4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Keadaan Umum Perairan Teluk Jakarta
Perairan Teluk Jakarta merupakan salah satu teluk yang terdapat di utara pulau Jawa. Secara geografis, teluk ini mempunyai panjang pantai kurang lebih 89
km yang terletak antara 05°48 50 LS – 06°10 30 LS dan 106°33 00 BT – 107°03 00 BT, membentang dari Tanjung Pasir di bagian barat hingga Tanjung
Karawang di bagian timur. Bagian tengah dan barat teluk terdapat beberapa pulau kecil yang merupakan bagian dari gugusan kepulauan Seribu Pardjaman 1977 in
Nurafni 2002. Kedalaman rata-rata perairan Teluk Jakarta adalah kurang lebih 15 meter. Topografi dasar bagian tengah melandai ke arah utara dengan kedalaman
berkisar antara 20 – 30 meter sehingga teluk ini digolongkan sebagai perairan yang dangkal Anggoro 2002. Perairan ini mengalir sungai-sungai besar
diantaranya Citarum, Bekasi, Ciliwung, serta sungai-sungai kecil dan sungai- sungai buatan seperti Sungai Cidurian, Cilontar, Cisadane, Kali Angke, Kali
Pesanggrahan, Kali Grogol, Kali Sunter, Kali Cakung, dan Kali Cikarawang. Sungai-sungai yang bermuara di Teluk ini banyak mengangkut bahan-bahan
buangan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia di daratan Suyarso 1995 in
Nurafni 2002. Teluk Jakarta memiliki banyak fungsi strategis baik secara ekonomis
maupun ekologis di Indonesia, diantaranya ialah merupakan pintu gerbang laut bagi hubungan ibukota negara dengan bagian-bagian lain dari kepulauan
Indonesia dan hubungan dagang internasional, sebagai sumber mata pencaharian bagi para nelayan untuk kegiatan penangkapan maupun budidaya, sebagai tempat
penampung limbah yang dibuang baik sengaja maupun tidak sengaja kedalam teluk. Kegiatan penangkapan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
konsumsi masyarakat akan kebutuhan pangan. Salah satu ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis penting adalah ikan kembung perempuan Rastrelliger
brachysoma . Ikan ini adalah ikan yang paling banyak diminati oleh masyarakat
karena memiliki rasa yang enak dan harga yang relatif terjangkau. Sumber pencemaran perairan pesisir dan perairan Teluk Jakarta dapat
dikelompokkan menjadi tujuh kelas, yaitu industri, sewage limbah cair
pemukiman, urban stormwater limbah cair perkotaan, pertambangan, pelayaran, pertanian, dan perikanan budidaya. Bahan pencemar yang terkandung
di dalamnya dapat berupa sedimen, unsur hara, logam beracun, pestisida, organisme eksotik, organisme patogen, sampah, dan oxygen depleting substance
bahan penyebab oksigen terlarut berkurang KPPL dan PPLH-IPB 1997 in Anggoro 2002.
Menurut Praseno dan Kastoro 1979, pengendapan sedimen dari sungai yang melalui kota Jakarta memiliki warna hitam. Warna ini disebabkan oleh
pembusukan zat organik dan oleh minyak. Penambangan pasir di laut juga berakibat semakin keruhnya air laut sehingga dapat mengganggu kehidupan
tumbuh-tumbuhan terutama fitoplankton dan zooplankton cladocera. Namun akibat dari pengaruh daratan ini bisa positif, yaitu dengan terjadinya pengayaan
zat hara di lingkungan laut maka kemungkinan fitoplankton dapat melimpah dan sehingga jumlah zooplankton menjadi lebih banyak, akibatnya perairan tersebut
menjadi subur. Penangkapan serta pencemaran yang terjadi akan berpengaruh terhadap
habitat dan kelangsungan hidup populasi ikan sebagai salah satu sumberdaya yang ada di perairan Teluk Jakarta. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan yang
tepat agar kelestarian sumberdaya ikan dapat terus berkelanjutan.
4.2. Hubungan Panjang dengan Berat Tubuh Ikan