25 Gambar 19. Perubahan Suhu Penukar Panas pada Malam hari pengujian IV
Pengujian  IV  memfokuskan  pada  kerja  penukar  panas  didalam  ruang  pengering dengan  bantuan  pemanas  tambahan.  Suhu  awal  air  dalam  bak  adalah  28,9
o
C  setelah disirkulasikan  dalam  pipa  terinsulasi  selama  480  menit  suhu  menjadi  61,8
o
C  lebih  tinggi dibandingkan  pengujian  III  pada  kondisi  lingkungan  yang  sama.  Suhu  rata-rata  ruang
pengering  yang  bisa  dicapai  dalam  ruang  pengering  sebesar  28,9
o
C  pada  suhu  lingkungan rata-rata  22,7
o
C.  Selisih  suhu  antar  pengering  dan  suhu  lingkungan  sebesar  6,3
o
C.  Selisih suhu  pada  ruang  pengering  dalam  pengujian  IV  lebih  besar  dari  pengujian  III  salah  satu
faktornya diduga karena pengujian III sirkulasi air melewati pipa absorber pada konsentrator melepas panas ke lingkungan.
Perbandingan  pengujian  untuk  melihat  penukar  panas  pada  malam  hari  saat  cuaca tidak  hujan    dengan  menggunakan  bantuan  pemanas  tambahan  berupa  heater  secara  garis
besar  dari  data  yang  didapat  berjalan  baik.  Perbandingan  pada  Gambar  20.  menunjukkan bahwa rerata suhu ruang pada pengujian IV lebih tinggi dari pengujian III.
Perlakuan dengan cara ini bisa digunakan sebagai alternatif apabila radiasi surya tidak memadai  untuk  memanasi  air  di  bak penampung,  baik  karena  faktor  cuaca  hujan  ataupun
saat pengujian malam Agung, 2008. Pada pengujian ini air tidak diputarkan melewati pipa konsentrator  melainkan  melalui  saluran  tambahan  yang  digunakan  untuk  bypass  masuk  ke
bak penampung.
4.2.3. Pengujian Bak Penampung
Pada  perlakuan  V  untuk  menguji  penurunan  suhu  air  di  bak  penampung.  Bak penampung  diinsulasi  dengan  menggunakan  armaflex  yang  terbuat  dari  polimer  buatan
sehingga bak penampung lebih sedikit mengalami kehilangan panas adiabatik. Pengamatan pengujian  bak  penampung  pada  pengujian  tanpa  aliran  sirkulasi  dapat  dilihat  pada  Gambar
21.
25,0 30,0
35,0 40,0
45,0 50,0
55,0 60,0
65,0
Suhu
o
C
Waktu Menit
In Bak Out Bak
Bak In HE
Out HE Suhu Ruang
Suhu air di konsentrator
26 Gambar 20.  Perbandingan Suhu Ruang terhadap Suhu Lingkungan menggunakan
heater pada pengujian III dan IV
Pada  gambar  21  dapat  dilihat  penurunan  suhu  membentuk  garis  eksponensial.  Bak penampung telah diinsulasi oleh armaflex sehingga penurunan suhunya lama. Suhu air awal
saat  setelah  dipanaskan  adalah  62,4
o
C  diuji  selama  67  jam  suhu  mencapai  tren  suhu  yaitu 25,7
o
C.  Pada  pengujian  ini  dilihat  tiga  titik  pengukuran  bak  di  dinding  bagian  bawah, dinding  bak  bagian  tengah,  dan  dinding  bak  bagian  atas.  Ketiga  titik  pengukuran  itu  suhu
rerata dari ketiga itu dinding tengah meghasilkan  suhu tertinggi sebesar 36
o
C diikuti dinding atas  sebesar  35
o
C  dan  dinding  bawah  sebesar  32,8
o
C.  Hal  Ini  disebabkan  karena  dinding bawah  insulasi  tidak  mampu  menahan  konduksi  panas  menuju  lantai.  Pada  dinding  tengah
suhu  air  lebih  tinggi,  hal  itu  dikarenakan  titik  pengukuran  tengah  lebih  sedikit  potensi kehilangan  panas  terkonduksi  dangan  lantai  ataupun  yang  berhubungan  dengan  udara  pada
penguapan.  Dari data pengujian V koefisien kehilangan panas pada bak dapat dipakai dalam mengasumsi persamaan simulasi bak penampung di semua perlakuan.
4.2.4. Pengujian Pada Sistem Konsentrator Surya
Pengujian  VI  dilakukan  pada  saat  air  masih  hangat  setelah  proses  pengujian  ke  III dilakukan. Gambar 22. memperlihatkan perubahan distribusi suhu saat pengujian.
Pengujian VI untuk melihat kerja sistem dalam proses distribusi sirkulasi air. Air yang digunakan  dalam  pengujian  VI  ini  masih  hangat  sebesar  42,4
o
C,  bertujuan  untuk  melihat perbedaan  dengan  air  saat  dingin.  Cuaca  yang  terjadi  pada  saat  pengujian  cerah  berawan.
Radiasi rerata pengujian yaitu 745,2 Wm
2
. Pada pukul 12.00 WIB saat surya tepat diatas alat pengering,  didapatkan  data  radiasi  tertinggi  sebesar  1090  Wm
2
sehingga  menaikkan parameter pengujian dan dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan.
20,0 25,0
30,0 35,0
Suhu
o
C
Waktu Menit
Suhu Ruang P.III BK P.III
Suhu Ruang P.IV BK P.IV
27 Gambar 21. Penurunan Suhu pada pengujian Bak tanpa aliran pada Pengujian V
Gambar 22. Perubahan distribusi suhu air pada pengujian ke VI Radiasi  surya  pada  pukul  12.45  WIB  tertutup  awan  sehingga  energi  surya  yang
diterima sebesar 368,4 Wm
2
mengakibatkan parameter pengukuran menurun. Suhu air awal pengujian  42,4
o
C  setelah  dilakukan  proses  pemanasan  melalui  pemanfaatan  surya  selama 420 menit  menjadi 44,6
o
C selisih suhu pemanasan yang dapat dicapai sebesar 1,8
o
C. Suhu maksimal  yang  bisa  dicapai  pada  pukul  12.00  WIB  sebesar  46,5
o
C  dan  turun  sampai
250,0 450,0
650,0 850,0
1050,0
20,0 30,0
40,0 50,0
60,0
Ra dia
si Wm
2
suhu
o
C
Waktu menit
IB OB
B IHE
OHE SUHU RUANG
IK OK
KONSENTRATOR BK
Radiasi 23,0
23,5 24,0
24,5 25,0
25,5 26,0
25,0 30,0
35,0 40,0
45,0 50,0
55,0 60,0
65,0
suhu
o
C suhu
o
C
Waktu menit
T Air T Air di Dinding Atas
T Air di Dinding Tengah T Air di Dinding Bawah
suhu lingkungan skala kanan
28 mencapai  44,6
o
C..  Pengujian  VI  mengukur  suhu  ruang  pengering  dengan  rerata  yang dihasilkan pada rak atas bagian kanan sebesar 42,2
o
C , rak atas bagian kiri sebesar 42,4
o
C, rak  bawah  bagian  kanan  sebesar  40,6
o
C,  dan  rak  atas  bagian  kanan  sebesar  42,0
o
C.  Suhu rerata  ruangan  pengering  sebesar  41,8
o
C    dan  suhu  rerata  lingkungan  sebesar  33,2
o
C sehingga selisih distribuasi suhu pada suhu ruang pengering dan suhu lingkungan sebesar 8,6
o
C.  Selisih  ruangan  tersebut  lebih  besar  daripada  pengujian  yang  dilakukan  dengan menggunakan heater sebesar 6,3
o
C pada pengujian IV dan 5,6
o
C pada pengujian III. Pengujian ketujuh merupakan pengulangan dari pengukuran sistem konsentrator surya
ditambahkan pemanas tambahan berupa heater supaya bisa dilihat perbedaan pada pengujian VI sehingga  mendapatkan pembanding dalam proses pengeringan.
Gambar 23. Perubahan Suhu Air pada pengujian ke VII Sama  seperti  pengujian  VI,  pengujian  VII  melihat  perubahan  distribusi  suhu  yang
terjadi  pada  alat  pengering  dengan  menggunakan  panas  tambahan.  Cuaca  saat  melakukan pengujian  berawan  sehingga  beberapa  kali  pada  pengukuran  tertutup  awan.  Suhu  awal  air
pengujian  sebesar 32,6
o
C setelah dilakukan proses sirkulasi air melalui pemanfaatan surya dan  tambahan  pemanas  selama  420  menit  suhunya  menjadi  62,5
o
C.  Selisih  Pemanasan distribuasi suhu air sebesar 29,9
o
C. Pengujian ini mengukur suhu ruang pengeringan dengan rerata  yang  dihasilkan  pada  rak  atas  bagian  kanan  sebesar  41,3
o
C,  rak  atas  bagian  kiri sebesar  41,2
o
C,  rak  bawah  bagian  kiri  sebesar  40,1
o
C,  dan  rak  atas  bagian  kanan  sebesar
100,0 300,0
500,0 700,0
900,0 1100,0
30 40
50 60
70
Ra dia
si Wm
2
suhu
o
C
Waktu menit
inlet bak outlet bak
bak inlet HE
oulet HE konsentrator
outlet konsentrator suhu ruang
Radiasi
29 38,8
o
C.  Rak  kanan  bagian  bawah  lebih  rendah  suhu  yang  bisa  dicapai  dikarenakan penerimaan dari radiasi surya langsung rendah. Suhu rerata ruangan pengering sebesar 40,4
o
C pada suhu rerata lingkungan yang dapat dicapai sebesar 31,8
o
C. Selisih suhu pada suhu ruang  pengering  dan  suhu  lingkungan  sebesar  8,6
o
C.  Dalam  sisi  pemanasan  suhu  air  pada bak  penampung  dari  hasil  sirkulasi  pengujian  VII  lebih  tinggi  dari  pengujian  VI  karena
menggunakan  heater  tetapi  selisih  ruangan  pada  pengujian  VI  dan  pengujian  VII  memiliki nilai yang sama sebesar 8,6
o
C. Hal itu mungkin disebabkan karena pada pengujian VI suhu lingkungan rerata lingkungan lebih tinggi  yang disebabkan karena  intensitas  radiasi sebesar
742,6  Wm
2
lebih  tinggi    sedangkan  pengujian  VII  sebesar  494,5  Wm
2
.  Faktor  yang  lain yang diduga mempengaruhi suhu air yang hangat pada pengujian VI dan pemakaian  heater
yang  dapat  meningkatkan  suhu  pada  sirkulasi  air  di  bak  penampung,  bagaimanapun penerimaan radiasi surya yang berpengaruh dalam proses pengeringan pada siang hari.
4.3. Simulasi perubahan suhu air dalam sistem konsentrator surya