Hubungan pengetahuan dengan perilaku seks pranikah pada remaja Hubungan pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks pranikah pada remaja

58

1. Hubungan pengetahuan dengan perilaku seks pranikah pada remaja

Pengetahuan berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja p value = 0,022 0,05. Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan yang baik didukung oleh tingkat pengetahuan orang tua yang baik dalam memberikan informasi tentang seks pranikah Hurlock, 2004. Menurut Syafrudin 2008, pengetahuan yang setengah-setengah justru lebih berbahaya dari pada tidak tahu sama sekali. Pembentukan pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh faktor internal yaitu cara individu dalam menanggapi pengetahuan tersebut dan eksternal yang merupakan stimulus untuk mengubah pengetahuan tersebut menjadi lebih baik lagi. Menurut Prayitno 2008, pengetahuan yang baik adalah responden memahami dan mengerti tentang seks pranikah.

2. Hubungan pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks pranikah pada remaja

Pemahaman tingkat agama berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja, p value = 0,002 0,05. Berdasarkan hasil penelitian Kresnawati 2007, ada hubungan positif antara kecerdasan spiritual dengan kemampuan pemecahan masalah pada remaja. Hasil analisis deskriptif diperoleh bahwa pemahaman tingkat agama menunjukkan bahwa kemampuan remaja dalam memahami dan mengetahui tentang 59 agama seperti pacaran menurut agama, melakukan seks pranikah menurut agama, dan dampak perilaku seks pranikah menurut agama dalam kategori baik sebanyak 76 orang 66,7. Sedangkan kategori tidak baik sebanyak 38 orang 33,3. Pemahaman tingkat agama yang baik pada remaja SMA di Surakarta didukung oleh pendidikan agama yang cukup dari keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat, dimana pendidikan agama selalu diberikan di sekolah sejak SD yang dimasukkan ke dalam pelajaran kurikulum agama. Pemahaman agama yang baik akan menumbuhkan perilaku yang baik. Remaja memerlukan kemampuan pemecahan masalah yang baik, sehingga remaja mampu menyelesaikan masalah mereka dengan efektif. Orang tua perlu memberikan bekal materi, intelektual yang berupa pendidikan formal, serta bekal spiritual yang berupa pendidikan agama bagi remaja. Pemahaman tingkat agama yang baik menghasilkan tauhid dan kepercayaan terhadap remaja untuk menghindari perilaku yang menyimpang. Berdasarkan hasil penelitian Adawiyah 2007, ada perbedaan yang sangat signifikan antara perilaku dengan hubungan seksual pranikah antara remaja yang religiusitasnya tinggi dengan remaja yang religiusitasnya rendah. Remaja yang religiusitasnya tinggi menunjukkan perilaku terhadap hubungan seksual pranikah rendah menolak, sedangkan remaja yang religiusitasnya rendah menunjukkan perilaku terhadap hubungan seksual pranikah tinggi menerima. 60

3. Hubungan sumber informasi dengan perilaku seks pranikah pada remaja