mengakibatkan anemia. Menurut Shimson 1991, hampir dua per tiga anak-anak dan ibu-ibu di negara berkembang menderita kekurangan besi.
Asupan berlebih terhadap zat besi dalam tubuh juga dapat menyebabkan toksisitas. Selain dari asupan berlebih terhadap zat besi.
toksisitas besi dapat pula disebabkan oleh genetik atau turunan. Toksisitas besi yang disebabkan oleh penyakit genetik atau turunan biasa disebut juga
hemocromatosis. Penyakit ini dapat menyebabkan over absorption sehingga menimbulkan kerusakan hati dan jantung.
4. Seng Zn
Zn diabsorpsi oleh partikel tanah liat atau membentuk kompleks dengan materi organik. Mineral ini diserap cepat dalam bentuk ion bivalen
Zn
2+
. Seperti tembaga, ketersediaan Zn menurun seiring meningkatnya
pH, dan dengan peningkatan fosfat Sutcliffe dan Baker, 1975.
Asupan Zn cukup penting untuk mendukung fungsi tubuh manusia. seperti pada sintesis asam nukleat, metabolisme protein, penyembuh luka,
fungsi perkembangan imun, perkembangan organ seksual, struktur dan fungsi membran sel, komponen dari superoksida dismutase SOD dan
tulang, serta mengatur pelepasan dan fungsi insulin Mardlaw, 1999. Defisiensi Zn di negara berkembang merupakan hal yang perlu
diperhatikan karena hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan Zn tidak hanya berkontribusi pada penurunan pertumbuhan tetapi juga
meningkatkan keabnormalan. Asupan Zn yang cukup dapat menurunkan penyakit diare yang menjadi penyebab penting kematian di negara
berkembang. Recommended Daily Allowance RDA Zn untuk wanita dewasa
adalah 12 mg per hari, sedangkan untuk laki-laki dewasa adalah 15 mg per hari Mardlaw, 1999. Zn dapat menimbulkan toksisitas bila jumlah dalam
tubuh ± 1000 ppm NRC, 1980.
5. Mangan Mn
Mn merupakan mineral esensial bagi tubuh manusia. Manusia jarang mengalami defisiensi mineral ini. Fungsi penting Mn adalah sebagai
kofaktor enzim piruvat karboksilase dan superoksida dismutase. Bahan pengan sumber mangan antara lain biji-bijian, buah, dan sayuran. Asupan
kebutuhan Mn yang diperlukan tubuh yaitu 2-9 mg per hari.
6. Tembaga Cu
Kandungan Cu dalam tanaman tergantung dari jenis tanah tumbuh, spesies tanaman, umur, pemeliharaan tanaman, iklim, dan derajat
keasaman dari tanah. Tanah bersifat asam akan meningkatkan kelarutan sehingga ketersediaan logam berat di dalam tanah dapat berlebih
Darmono, 2001. Konsentrasi tembaga pada tumbuhan menurun bersamaan dengan semakin tua umur tumbuhan dan akan rendah kadarnya
pada tanah yang bersifat basa Mc Dowell, 1985. Cu merupakan trace element. Beberapa peranan Cu antara lain, Cu
menjadi bagian dari beberapa enzim, memiliki kontribusi dalam aktivitas beberapa enzim, dan membantu metabolisme besi. Sekitar 55-57
tembaga dapat diserap tubuh. Cu merupakan konstituen yang harus ada dalam makanan manusia. Beberapa senyawa yang dapat terganggu
penyerapannya ke dalam tubuh akibat keberadaan tembaga antara lain fitat, asam amino tertentu, vitamin C, serat, Zn, dan Fe Mc Dowell, 1985.
7. Aluminium Al