a. Tanah Bergambut
Kandungan makro mineral Mg dan Ca pada kalakai dari tanah bergambut tidak terlalu berbeda dengan kalakai yang berasal
dari ketiga jenis tanah lainnya Tabel 6. Kalakai yang berasal dari
tanah bergambut umumnya memiliki kandungan mikro mineral cukup tinggi. Mikro mineral tertinggi yang ditemukan pada kalakai
dari tanah bergambut adalah Zn 134.6 ppm basis kering atau 13.83 ppm basis basah, sedangkan mineral lain seperti Fe, Mn, Cu, dan Al
kadarnya lebih rendah. Kandungan Zn yang diperoleh pada penelitian ini lebih tinggi
dari kandungan Zn pada kalakai menurut penelitian Mulyanto et al. 1995 yaitu 9.5 ppm. Perbedaan ini diduga akibat perbedaan pH
tanah antara penelitian ini dengan penelitian Mulyanto et al. 1995. Pada penelitian ini pH tanah adalah 6.08, sedangkan pH tanah pada
Mulyanto et al. 1995 adalah 4.31. Berdasarkan Noor 2004, defisiensi Zn terjadi pada tanah dengan pH kurang dari 6 dan tanah
dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Mineral Cu kalakai dari tanah bergambut ditemukan dalam
jumlah rendah pada bulan Januari 4.5 ppm dan bulan Februari 10.7 ppm. Hal ini diduga akibat rendahnya Cu pada tanah
bergambut. Berdasarkan Aubert dan Pinta 1977, tanah yang mengalami defisiensi Cu sering terjadi pada tanah bergambut dan
tanah pasir kuarsa di wilayah dengan curah hujan tinggi. Hardjowigeno 2003, juga menyebutkan bahwa ikatan antara logam
dan bahan organik dapat terjadi, sehingga banyak tanah bergambut yang kekurangan ion Cu. Faktor alam juga sangat mempengaruhi
unsur hara yang dapat terserap ke dalam tumbuhan. Kandungan mineral dan trace element pada tumbuhan dipengaruhi oleh kondisi
tanah, penggunaan pupuk, dan tingkat kedewasaan tumbuhan pada saat panen Hattori and Chino, 2001.
b. Tanah Sulfat Masam
Kandungan makro mineral Mg dan Ca pada kalakai dari tanah sulfat masam tidak terlalu berbeda dengan kalakai yang berasal
dari ketiga jenis tanah lainnya. Hanya saja kandungan Mg ditemukan sedikit lebih tinggi yaitu 6087 ppm jika dibandingkan dengan kalakai
dari jenis tanah lain Tabel 6.
Mikro mineral tertinggi yang terdapat pada kalakai dari tanah ini adalah Fe dan Al yaitu masing-masing sebesar 336.4 ppm dan
76.4 ppm. Tingginya kandungan Fe dan Al pada tanah ini diduga akibat pH tanah tempat tumbuh kalakai yang cenderung rendah yaitu
5.5. Kandungan Fe pada kalakai yang berasal dari tanah sulfat
masam paling tinggi dibandingkan dengan kalakai dari jenis tanah lain yaitu 33.64 mg100g bk atau 3.37 mg100g bb. Jumlah ini tidak
melebihi batas asupan harian yang disarankan yaitu 15 mg per hari. Bahkan, dapat memenuhi 20 kebutuhan harian Fe. Namun jika
kalakai berasal dari tanah sulfat masam dengan pH yang lebih rendah pH 3 maka kemungkinan terserapnya Fe ke dalam
tumbuhan semakin besar. Jika Fe terserap ke dalam kalakai dalam jumlah besar maka akan berbahaya bagi yang mengkonsumsinya.
Al yang diperoleh pada pada penelitian ini tidak sebesar Al yang diperoleh pada penelitian Mulyanto et al. 1995 yaitu sebesar
257.3 ppm pada kalakai yang tumbuh di tanah sulfat masam. Hal ini dikarenakan perbedaan pH tanah sulfat masam pada saat
pengambilan sampel. Tanah sulfat masam pada penelitian Mulyanto et al. 1995 adalah 4.31, sedangkan pada penelitian ini sebesar 5.5.
Menurut Noor 2001, pada tanah yang asam kelarutan mikro mineral semakin tinggi, sehingga lebih banyak yang terserap oleh
tumbuhan. Menurut Soepardi 1979, alumunium yang tinggi pada tanah
masam menyebabakan ketersediaan unsur hara mikro lain seperti besi, mangan, seng, copper juga meningkat sehingga dapat meracuni
tanaman, sedangkan ketersediaan molibdenum menurun sehingga mengalami defisiensi.
c. Tanah Pasir Kuarsa