sedangkan komunikasi yang kurang berkualitas mengindikasikan kurangnya perhatian, pengertian, kepercayaan dan kasih sayang di antara keduanya Hopson, 2002. Magdalena 2000 juga mengemukakan bahwa komunikasi yang menguntungkan kedua belah pihak, dalam hal ini antara orang tua dengan remaja adalah komunikasi yang timbal balik, ada keterbukaan, spontan dan ada feedback dari kedua pihak antara orang tua dan remaja. Orang tua dalam memberikan informasi kesehatan reproduksi kecil, kecilnya peranan orang tua untuk memberikan informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas disebabkan oleh rendahnya pengetahuan orang tua mengenai kesehatan reproduksi serta masih menganggap tabu membicarakan tentang kesehatan reproduksi. Apabila orang tua merasa meiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang kesehatan reproduksi, remaja lebih yakin dan tidak merasa canggung untuk membicarakan topik yang berhubungan dengan masalah seks pranikah Hurlock, 2004. Ketidaktahuan orang tua tentang kesehatan reproduksi, atau tidak mengerti konsep pendidikan seks, remaja dapat mencari informasi di luar rumah yang justru sering mengarahkan mereka pada solusi yang menjerumuskan. Keluarga yang mengabaikan pengawasan terhadap media informasi, remaja dapat dengan mudah meniru perilaku-perilaku yang menyimpang Hady, 2009. Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan informasi dan bimbingan tentang seksualitas kepada anak remajanya. 64

C. Analisis Multivariat pengaruh