D. Analisis Mineral dengan AAS Atomic Absorption Spectrometry
Salah satu alat yang dewasa ini digunakan untuk mengukur mineral adalah Atomic Absorption Spectrometry AAS. AAS telah digunakan untuk
mengukur sekitar 70 macam mineral karena kemampuannya mengukur kandungan mineral dengan baik. Komponen penting yang terdapat pada AAS
terdiri dari sumber radiasi, atomizer, serta sistem optik dan pengukuran. Sumber radiasi pada AAS harus stabil dan konsisten, memberikan intensitas
yang cukup dalam area spektrum yang cocok dengan tingkat gangguan serendah mungkin, serta tahan lama. Lampu yang biasa digunakan karena
memenuhi karakteristik tersebut adalah lampu hallow cathode. Lampu hallow cathode terdiri dari hallow cathode dan anoda yang mengandung gas murni
seperti argon atau neon. Selain itu sering juga digunakan discharge lamps dan electrodeless discharge lamps Van Loon, 1980.
Atomizer merupakan komponen dasar AAS yang bertujuan untuk menghasilkan sebanyak mungkin sampel yang teratomisasi dengan tingkat
propagasi yang sangat rendah. Flames merupakan sumber atomisasi yang paling popular. Tipe flame yang digunakan diantaranya udara-asetilen dan
N
2
O-asetilen Van Loon, 1980.
E. Proses pemasakan
Kalakai merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Kalimantan terutama oleh suku Dayak.
Pengaruh pengolahan akan mempengaruhi kandungan nutrisi yang terdapat pada kalakai. Daya larut mineral serta perlakuan pemanasan saat pengolahan
dapat mempengaruhi jumlahnya pada saat dikonsumsi. Beberapa proses pemasakan kalakai yang biasa dilakukan oleh masyarakat Dayak adalah
penumisan dan perebusan. Perebusan merupakan proses pemasakan dengan menggunakan air
mendidih pada suhu sekitar 100
o
C dengan menggunakan air sebagai media penghantar panas. Penumisan merupakan proses pemasakan dengan
menggunakan minyak. Cara pemasakan lain yang juga umum digunakan
adalah pengukusan. Pengukusan merupakan proses pemasakan dengan medium uap air Williams, 1979.
Proses pemasakan pada sayuran dimaksudkan agar sayuran lebih mudah dicerna, meningkatkan dan mengubah cita rasa, membunuh
mikroorganisme patogen serta menghilangkan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Namun, proses pemasakan juga dapat berefek merugikan karena
dapat menghilangkan daya guna zat gizi. Menurut Belitz dan Grosch 1999, selama proses pemasakan terdapat ion logam yang diperoleh dari bahan
pangan itu sendiri atau akibat pengolahan pangan yang mempengaruhi kualitas dan penampakan visual bahan pangan.
III. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2010 di Kalimantan Tengah dan Bogor, Jawa Barat. Pengambilan sampel
dilakukan di lima lokasi di kota Palangkaraya dan sekitarnya. Laboratorium yang digunakan terdiri atas Laboratorium Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian, Universitas Palangkaraya, Laboratorium ITP Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, dan Laboratorium AAS Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. Khusus untuk analisis kandungan mineral aluminum dilakukan di Balai Penelitian Tanah, Bogor.
B. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kalakai yang tumbuh pada tanah bergambut di kota Palangkaraya dan Tangkiling
kecamatan Bukit Batu kotamadya Palangkaraya, kalakai yang tumbuh pada tanah sulfat masam di Anjir kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah,
kalakai yang tumbuh di tanah pasir kuarsa Kalampangan kabupaten Sebangau, dan kalakai yang tumbuh di tanah aluvial di Jabiren kabupaten
Pulang Pisau. Kelima kalakai tersebut diambil pada bulan Januari dan Februari. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah HNO
3
, HCl, air demineralisasi, lanthanum klorida, dan HClO
4
. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah perlengkapan
memasak, Atomic Absorption Spectrophotometry AAS Perkin Elmer 1100B, oven biasa, tanur listrik, desikator, neraca analitik, gegep, soxhlet,
hot plate, gelas beaker, gelas pengaduk, corong kaca, erlenmeyer, gelas piala, cawan aluminium, dan cawan porselen.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini terbagi menjadi dua tahapan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama.