commit to user
78
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yaitu pendekatan yang memfokuskan kajian pada
fenomena terkini kontemporer tentang kehidupan ketoprak yang terjadi. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu enam bulan dengan perincian
sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Uraian Kegiatan
Juli 2010
Agst. 2010
Sept. 2010
Okt. 2010
Nov. 2010
Des. 2010
1. Penyusunan proposal 2. Penyusunan instrumen penelitian
3. Pengumpulan data 4. Analisis data
5. Pembahasan 6. Penyusunan hasil penelitian
Sementara itu, tempat yang digunakan sebagai wadah penelitian tidaklah spesifik. Tempat di sini tidak mengacu pada satu lokasi tertentu tetapi
berkembang berdasarkan kebutuhan penelitian. Satu-satunya tempat penelitian yang dapat ditentukan adalah Taman Balaikambang. Di tempat tersebut, peneliti
menggali lebih jauh bantuan dan perhatian pemerintah terhadap kehidupan dan perkembangan ketoprak di Surakarta.
commit to user 79
B. Bentuk dan Pendekatan Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Taylor
dalam Lexy J. Moleong, 2004: 3, yang mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi
kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti untuk menguraikan suatu kasus secara terinci. Yin 1997: 1 menyatakan bahwa
studi kasus cocok diterapkan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer masa kini di dalam konteks kehidupan nyata.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dihimpun dalam penelitian ini terdiri atas tiga hal, yaitu kata-kata, tindakan, dan foto. Ketiga jenis data tersebut diambil atau dikumpulkan
dari sumber data berikut: 1. Informan
Informan yang dijadikan sumber data dari penelitian ini adalah tokoh- tokoh ketoprak di Surakarta, antara lain Asmarahadi, Agus Paminto,
Hanindawan, Gigok Anuraga, Dwi Mustanto, Tatak Prihantoro, dan Endang Sri Murniyati. Informan-informan tersebut dipilih karena wawasan dan
keterlibatannya dalam dunia ketoprak di Surakarta. Beberapa informan dimintai keterangan tentang sejarah ketoprak di Surakarta, yaitu Asmarahadi
dan Agus Paminto. Sementara itu, informan yang lain diwawancarai dalam
commit to user 80
upaya memperoleh informasi tentang perkembangan ketoprak melalui kelompok-kelompok ketoprak yang dipimpinnya. Dalam hal ini, wawancara
ditujukan kepada Hanindawan, Dwi Mustanto, Gigok Anuraga, dan Tatak Prihantoro. Selain itu, masih dibutuhkan informan lain, yakni dari Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala UPTD Kawasan Wisata dan Maliyaman Taman Balaikambang, Ibu
Endang Sri Murniyati untuk menguraikan bantuan dan perhatian yang diberikan Pemerintah Kota Surakarta dalam upaya menjaga kelestarian,
kehidupan, dan perkembangan ketoprak di Surakarta. Selain para tokoh ketoprak di atas, peneliti juga memilih beberapa penonton secara acak untuk
dimintai penjelasan tentang selera, keinginan, pendapat, dan harapannya terhadap ketoprak di Surakarta.
Dari beberapa informan di atas, peneliti memilih Asmarahadi sebagai informan kunci karena dianggap sebagai sosok yang paling memahami
ketoprak di Surakarta di antara informan-informan yang lain. Hal ini juga didasarkan pada rujukan informan lain terhadap nama tersebut.
2. Tempat dan Peristiwa Tempat yang menjadi sumber data dari penelitian ini adalah tempat yang
digunakan dalam kegiatan-kegiatan pertunjukan ketoprak. Tempat tersebut menghasilkan peristiwa berupa proses latihan, persiapan, dan pertunjukan
ketoprak. Tempat yang dimaksud antara lain Gedung Ketoprak Taman
Balaikambang, Pendapa TBJT Surakarta, Pendapa ISI Surakarta, dan Gedung
commit to user 81
Serbaguna Pancasila Kelurahan Gandekan, Jebres, Surakarta. Gedung Ketoprak Taman Balaikambang digunakan sebagai tempat pentas Ketoprak
Balaikambang yang menghasilkan peristiwa pertunjukan yang dapat diamati. Pendapa TBJT Surakarta digunakan sebagai tempat pentas Ketoprak
Balaikambang dan Ketoprak Muda Surakarta KMS. KMS sendiri sebelumnya mengadakan proses latihan di Pendapa ISI Surakarta. Sementara
itu, Ketoprak Ngampung menggelar pementasannya di Kelurahan Gandekan. Tempat-tempat tersebut menghasilkan peristiwa pertunjukan, latihan, dan
persiapan ketoprak yang dapat diamati. 3. Dokumentasi
Sumber data dokumentasi diambil dari dokumentasi-dokumentasi pertunjukan ketoprak di Surakarta. Dokumentasi berupa foto. Semua peristiwa
yang diamati dalam sumber data kedua di atas diabadikan dalam foto yang dapat dikaji lebih detail. Selain peristiwa tersebut, foto pertunjukan Ketoprak
Pendhapan juga berhasil dikumpulkan guna melihat karakter pertunjukan kelompok ini.
D. Teknik Sampling