Metode Pengeringan Teori Pengeringan

10

2.5.2. Metode Pengeringan

Metode pengeringan adalah cara yang digunakan untuk melakukan proses pengeringan. Metode pengeringan secara umum terdiri dari dua yaitu pengeringan secara manual dan pengeringan secara mekanis. Pengeringan secara manual bisaa disebut dengan pengeringan alami natural drying dan pengeringan secara mekanis disebut dengan pengeringan buatan artificial drying Pada pengeringan alami natural drying panas pengeringan dipengaruhi dari udara sekitar atau matahari. Pengeringan alami ini bisaa dilakukan dengan cara penjemuran. Pengeringan alami ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain yaitu tergantung dengan cuaca, sukar dikontrol, memerlukan tempat penjemuran yang luas, mudah terkontaminasidan memerlukan waktu yang lama Widodo dan Hendriadi, 2004 dalam Frima, 2008 . Pengeringan mekanis pengeringan buatan dilakukan dengan menyalurkan panas dari sistem melalui bahan atau produk pertanian dapat menggunakan pembakaran biomassa atau sumber energi lainnya sebagai sumber panas. Keuntungannya antara lain yaitu tidak tergantung cuaca, kapasitas pengeringan dapat dipilih sesuai dengan yang diperlukan, tidak memerlukan tempat yang luas dan kondisi pengeringan dapat dikontrol Widodo dan Hendriadi, 2004 dalam Frima, 2008 Pada pengeringan buatan udara yang melalui produk dibuat dengan menggunakan kipas atau blower. Panas diperlukan untuk menaikkan suhu dalam udara pengering. Penambahan panas dalam udara pengering bertujuan untuk menaikkan kapasitas udara yang membawa uap kira-kira menaikkan 2 kali lipat untuk setiap peningkatan suhu 4ÂșC dan suhu untuk memanaskan produk menjadi lebih tinggi Hall, 1963 . Panas yang digunakan dalam proses pengeringan buatan berasal dari berbagai sumber energi panas yang ada, tergantung dari ketersediaan sumber energi yang ada di sekitar proses pengeringan berlangsung. Kebanyakan sumber energi yang digunakan adalah biomassa, bahan bakar minyak, dan listrik. Konversi biomassa menjadi panas bisaanya menggunakan tungku atau boiler melalui proses pembakaran. Bisaanya uap panas hasil pembakaran tidak secara langsung bersentuhan dengan bahan melainkan melalui alat penukar panas heat exchanger terlebih dahulu supaya bahan tidak terkontaminasi oleh bau uap biomassa dan jelaga yang ditimbulkan. Panas yang dihasilkan dari pembakaran biomassa berbeda-beda tergantung dari nilai kalor dari biomassa tersebut. Alat konversi yang sering digunakan untuk bahan bakar minyak sebagai penyedia panas adalah burner atau boiler. Panas yang dihasilkan dari BBM tergantung nilai kalornya. Sedangkan laju pemakaian BBM tergantung dari tekanan yang diberikan kepada burner. Penyedia panas yang lain adalah listrik. Keunggulannya yaitu mampu menghasilkan energi yang besar, bisa diatur dengan keinginan pengguna, dan bersih. Namun kelemahannya yaitu penggunaan listrik cenderung mahal karena daya yang digunakan besar untuk pemakaian yang kontinyu. Bahan yang akan dikeringkan menentukan jenis mesin pengering yang akan digunakan. Pemilihan mesin pengering yang sesuai akan meningkatkan efisiensi pengeringan. Untuk menentukan dan memilih mesin pengering yang akan digunakan seseorang sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal yang meliputi tahap pra-pengeringan misalnya pelepasan air secara mekanis, evaporasi, pengkondisian awal bahan umpan dengan pencampuran padatan, pengenceran atau pembuatan pellet, dan pengumpanan serta tahap pasca-panen seperti pembersihan gas buang, pengumpulan hasil, pendaurulangan sebagian hasil luaran, pendinginan hasil, pelapisan hasil, aglomerasi, dan lain-lain Devahastin, 2001 dalam Hananto, 2006 11

2.6. Efek Rumah Kaca pada Pengering Surya