commit to user
17
Drama dan teater merupakan dua hal yang serupa dengan sedikit perbedaan. Persamaannya terletak pada makna sebuah pertunjukan di atas panggung yang
merepresentasikan suatu kejadian dalam kehidupan nyata. Sementara perbedaannya hanyalah sudut pandang dari masing-masing orang dalam memaknai kedua istilah
tersebut yang berbeda-beda. Di dalam drama ada teater dan di dalam teater ada drama.
2. Sejarah Lahirnya Teater
Tidak ada bukti tertulis yang menyebutkan awal mula lahirnya teater. Orang mengetahui teater hanya berdasarkan ciri-ciri umum yang melatarbelakangi
munculnya istilah teater. Riantiarno 2003: 12 menyebutkan bahwa: Teater Barat berasal dari YunaniGreek. Sedangkan teater Timur,
tumbuh dan berkembang di Cina Opera Cina, Jepang Kabuki, Noh, Bunraku, India, Bali bersumber dari Epos Ramayana dan Mahabharata,
Jawa Wayang. Bentuk dan konvensinya bermacam-macam, misalnya Teater Indian Amerika yang dimaksudkan sebagai upacara ritual mereka.
Mulanya, teater hanya dilakoni sebagai sebuah upacara ritual keagamaan sekitar ribuan tahun sebelum masehi. Beberapa bangsa kuno
yang memiliki peradaban maju, seperti Maya di Amerika Selatan, Mesir Kuno, Babylonia, Asia Tengah, dan Cina, menggunakan bentuk teater sebagai
salah satu cara untuk berhubungan dengan “Yang Mahakuasa”.
Sementara itu, Eko Santoso, dkk. 2009: 24 menyebutkan tiga teori tentang asal mulanya teater, yaitu 1 berasal dari upacara agama primitif; 2 berasal dari
nyanyian untuk menghormati seorang pahlawan di kuburannya; dan 3 berasal dari kegemaran manusia mendengarkan cerita.
commit to user
18
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teater bermula dari upacara-upacara ritual yang dilakukan oleh manusia. Upacara-upacara tersebut sudah
dilakukan semenjak manusia mulai mengenal peradaban. Catatan sejarah dan perkembangan teater dimulai pada zaman Yunani Kuno
dan Romawi Kuno. Harymawan 1993: 80-81 menjelaskan bagaimana kedua bangsa tersebut melahirkan tokoh-tokoh teater. Di Yunani, ada sedikitnya lima tokoh teater
yang terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu Aeshylos, Sophlocles, dan Euripides tragedi serta Aristophanes dan Menander Komedi. Teater Romawi pun mengambil
alih atau mengadaptasi bentuk Teater Yunani. Pertunjukan Teater Romawi dikenalkan oleh Livius Andronicus yang merupakan seorang seniman dari Yunani.
Pada masa selanjutnya, teater terus berkembang seiring dengan perubahan pola berpikir manusia dalam bentuk peradaban. Pada massa Renaisance, muncul
istilah Teater Renaisance. Begitu pula dengan Teater Elizabethan. Pada zaman Ratu Elizabeth I bertahta di Inggris, lahirlah dramawan kenamaan William Shakespeare
dengan karya-karya besarnya seperti Hamlet, Macbeth, Otello, Romeo Juliet, dan sebagainya. Sementara pada zaman Renaisance, perubahan besar teater terjadi pada
bentuk gedung-gedung pertunjukan yang semakin membaik sejalan dengan perubahan besar pada masanya.
Pada masa-masa setelahnya, teater semakin berkembang. Indonesia pun menerima imbas dari perkembangan teater tersebut. Perdagangan antarnegara yang
mulai terjalin membawa serta budaya-budaya negara lain, termasuk seni pertunjukan ke Indonesia.
commit to user
19
3. Teater Tradisional dan Teater Modern