commit to user 161
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya para seniman ketoprak, masyarakat Surakarta, dan Pemerintah Kota Surakarta memiliki
perhatian yang lebih terhadap dunia ketoprak di Surakarta. Berbagai elemen masyarakat sepertinya menghendaki kesenian lokal tetap bertahan di tengah
berbagai hiburan lain yang juga marak. Hal ini meruapakan salah satu upaya untuk membentengi diri kota Surakarta dari pengaruh buruk budaya modern.
6. Temuan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di depan, dapat diambil beberapa temuan penelitian sebagai berikut.
Sejarah ketoprak, selain sebagai kesenian rakyat, rupanya diciptakan sebagai pengobar semangat perjuangan kepada rakyat pula. Hal ini dilandasi oleh
situasi bangsa yang masih berada dalam kekuasaan penjajah Belanda. Banyak upaya dilakukan untuk melawan penjajahan tersebut, termasuk upaya
mengelompokkan masyarakat desa untuk membuat sebuah pertunjukan hiburan. Meskipun pada awalnya semangat perjuangan tersebut tidak begitu tampak, tetapi
eksistensi ketoprak pada perkembangan selanjutnya menunjukkan semangat tersebut lebih tinggi. Terbukti, ketoprak selalu menghadirkan cerita-cerita sejarah,
babad tanah Jawa, dan dongeng yang berisi semangat perjuangan memperjuangkan jati diri dan melawan keangkaramurkaan.
Pada perkembangan selanjutnya, fungsi ketoprak sebagai pengobar semangat perjuangan tersebut mulai berkurang dan bergeser menjadi sekadar
hiburan. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dan tuntutan masyarakat yang menghendaki hiburan untuk mengurai kepenatan yang ada di dahi mereka. Setelah
commit to user 162
Indonesia memperoleh kemerdekaannya, fungsi ketoprak sebagai hiburan semakin kuat karena masyarakat membutuhkan banyak hiburan setelah terlepas dari
berbagai penderitaan pada masa penjajahan. Pada masa-masa sekarang ini, ketoprak bahkan harus berhadapan dengan
selera masyarakat yang semakin kompleks. Di tengah tantangan munculnya berbagai bentuk hiburan lain yang lebih mudah dan murah, ketoprak memerlukan
strategi ketahanan yang lebih solid agar tetap mampu bersaing. Sebagai konsekuensinya, ketoprak mengalami berbagai perubahan, baik dalam bentuk
maupun isi atau ceritanya. Perubahan-perubahan tersebut menunjukkan bahwa ketoprak selalu relevan dengan kebutuhan dan selera masyarakat.
Secara konkret, perubahan tersebut dilihat melalui perbedaan karakter yang dijumpai dalam pertunjukan empat kelompok ketoprak yang ada di
Surakarta. Keempat kelompok tersebut yaitu Ketoprak Balaikambang, Ketoprak Pendhapan, Ketoprak Ngampung, dan Ketoprak Muda Surakarta. Ketoprak
Balaikambang konsisten dengan bentuk pertunjukan klasik atau konvensional dengan menghadirkan kisah-kisah legenda, babad tanah Jawa, dan dongeng.
Bentuk pertunjukannya juga masih konvensional dengan berbagai perangkat pendukung, seperti busana, iringan, bahasa, dan sebagainya. Ketoprak Muda
Surakarta sebenarnya masih mencoba mempertahankan bentuk klasik, namun karena karakternya yang merupakan kelompok pembelajaran, kelompok ini
menerapkan metode tekstual dan teaterikal. Hal ini berbeda dengan metode yang biasa digunakan dalam ketoprak, yaitu metode improvisasi. Sementara itu,
Ketoprak Pendhapan dan Ketoprak Ngampung telah menjelma menjadi kelompok
commit to user 163
ketoprak yang eksis dengan karakter yang mereka pilih. Keduanya sama-sama mengangkat cerita yang lebih sederhana dan melakukan berbagai perombakan
pada unsur-unsur pakem yang ada dalam ketoprak. Temuan terakhir yang berhasil dihimpun dari hasil penelitian di atas
adalah adanya dua bentuk pembinaan yang dilakukan oleh seniman ketoprak dan Pemerintah Kota Surakarta, yaitu pembinaan material dan pembinaan non-
material. Pembinaan material berupa pemberiaan subsidi bagi Ketoprak Balaikambang. Sementara pembinaan non-material terlihat dari upaya regenerasi
yang dilakukan oleh seniman ketoprak yang lebih senior kepada generasi yang lebih muda. Upaya pembinaan yang dilakukan tidak terlepas dari keinginan
masyarakat Surakarta yang masih menghendaki ketoprak sebagai salah satu tontonan yang memberikan hiburan dan tuntunan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Sejarah Teater Tradisional Ketoprak di Surakarta
Banyak kondisi
yang memengaruhi
sejarah kemunculan
serta perkembangan ketoprak. Salah satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah
ketoprak adalah masa pemerintahan kerajaan dan kolonial di Indonesia. Artinya, situasi politik menjadi salah satu penyebab lahirnya ketoprak. Sementara itu,
perkembangan ketoprak lebih cenderung mengalir dan berjalan secara natural, mengikuti tahapan perkembangan peradaban masyarakat Indonesia.
Pada saat kemunculannya, Indonesia tengah dijajah oleh VOC. Sudah banyak cerita yang mengatakan bahwa hidup pada masa-masa penjajahan adalah