Tempat dan Waktu Spesifikasi teknis pengering rancangan Wulandani et.al

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium energi dan elektrifikasi pertanian laboratorium lapang teknik pertanian yang sekarang menjadi teknik mesin dan biosistem, leuwikopo, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 sampai Maret 2011 .

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Bahan

Pada penelitian kali ini memakai bahan percobaan berupa air yang digunakan sebagai media pembawa panas.

3.2.2. Alat uji

Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bangunan efek rumah kaca hybrid yang telah dirancang oleh Wulandani et.al 2009

3.2.3. Alat ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Termokopel tipe CC Copper Constanta b. Pyranometer Model MS-401 c. Alat ukur waktu, alat ukur panjang dan alat tulis d. Termometer Alkohol 0-100 ºC e. Anemometer Clinomaster Kanomax tipe 6011 f. Tangmeter g. Kassa-kapas, plester, gelas plastic kecil, dan obeng h. Termometer bola basah dan bola kering i. Heater 1000 W 220V j. Recorder Hybrid k. Multimeter l. Kalkulator CASIO Tipe Fx-350ms m. Personal Computer 15

3.3. Spesifikasi teknis pengering rancangan Wulandani et.al

Desain struktural dan fungsional alat pengering meliputi bentuk, dimensi dan fungsi komponen alat pengering dapat diuraikan sebagai berikut: Gambar 10. Desain alat a. Kolektor surya model konsentrator dibuat untuk mengakumulasikan energi surya yang terbuat dari bahan stainlees steel yang bertujuan agar pemantulan reflektanitas energi surya terjadi secara maksimal. Model ini merupakan konsentrator tipe penyerapan garis atau dua dimensi. b. Absorber terbuat dari bahan tembaga dipasang tepat pada ½ r lengkungan receiver yang bertujuan agar dapat memfokuskan pemantulan energi radiasi surya. Bahan tembaga digunakan karena mempunyai nilai konduktivitas panas yang baik sehingga diharapkan efek pemantulan energi matahari dari receiver dapat diserap absorp secara maksimal. c. Tiang utama bangunan terbuat dari besi hollow ukuran 50 mm x 50 mm dengan maksud alat dapat menopang seluruh beban yang terpasang baik konsentrator maupun komponen yang lainnya. d. Rak pengering terbuat dari aluminium mesh yang berguna untuk tempat komoditi dengan rangka terbuat dari besi siku berukuran 3 x 3 cm. e. Tangki air terbuat dari plat besi dengan tebal 2 mm yang terpasang di bagian bawah bangunan berfungsi sebagai reservoir air untuk dialirkan menuju absorber dengan bantuan pompa ke konsentrator. f. Untuk menaikkan suhu udara pengering yang dihasilkan oleh pemanasan energi surya dan konsentrator juga digunakan tungku yang terletak dibagian bawah dapat dilihat Gambar 10. bangunan pengering. Penelitian ini tungku biomassa tidak digunakan. Panas dihasilkan dari pemansan air oleh konsentrator dan radiasi dalam efek rumah kaca alat pengering. 16 g. Sebagai komponen penyalur energi panas baik yang berasal dari tungku maupun konsentrator digunakan pipa berukuran 1,25 inchi di cat hitam berfungsi sebagai heat exchanger atau penukar panas di ruang pengering. h. Kipas berjumlah 4 unit berdaya masing-masing 80 W digunakan untuk mendistribusikan udara panas didalam ruang pengering yang berasal dari pipa heat exchanger tersebut dengan pola perpindahan panas terjadi secara crossflow. Penelitian ini lubang saluran kipas ditutup rapat dengan menggunakan bahan polyetilen sehingga tidak ada udara yang dihembus.aliran udara pengering terjadi secara konveksi alami. i. Lubang outlet

3.4. Rancangan Percobaan