Nisbah Kelamin HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 8. Faktor kondisi rata-rata ikan kembung perempuan R. brachysoma a jantan dan b betina pada setiap waktu di perairan Teluk Jakarta Nilai faktor kondisi ikan jantan dan betina hampir memiliki pola yang sama. Faktor kondisi ikan jantan maupun betina cenderung menurun pada bulan Agustus dan Oktober dan meningkat pada bulan September dan November. Pada bulan Agustus dan Oktober diduga ikan kembung perempuan telah mengalami kematangan gonad yang tinggi dan sedang mengalami musim pemijahan sehingga memerlukan pemanfaatan energi untuk bergerak migrasi dan beradaptasi dengan lingkungan pemijahan yaitu laut lepas. Oleh karena itu, ikan cenderung beradaptasi dengan lingkungan dan mengakibatkan kondisi tubuh ikan yang semakin menurun. Faktor kondisi meningkat kembali pada bulan September, diduga ikan telah mampu beradaptasi terhadap lingkungan dan mendapatkan asupan makanan yang cukup untuk tumbuh dan perkembangan gonad. Peningkatan faktor kondisi disebabkan oleh perkembangan gonad yang akan mencapai puncaknya sebelum terjadi pemijahan Pantulu 1963 in Effendie 1997.

4.5. Nisbah Kelamin

Nisbah kelamin adalah perbandingan jenis kelamin jantan dan betina. Aspek ini berhubungan dengan kondisi populasi ikan dalam suatu perairan dengan melihat perbandingan antara jumlah jantan dan jumlah betina dalam suatu 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 Faktor kondisi rata ‐rata Waktu penelitian a 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 Faktor kondisi rata ‐rata Waktu penelitian b populasi, dimana rasio 1 : 1 ikan jantan dan ikan betina masing-masing 50 merupakan kondisi yang ideal Ball and Rao 1984. Namun pada kenyataannya, kondisi ideal tidak harus 1:1. Ikan kembung perempuan yang memiliki TKG IV berjumlah 113 ekor yang terdiri dari 45 ekor ikan jantan dan 68 ekor ikan betina. Gambar 9. Persentase jumlah jenis kelamin ikan kembung perempuan R. brachysoma a semua TKG dan b TKG IV setiap waktu di perairan Teluk Jakarta Keterangan : = Jantan = Betina Berdasarkan Gambar 9a, terlihat bahwa persentase jumlah kelamin ikan jantan maupun ikan betina pada semua TKG mengalami fluktuasi. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas penangkapan dan ikan yang memiliki sifat yang bergerombol schooling. Sedangkan pada Gambar 9b, terlihat bahwa persentase jumlah ikan jantan maupun betina yang berTKG IV lebih didominasi oleh ikan betina sehingga dapat dikatakan ikan betina lebih banyak dibandingkan ikan jantan di perairan Teluk Jakarta. Nisbah kelamin JB gambar 10 dipisahkan berdasarkan semua TKG dan TKG IV. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan antara keadaan nisbah kelamin ikan secara umum yaitu semua TKG dan TKG IV yang merupakan keadaan ikan yang akan memijah. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 jumlah jenis kelamin waktu penelitian a 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 jumlah jenis kelamin waktu penelitian b Gambar 10. Nisbah kelamin ikan kembung perempuan R. brachysoma JB semua TKG dan TKG IV setiap waktu di perairan Teluk Jakarta. Berdasarkan hasil uji “chi-square” pada selang kepercayaan 95 α = 0,05 terhadap nisbah kelamin menunjukkan hasil nyata bahwa nisbah kelamin ikan kembung perempuan jantan dan betina dari semua TKG adalah seimbang antara 1:1,08. Sedangkan nisbah kelamin ikan kembung perempuan yang ber-TKG IV jantan dan betina menunjukkan hasil yang tidak seimbang antara 1:1,5. Hasil yang tidak seimbang ini juga terjadi pada ikan kembung perempuan di Perairan Burma yaitu 1:1,7 Druzhinin 1968. Hal ini diduga bahwa untuk menjamin keberhasilan pemijahan ikan kembung perempuan diperlukan jumlah ikan betina yang lebih banyak dibandingkan ikan jantan, namun untuk dikatakan ideal atau tidaknya kondisi tersebut maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai nisbah kelamin. Penyimpangan pada pola perbandingan 1:1 dapat dikarenakan adanya perbedaan pola tingkah laku bergerombol, perbedaan laju mortalitas, dan pertumbuhan antara jantan dan betina Febianto 2007.

4.6. Ukuran Pertama Kali Matang Gonad