Pengujian Heat Exchanger Pengujian konsentrator surya dan heat exchanger

24

4.2.2. Pengujian Heat Exchanger

Pada perlakuan kedua dilakukan dua pengujian yaitu pengujian III dan pengujian IV dilakukan pada malam hari untuk melihat performansi penukar panas pada ruang pengering dengan menggunakan pemanas tambahan berupa heater. Pada pengujian III dilakukan pada pukul 21.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB saat tidak ada kontribusi dari radiasi surya. Kipas tidak digunakan dan lubang masuk aliran udara di kipas ditutup. Heater pada pengujian ini berfungsi untuk menggantikan kontribusi radiasi yang tidak didapatkan di malam hari sehingga perubahan distribusi suhu air tetap naik. Penggunanan heater bukan alternatif penambahan panas karena listrik yang dibutuhkan cukup besar dalam pengoperasiannya. Perubahan suhu air yang dilewatkan konsentrator surya pada pengujian III dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 18. Perubahan Suhu air dalam Penukar Panas pada Malam hari yang dilewatkan konsentrator pada pengujian III Suhu awal air dalam bak adalah 29,4 o C sedang suhu awal air dalam konsentrator 28,2 o C. Pengujian ini dilakukan selama 480 menit sampai batas terbit fajar. Suhu yang dicapai pada perubahan suhu terus cenderung meningkat karena heater berjalan dengan baik. Suhu sirkulasi air maksimum yang bisa dicapai selama 480 menit dalam kerja sirkulasi air sebesar 59 o C. Pengujian III dapat dilihat bahwa konsentrator hanya menurunkan suhu air pada proses sirkulasi karena absorber pada konsentrator mengambil panas dari proses pemanasan pada bak penampung air dan membuangnya ke lingkungan. Suhu ruang pengering rerata pada pengujian III sebesar 30,1 o C sedangkan suhu lingkungan rata-rata 24,5 o C. Selisih suhu antara suhu ruang pengering dan lingkungan yang dapat dicapai sebesar 5,6 o C. Pada pengujian IV dilakukan pada pukul 21.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB saat tidak ada kontribusi dari radiasi surya. Aliran air tidak dilewatkan ke pipa absorber pada konsentrator surya. Perubahan suhu dapat dilihat pada Gambar 19. 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0 50,0 55,0 60,0 65,0 Suhu o C Waktu Menit inlet bak outlet bak bak inlet HE HE tengah oulet HE Suhu Ruang Suhu Lingkungan 25 Gambar 19. Perubahan Suhu Penukar Panas pada Malam hari pengujian IV Pengujian IV memfokuskan pada kerja penukar panas didalam ruang pengering dengan bantuan pemanas tambahan. Suhu awal air dalam bak adalah 28,9 o C setelah disirkulasikan dalam pipa terinsulasi selama 480 menit suhu menjadi 61,8 o C lebih tinggi dibandingkan pengujian III pada kondisi lingkungan yang sama. Suhu rata-rata ruang pengering yang bisa dicapai dalam ruang pengering sebesar 28,9 o C pada suhu lingkungan rata-rata 22,7 o C. Selisih suhu antar pengering dan suhu lingkungan sebesar 6,3 o C. Selisih suhu pada ruang pengering dalam pengujian IV lebih besar dari pengujian III salah satu faktornya diduga karena pengujian III sirkulasi air melewati pipa absorber pada konsentrator melepas panas ke lingkungan. Perbandingan pengujian untuk melihat penukar panas pada malam hari saat cuaca tidak hujan dengan menggunakan bantuan pemanas tambahan berupa heater secara garis besar dari data yang didapat berjalan baik. Perbandingan pada Gambar 20. menunjukkan bahwa rerata suhu ruang pada pengujian IV lebih tinggi dari pengujian III. Perlakuan dengan cara ini bisa digunakan sebagai alternatif apabila radiasi surya tidak memadai untuk memanasi air di bak penampung, baik karena faktor cuaca hujan ataupun saat pengujian malam Agung, 2008. Pada pengujian ini air tidak diputarkan melewati pipa konsentrator melainkan melalui saluran tambahan yang digunakan untuk bypass masuk ke bak penampung.

4.2.3. Pengujian Bak Penampung