Analisis Data Pertumbuhan Bakau Kurap (Rhizophora stylosa Griff.) di Persemaian Mangrove Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga, Tangerang

7 Pertumbuhan menurut Davis dan Johnson 1987 didefinisikan sebagai pertambahan dari jumlah dan dimensi pohon, baik diameter pertumbuhan sekunder maupun tinggi pertumbuhan primer yang terdapat pada suatu tegakan.

4.2 Pertumbuhan Propagul Bakau Kurap di Persemaian

Tabel 1 merupakan data rekapitulasi peubah pertumbuhan tanaman bakau kurap pada perlakuan penanaman dengan keping buah dan penanaman tanpa keping buah. Tabel 1 Peubah pertumbuhan hasil sidik ragam perbedaan tipe propagul terhadap pertumbuhan propagul bakau kurap Peubah Uji F Tipe Propagul PAH PTH Persen Hidup tn 62.40a 68.00a Waktu berakar tn 1.00a 1.00a Pecah pucuk 8.40a 6.60b Waktu 2 daun tn 8.60a 7.00a Waktu 4 daun tn 14.00a 14.00a Panjang akar 2 daun tn 8.16a 8.98a Panjang akar 4 daun tn 8.17a 9.41a Jumlah akar tn 15.47a 16.60a Tinggi tn 4.94a 5.89a Keterangan : tn = tipe propagul tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5; = tipe propagul berpengaruh nyata pada taraf uji 5; PAH = penanaman ada keping buah ; PTH = penanaman tanpa keping buah; Angka-angka pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5. Pada tabel peubah pertumbuhan hasil sidik ragam tipe propagul terhadap pertumbuhan propagul bakau kurap, dapat dilihat bahwa tipe propagul tanpa keping buah memberikan pengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 untuk peubah waktu pecah pucuk. Peubah lainnya tidak terpengaruh oleh adanya perbedaan tipe propagul.

4.2.1 Persen Hidup

Persen hidup merupakan persentase propagul ditanam yang hidup di akhir pengamatan dibandingkan dengan jumlah propagul yang ditanam secara keseluruhan. Gambar 3 Persen hidup propagul yang ditanam dengan polibag 62.40 68.00 58 60 62 64 66 68 70 PAH PTH P er sen h id u p Tipe propagul PAH PTH 8 Berdasarkan Gambar 3, persen hidup pada kedua tipe propagul berada pada 62.4 untuk PAH dan 68 untuk PTH. Walaupun terdapat perbedaan nilai, berdasarkan uji statistik perbedaan tipe propagul tidak menunjukkan pengaruh nyata pada persen hidup kedua perlakuan. Nilai persen hidup yang tergolong rendah ini disebabkan oleh kurangnya air yang tersedia selama proses penanaman awal yang menyebabkan propagul tidak langsung berkecambah dan mengalami kondisi penyimpanan. Bakau kurap memiliki benih yang termasuk dalam benih rekalsitran yang tidak toleran pengeringan berlebihan dan harus disimpan dengan kadar air tinggi untuk waktu sependek mungkin Schmidt 2002. Kondisi lapangan dengan temperatur yang tinggi dan air tersedia rendah, menyebabkan kadar air benih menurun dan menyesuaikan dengan kelembaban udara sekitar. Propagul akan segera mengalami kematian ketika kondisi lapangan tidak mendukung perkecambahan.

4.2.2 Waktu Lepas Keping Buah

Waktu lepas keping buah adalah salah satu peubah yang diukur dari waktu terlepasnya keping buah dari propagul untuk tipe propagul yang ditanam menggunakan keping buah. Gambar 4 Waktu lepas keping buah pada tipe propagul yang ditanam menggunakan keping buah Gambar 5 Propagul bakau kurap yang ditanam dengan menggunakan keping buah Buah bakau kurap yang matang dicirikan dengan telah terlepasnya keping buah dari hipokotil, warna buah hijau muda dengan bintik-bintik hitam dan warna kuning pada cincin keping buah. Kusmana et al. 2003 mengatakan buah yang belum matang perlu waktu tertentu untuk mendewasakan embrio dalam lingkungan yang baik agar embrio mencapai kondisi perkembangan tertentu sebelum benih dikecambahkan. Buah yang ditanam dengan menggunakan keping 5 7 2 7 5 19 18 23 18 20 5 10 15 20 25 PAH 1 PAH 2 PAH 3 PAH 4 PAH 5 Ju m lah Tipe propagul Minggu 1 Minggu 2