Tanah Sub DAS Cipeureu

secara selaras, di beberapa tempat daerah ini ditemukan banyak fosil globigerina oligosin Effendi 1974 dalam Manan, dkk1991.

4.5.1 Tanah Sub DAS Cipeureu

Hasil analisa mineralogi tanah oleh Manan, dkk 1991 menunjukkan bahwa susunan mineral pasir total didominasi oleh kuarsa penuh, diikuti adanya sanidin. Hal ini menunjukkan bahwa bahan induk tanah di Sub DAS Cipeureu berasal dari batuan sedimen tua tersier bersifat masam. Cadangan mineral umumnya rendah, kecuali di beberapa tempat, yang banyak dipengaruhi bahan-bahan volkan, yang diduga berasal dari Gunung Pangrango. Komplek liatnya didominasi oleh tipe liat kaolinit, haulisit yang memiliki daya menahan hara dan air rendah. Jenis tanah yang terdapat di Sub DAS Cipeureu adalah tanah latosol dan tanah podsolik. Latosol merupakan tanah yang tergolong cukup baik jika dilihat dari sudut kimia fisik yang berhubungan langsung dengan penggunaan praktis di lapangan. Sifat gembur, struktur ramah dan tekstur liat dengan kadang-kadang berdebu atau berlempung merupakan cirri khas baiknya sifat fisik. Sifat kimia, pH H20 berkisar antara 4,4 sampai 4,9; kapasitas tukar kation KTK berkisar antara 14,6 sampai 24,5 mendukung adanya pendominasian tipe liat 1:1. Rata-rata kejenuhan basa pada lapisan olah tergolong sedang F=30; C-organik pada lapisan olah cukup yaitu rata-rata lebih dari 2,5; sedangkan rata-rata N-total di lapisan olah tergolong sedang lebih dari 0,2. Permeabilitas tanah lapisan atas rata-rata 2,91 cmjam, sedangkan tanah sub.soil rata-rata permeabilitasnya adalah 2,01 cmjam. Padanan nama tanah seperti ini dalam sistem taksonomi USDA 1975 adalah Tropohumult. Tanah podsolik adalah yang paling luas penyebarannya di Indonesia. Perbedaan utama dengan latosol adalah kedalaman tanah podsolik ini umumnya 1 meter. Sifat morfologi tanah dari profil F2 sukar dibedakan dengan latosol, tetapi sifat kimia-fisiknya memiliki beberapa data yang mendukung podsolik. Sifat tersebut diantaranya adalah permeabilitas yang lambat, yaitu untuk lapisan top soil sebesar 0,78 cmjam, sedangkan untuk lapisan sub soil sebesar 0,009 cmjam. Pada horison A berkadar C-organik 2,5 dengan nilai nisbah C dan N lebih dari 12 CN=14,5sehingga khusus untuk profil F2 dalam klasifikasi Dudal Soepraptohardjo 1957 tergolong Latosol-Podsolik.

4.5.2 Tanah Sub DAS Cibadak