Kadar Abu Berdasarkan Jenis Tanah Tempat Tumbuh Kalakai

B. Kadar Air Kalakai

Hasil analisis kadar air kalakai segar ditunjukkan oleh Tabel 5. Hasil analisis ragam dengan ANOVA untuk pengaruh jenis tanah tempat tumbuh kalakai terhadap kadar air kalakai menunjukkan bahwa jenis tanah tempat tumbuh kalakai tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kalakai pada taraf signifikansi 5 Lampiran 4. Tabel 5 Data kadar air kalakai basis basah Jenis tanah tempat tumbuh kalakai Kadar air kalakai Bergambut 1 90.70 Bergambut 2 89.11 Sulfat masam 89.97 Pasir Kuarsa 88.98 Aluvial 90.05

C. Kadar Abu Kalakai

Kadar abu kalakai yang diperoleh pada penelitian ini tampak pada Tabel 6 . Kadar abu kalakai segar yang diperoleh pada penelitian ini berkisar 0.81 hingga 1.01 . Hasil tersebut sedikit lebih rendah dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meiri 2005 dan Irawan et al. 2006 mengenai kandungan gizi pada beberapa sayuran lokal di Palangkaraya. Kadar abu pada kalakai menurut Meiri 2005 adalah 1.30 berat basah dan pada penelitian Irawan et al. 2006, sebesar 1.19 berat basah. Perbedaan ini diduga karena perbedaan kondisi lahan tempat tumbuh sampel kalakai yang digunakan pada saat penelitian. Menurut Kawashima et al. 2003, perbedaan jenis tanah merupakan salah satu penyebab berbedanya nilai nutrisi pada sayuran.

1. Kadar Abu Berdasarkan Jenis Tanah Tempat Tumbuh Kalakai

Kadar abu pada kalakai segar tertinggi terdapat pada kalakai yang berasal dari tanah bergambut 1 yaitu 9.26 basis kering, diikuti dengan kalakai yang berasal dari tanah bergambut 2 sebesar 9.25, sulfat masam yaitu sebesar 9.21, kalakai segar dari tanah pasir kuarsa sebesar 8.35, dan kalakai segar dari tanah mineral sebesar 8.12 Tabel 6. Tabel 6 Data kadar abu kalakai basis kering Sayuran Perlakuan Kadar Abu BK BB Kalakai dari tanah bergambut 1 Segar a 9.26 0.86 Rebus b 5.37 0.50 Kukus c 7.96 0.74 Tumis d 6.36 0.59 Kalakai dari tanah bergambut 2 Segar a 9.25 1.01 Rebus b 4.99 0.54 Kukus c 7.88 0.86 Tumis d 6.47 0.70 Kalakai dari tanah sulfat masam Segar a 9.21 0.92 Rebus b 4.74 0.48 Kukus c 8.37 0.84 Tumis d 5.93 0.60 Kalakai dari tanah pasir Kuarsa Segar a 8.35 0.92 Rebus b 4.59 0.51 Kukus c 7.39 0.81 Tumis d 6.18 0.68 Kalakai dari tanah aluvial Segar a 8.12 0.81 Rebus b 4.67 0.46 Kukus c 7.62 0.76 Tumis d 5.78 0.58 Keterangan : tiap sampel yang memiliki huruf yang sama pada perlakuan pemasakan menunjukkan bahwa kadar abu sampel pada berbagai perlakuan pemasakan tidak berbeda nyata pada taraf 5 Hasil uji lanjut Duncan pada pengaruh jenis tanah tempat tumbuh kalakai terhadap kadar abu sampel segar menunjukkan bahwa kadar abu pada kalakai dari tanah bergambut 1, gambut bergambut 2 dan sulfat masam tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi 5 Lampiran 5. Sampel tersebut berbeda nyata terhadap kadar abu dengan sampel dari tanah pasir kuarsa dan tanah aluvial. Tanah gambut memiliki tingkat kesuburan yang beragam Noor, 2001. Pada penelitian ini tanah bergambut 1 merupakan gambut yang telah mengalami penipisan. Kadar abu yang tinggi pada tanah bergambut 2 diduga disebabkan oleh bertambahnya kandungan mineral di tanah akibat terjadinya kebakaran. Berdasarkan hasil penelitian Iswanto 2005 mengenai perubahan fisik dan kimia tanah gambut setelah terbakar mengalami peningkatan fosfor, kalsium, magnesium, natrium, kapasitas tukar kation, dan kadar pH. Baehaqi 2008 juga melaporkan bahwa tanah gambut yang tidak pernah terbakar dan pernah terbakar memiliki karakteristik kimia dan fisik yang berbeda. Kadar abu yang tinggi pada tanah sulfat masam disebabkan oleh kondisi keasaman tanah yang cukup tinggi. Menurut Hardjowigeno 2003, pada tanah yang masam, unsur- unsur mikro menjadi mudah larut, sehingga ditemukan jumlah unsur mikro yang banyak.

2. Kadar Abu Berdasarkan Jenis Pemasakan Kalakai